Wanita Lumpuh Ini Bisa Berkomunikasi Berkat Otak Implan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Seorang wanita berusia 58 tahun yang mengalami lumpuh di bagian tubuh sebelah kiri – akibat penyakit ALS atau amyotrophic lateral sclerosis yang dideritanya – telah menjadi pasien pertama yang menggunakan otak implan untuk mengembalikan beberapa fungsi sehari-harinya.

Wanita itu hampir sepenuhnya tak bisa menggerakkan badan setelah penyakit yang disebabkan neuron motoriknya memburuk ke titik di mana ia hanya bisa mengontrol otot-otot matanya. Sementara otak implan telah dalam pengembangan selama bertahun-tahun, pasien khusus ini telah menjadi yang pertama untuk menggunakan itu di rumah dan di luar penelitian atau pengaturan rumah sakit.

Pasien tersebut, yang pengobatannya dijelaskan dalam sebuah makalah baru di New England Journal of Medicine, memiliki alat yang disebut electrocorticograph (ECOG) yang dipasang langsung pada otaknya. Dalam hal ini, elektroda ECOG ini mengambil impuls yang biasanya terkait dengan pergerakan tangan kanannya dan kemudian memperkuat dan mengirimkan sinyal-sinyal menggunakan perangkat kecil yang ditanamkan di dadanya, lapor Engadget, Selasa (15/11).

Sebuah penerima nirkabel di luar tubuhnya kemudian mengubah sinyal menjadi data yang dapat digunakan untuk mengontrol komputer meja yang ada di hadapannya. Dalam rangka mendapatkan sistem kerja keseluruhan, pasien harus melatih otaknya dengan bermain Pong dan game pukul-pukulan di tablet, sampai dia akhirnya bisa melakukan “brain click” hanya dengan berpikir untuk memindahkan tangan kanannya.

Sementara sistem ini masih lambat – Ars Technica melaporkan bahwa butuh waktu sekitar 20 detik baginya untuk neng-klik huruf dari keyboard pada layar – sistem terus ditingkatkan untuk menambahkan fungsi yang lebih berguna seperti menyesuaikan thermostatnya atau menyalakan TV.

Untuk saat ini, keberhasilan untuk membebaskan pasien dari kelumpuhan sendiri sudah merupakan terobosan besar. Wanita itu mengaku kini menjadi lebih percaya diri dan mandiri. “Mimpi saya adalah untuk dapat mendorong kursi roda,” katanya dalam sebuah wawancara dengan New Scientist. [IF]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI