Telset.id, Jakarta – Upaya Pemerintah AS untuk meredam propaganda ISIS secara online sepertinya mebuatkan hasil. Terbukti dengan turunnya lalu lintas Twitter kelompok tersebut. Demikian dilaporkan Engadget, Senin (11/7).
Gedung Putih melaporkan bahwa lalu lintas pro ISIS di Twitter telah turun 45 persen dalam 2 tahun terakhir, baik karena upaya penutupan akun maupun gelombang pesan perlawanan. Untuk batas tertentu, itu hanya soal kecepatan informasi.
Para pejabat mengakui bahwa mereka membuat kesalahan di awal dalam memerangi pesan online ISIS, seperti membuat banyak pernyataan yang bertentangan dalam bahasa Inggris, namun mereka mengatakan bahwa mereka telah membuat konten yang lebih relevan dan melakukan koordinasi kampanye internet dengan strategi militernya.
Klaim Gedung Putih atas penurunan trafik ini sebenarnya agak sulit dibuktikan mengingat beberapa pengguna Twitter kurang mendapat perhatian, namun ini setidaknya didukung oleh data AP.
Disebutkan bahwa ada rasio yangIni tidak lebih tinggi terhadap konten anti-ISIS belakangan ini (6:1), dan akun pro-ISIS yang ada memiliki follower jauh lebih sedikit daripada tahun 2014 (300 berbanding 1.500). Tentu saja, tdak mengejutkan jika kekalahan kelompok ekstrimis ini di lapangan juga telah memainkan bagian. Apapun itu, jelas bahwa jaringan sosial kini dianggap sebagai senjata ampuh dalam memerangi ekstremis. [IF]
