Telset.id, Jakarta – Kabar akuisisi Uber Asia Tenggara oleh Grab kembali mengemuka. Informasi dari pihak terpercaya menyebut, Uber setuju untuk menjual bisnis Asia Tenggara ke Grab. Paling cepat, kesepakatan keduanya bakal diumumkan pada Senin(26/3) waktu setempat.
Dilaporkan Reuters, sebagai bagian dari perjanjian, Uber akan mendapatkan 30 persen saham dari perusahaan gabungan Uber dan Grab Asia Tenggara. Saham sebesar itu sama saja membuat Uber akan memiliki valuasi USD 6 miliar atau Rp 82,8 triliun.
Investasi miliaran dolar AS dari SoftBank pada awal 2018 lalu semakin memperkuat dugaan bahwa Uber Asia Tenggara benar-benar bakal melakukan konsolidasi dengan Grab. Alasannya, SoftBank diketahui juga menanamkan modal di Grab.
Selama beroperasi di Asia Tenggara, Uber telah menggelontorkan dana miliaran dolar AS. Namun, dana yang digelontorkan untuk insentif para driver serta diskon bagi para pelanggan tersebut tak sebanding dengan pemasukan yang didapatkan.
Sebaliknya, Grab memiliki posisi dominan di Asia Tenggara dengan jumlah konsumen tak kurang dari 640 juta orang. Desember 2017 lalu, Grab bekerja sama dengan operator taksi terkemuka di Singapura, ComfortDelgro, untuk lebih menjangkau pasar.
“Grab punya bisnis begitu besar di Asia Tenggara. Mereka sangat paham bahwa pasar di kawasan itu cukup potensial. Mereka terus mengembangkan sayap. Lain hal, Uber hanya sukses di wilayah Eropa dan AS,” kata Xiaofeng Wang, analis di konsultan Forrester.
Kesepakatan potensial antara Uber dan Grab di Asia Tenggara sepertinya akan serupa dengan yang terjadi di China pada 2016. Ketika itu, perusahaan Didi Chuxing membeli bisnis Uber di China. Sebelumnya, Didi Chuxing juga berinvestasi di Lyft, perusahaan pesaing Uber di AS.
Meskipun rela kehilangan bisnis di Asia Tenggara, Uber tetap akan melakukan investasi agresif di negara-negara tertentu. CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengatakan hal itu dalam sebuah kunjungan ke India, beberapa bulan lalu.
Kabar soal rencana akuisisi Uber Asia Tenggara oleh Grab telah mengemuka berkali-kali. Namun, dalam beberapa kesempatan, Dara Khosrowshahi selalu menepisnya. Ia menegaskan bahwa Uber tak akan menjual bisnis, tetapi justru melakukan penetrasi ke sejumlah kawasan. [SN/IF]