Telset.id – Jika Anda mengira Xiaomi hanya akan puas menjadi “raja smartphone murah”, bersiaplah untuk terkejut. Perusahaan asal Tiongkok ini baru saja meluncurkan Xring O1, chipset flagship buatan sendiri yang dibangun dengan proses 3nm TSMC dan mengklaim performa setara Apple A18 Pro. Ini bukan sekadar rebranding, melainkan desain dari nol yang menandai babak baru kemandirian teknologi Xiaomi.
Lei Jun, pendiri Xiaomi, mengungkapkan bahwa pengembangan Xring O1 menelan biaya 13,5 miliar yuan (sekitar $1,87 miliar) dan memakan waktu empat tahun. Chipset ini sekarang menghidupi dua perangkat premium: Xiaomi 15S Pro dan Pad 7 Ultra. Dengan langkah ini, Xiaomi resmi menjadi perusahaan keempat di dunia yang memproduksi prosesor smartphone in-house setelah Apple, Samsung, dan Huawei.
Desain Asli, Bukan Rebrand
Teardown oleh Geekerwan membuktikan Xring O1 sebagai desain orisinal Xiaomi. Setelah melepas memori POP, terlihat tata letak internal yang unik dan logo Xiaomi kecil yang terukir di lapisan logam. “Ini jelas bukan tiruan A18 Pro, Snapdragon 8 Elite, atau Dimensity 9400,” tegas Geekerwan dalam analisisnya.
Arsitektur yang Menggoda
Xring O1 mengusung CPU 10-core dengan konfigurasi quad-cluster:
- 2 core Cortex-X925 (3.9GHz) untuk tugas berat
- 4 core Cortex-A725 (3.4GHz) untuk performa seimbang
- 2 core Cortex-A725 (1.9GHz) + 2 core Cortex-A520 (1.8GHz) untuk efisiensi
Ditemani GPU Immortalis-G925 16-core dan NPU 6-core (44 TOPS), chipset ini mendukung LPDDR5T, UFS 4.1, Wi-Fi 7, dan USB 3.2 Gen 2. Skor AnTuTu? Lebih dari 3 juta!
Baca Juga:
Lawan Berat Bernama Apple
Benchmark acara peluncuran menunjukkan Xring O1 menyamai A18 Pro dalam tes single-core dan multi-core. “Kami tidak berharap langsung mengalahkan Apple,” kata Lei Jun, “tapi efisiensi daya kami 35% lebih baik di GPU.” Chipset ini juga mengadopsi sistem pendinginan canggih dan penjadwalan performa dinamis.
Strategi Xiaomi jelas: Xring O1 adalah batu loncatan. Perusahaan berencana menginvestasikan 50 miliar yuan (~$6,9 miliar) dalam dekade mendatang untuk mengembangkan semikonduktor, tidak hanya untuk smartphone tapi juga tablet, wearable, IoT, dan EV. Untuk modem, Xiaomi masih menggunakan pihak ketiga karena kompleksitas dan hambatan paten.
Meski demikian, Xiaomi tidak berniat sepenuhnya meninggalkan Qualcomm dan MediaTek. “Xring O1 adalah bukti konsep,” jelas Jun. “Kami masih akan memproduksi jutaan unit dengan chipset mereka di 2024.”
Lalu, apa istimewanya Xring O1? Ini bukan sekadar chipset. Ini simbol transformasi Xiaomi dari pengguna pasif teknologi menjadi arsitek aktif. Di era ketegangan geopolitik yang bisa mengacaukan rantai pasok, kemandirian semikonduktor adalah aset tak ternilai. Xring O1 mungkin belum sempurna, tapi kehadirannya di pasar flagship adalah kemenangan tersendiri. Seperti kata Lei Jun: “Ini baru langkah pertama.”