Telset.id – Kabar gembira bagi para penggemar fotografi mobile: Vivo X300 Pro, flagship andalan dengan branding Zeiss yang baru saja meluncur di China, sedang dipacu menuju peluncuran global lebih cepat dari perkiraan. Namun, ada sedikit “kompromi” yang harus diterima konsumen Eropa – kapasitas baterai yang lebih kecil dibanding varian China.
Jika Anda mengikuti perkembangan seri X200 tahun lalu, Anda pasti tahu bahwa Vivo biasanya mengambil jeda beberapa bulan sebelum merilis produknya secara global. Tapi tahun ini, ritme mereka jauh lebih cepat. Alih-alih menunggu hingga awal 2026, seri X300 diproyeksikan meluncur di pasar internasional bulan depan. Sebuah langkah agresif yang menandakan ambisi besar Vivo di panggung global.
Ben Sin dari Ben’s Gadget Reviews, salah satu reviewer yang mendapat unit lebih dulu, sudah membagikan hands-on video yang cukup komprehensif. Video tersebut diawali dengan unboxing yang menampilkan camera kit dan teleconverter – perlengkapan yang mengisyaratkan fokus utama perangkat ini. Yang lebih menarik, Ben secara langsung membandingkan X300 Pro dengan pendahulunya, X200 Ultra, dan mencatat peningkatan signifikan dalam hal performa, kamera, dan aspek lainnya.
Baca Juga:
Namun, di balik semua kemewahan spesifikasi ini, terselip detail yang mungkin membuat calon pembeli di Eropa sedikit kecewa. Sekitar menit 9:50 dalam video Ben Sin, terungkap bahwa versi Uni Eropa dari X300 Pro hanya dibekali baterai berkapasitas 5.440mAh. Angka ini jauh lebih kecil dibanding varian China yang punya baterai raksasa 6.510mAh.
Bagi yang sudah lama mengikuti Vivo, ini bukanlah hal baru. Perusahaan mengalami nasib serupa dengan X200 Pro tahun lalu. Penyebabnya? Regulasi transportasi Uni Eropa yang membatasi kapasitas baterai sel tunggal maksimal 20Wh – aturan yang mirip dengan yang diterapkan di Amerika Serikat. Akibatnya, peningkatan kapasitas baterai untuk model global tahun ini hanya 240mAh dibanding model global tahun lalu. Sebuah kenaikan yang bisa dibilang cukup modest.
Kamera Tetap Menjadi Andalan Utama
Meski ada pengurangan pada sisi baterai, Vivo tampaknya tidak bermain-main dengan segmen kamera. Setup kamera baru dengan optik Zeiss menjadi bintang utama X300 Pro. Yang paling mencolok adalah kehadiran lensa telephoto 200MP yang dipadukan dengan prosesor gambar Blueprint V3+ yang telah ditingkatkan.
Berdasarkan kesan pertama para reviewer, kombinasi hardware kamera yang powerful ini berpotensi menjadikan X300 Pro sebagai salah satu ponsel kamera terbaik tahun 2025. Sebuah klaim yang cukup berani, mengingat persaingan di segmen flagship fotografi semakin ketat.
Vivo sepertinya sangat serius dengan strategi global tahun ini. Mereka bahkan mengundang lebih banyak media internasional ke acara peluncuran di Shanghai – sebuah sinyal jelas bahwa mereka tidak main-main dengan ekspansi pasar. Pengiriman unit review yang cepat kepada para content creator global juga menunjukkan kesiapan yang matang.
Konsistensi di Tengah Kompromi Regulasi
Di luar masalah baterai, varian global X300 Pro tetap mempertahankan DNA yang sama dengan saudaranya dari China. Sistem operasi OriginOS 6 hadir utuh tanpa pengurangan fitur. Kemampuan pengisian daya juga tetap impressive dengan dukungan 90W untuk wired charging dan 40W untuk wireless charging.
Untuk Anda yang tidak sabar menunggu peluncuran resmi, beberapa importir sudah menawarkan X300 Pro dengan harga mulai sekitar $940. Tentu saja, pilihan ini berarti Anda harus rela dengan varian China yang mungkin memiliki kompatibilitas jaringan yang berbeda di Indonesia.
Lalu, bagaimana prospek Vivo X300 Pro di pasar global, khususnya Indonesia? Dengan Vivo X300 yang sudah resmi rilis dengan kamera 200MP, seri X300 Pro jelas akan mengambil posisi sebagai flagship absolut. Namun, pertanyaannya adalah: seberapa besar pengaruh pengurangan kapasitas baterai terhadap daya tarik produk ini?
Bagi pengguna berat yang mengandalkan ponsel sepanjang hari, perbedaan hampir 1.100mAh tentu bukan hal sepele. Tapi di sisi lain, kemampuan kamera yang disebut-sebut sebagai yang terbaik di kelasnya mungkin bisa menjadi kompensasi yang cukup menarik. Apalagi dengan dukungan perangkat pendukung Vivo lainnya yang semakin lengkap.
Yang pasti, percepatan waktu peluncuran global menunjukkan bahwa Vivo tidak ingin ketinggalan dalam persaingan smartphone premium tahun 2025. Mereka belajar dari pengalaman Vivo X300 Pro Mini yang sempat bocor dengan baterai besar, dan sekarang memilih strategi yang lebih pragmatis: mengikuti regulasi pasar sambil mempertahankan keunggulan di bidang fotografi.
Jadi, siapkah Anda menyambut kedatangan Vivo X300 Pro bulan depan? Atau justru lebih memilih menunggu varian China dengan baterai lebih besar? Pilihan ada di tangan Anda, tapi satu hal yang pasti – persaingan smartphone flagship tahun 2025 semakin menarik untuk diikuti.