Telset.id – Vivo Vision Discovery Edition, headset mixed reality (MR) pertama dari Vivo, resmi hadir di Indonesia. Perangkat yang sebelumnya diluncurkan di China pada Agustus 2025 ini tidak dijual secara komersial, melainkan dapat dicoba secara gratis oleh masyarakat di beberapa kota besar mulai 27 November 2025.
Alex Tiara, PR Manager Vivo Indonesia, mengungkapkan bahwa peluncuran headset MR ini menandai milestone penting bagi perusahaan. “Agustus lalu, saat kami merayakan anniversary ke-30, Vivo mencapai milestone baru dengan peluncuran headset mixed reality pertama kami, Vivo Vision Discovery Edition. Ini menandai langkah Vivo memasuki era baru, melebarkan sayap dari smartphone ke dunia mixed reality yang imersif,” ujarnya dalam peluncuran Vivo X300 series di Jakarta.

Peluncuran Vivo Vision Discovery Edition bukan sekadar produk baru, melainkan pernyataan visi Vivo untuk masa depan, di mana teknologi dan manusia hidup berdampingan secara harmonis. Perangkat ini dibangun dengan sistem inovasi Vivo Blue Technology yang mengintegrasikan keahlian mendalam di bidang imaging, sensor, dan layar.
Desain Ergonomis dan Spesifikasi Unggulan
Berbeda dari headset MR lain yang sering terasa jauh dari kehidupan sehari-hari, Vivo Vision Discovery Edition dirancang ringan dan elegan untuk pemakaian harian. Bobotnya hanya 398 gram – lebih ringan dari rata-rata headset sejenis di industri. Dimensinya kompak dengan tinggi 83 mm dan tebal 40 mm, dilengkapi zona penyangga wajah untuk distribusi beban merata.
Perangkat ini memiliki empat pelindung cahaya berbahan busa yang bisa diganti, serta tali cincin ganda (double loop band) yang dapat disesuaikan agar tetap stabil bahkan saat gerakan cepat. Desain ergonomis ini memastikan kenyamanan jangka panjang, dengan foam padding khusus yang menyesuaikan berbagai bentuk wajah.

Bagian depan headset berlapis kaca cermin dengan kamera dan sensor pelacakan, memberikan tampilan futuristik yang sekilas mirip Apple Vision Pro. Vivo sebelumnya memang telah mengisyaratkan rencana masuk ke pasar mixed reality melalui persiapan headset MR untuk 2025.
Baca Juga:
Pengalaman Interaksi Revolusioner dengan OriginOS Vision
Keajaiban utama Vivo Vision Discovery Edition terletak pada sistem interaksi penggunanya. Melalui sistem operasi baru OriginOS Vision, Vivo menata ulang cara berinteraksi: dari mengetuk layar menjadi sekadar looking (melihat), pinching (mencubit), dan dragging (menyeret).
Alex menjelaskan, “Melalui sistem OriginOS Vision yang baru, kami menata ulang interaksi dari mengetuk layar cukup dengan looking, pinching and dragging. Dengan presisi pelacakan mata 1,5 derajat dan kebebasan 26 derajat, pengalaman gerakannya akan terasa sangat alami dan konten digital benar-benar menyatu dengan sekelilingan kamu.”

Untuk visual, Vivo membenamkan dua layar Micro-OLED binocular 8K beresolusi 3.840 x 3.552 piksel per mata, mendukung 94% DCI-P3 color gamut, sudut pandang 180 derajat, serta pengalaman imersif setara menonton layar 120 inch. Teknologi audio spasial turut menghadirkan pengalaman lebih nyata.
Performa ditopang platform Snapdragon XR2+ Gen 2 yang memastikan rendering mulus dan real-time. Chipset yang sama juga digunakan dalam headset VR Samsung Galaxy XR dengan chip Snapdragon XR2+ Gen 2. Sistem ini dikombinasikan dengan sistem manajemen daya Blue Ocean untuk efisiensi baterai.
Fitur unggulan lainnya meliputi passthrough penuh warna dengan latensi hanya 13 ms, dukungan pemutaran video spasial, kontrol gestur tangan, pelacakan mata, penyesuaian diopter via lensa magnetik, serta kompatibilitas untuk game MR dan PCVR. Vivo juga menyediakan rangkaian aplikasi sehari-hari, mulai dari video dan gaming imersif, mobile cinema entertainment, hingga fitur produktivitas.
Kehadiran Vivo Vision Discovery Edition semakin memperkaya pasar mixed reality Indonesia yang juga diramaikan oleh headset XR Samsung yang fokus diluncurkan Oktober ini. Menurut Alex, Vivo Vision Discovery Edition akan mulai dapat dicoba masyarakat Indonesia mulai 27 November 2025, diawali dari Jakarta, Surabaya, dan Medan.

