Telset.id, Jakarta – TSMC baru-baru ini hentikan produksi chip AI untuk perusahaan-perusahaan di China. Langkah ini diambil setelah temuan kontroversial yang melibatkan Huawei.
Sebagai pemasok utama untuk banyak perusahaan teknologi besar, langkah ini memiliki dampak signifikan, terutama dalam industri perangkat keras berbasis AI di China. Keputusan TSMC menghentikan produksi chip AI ini konon sebagai respons terhadap tekanan dari pemerintah AS, seperti yang dilaporkan oleh Financial Times.
Kasus ini bermula ketika TechInsights, firma riset asal Kanada, menemukan bahwa chip yang diproduksi oleh TSMC digunakan dalam perangkat keras AI milik Huawei. Mengingat Huawei adalah salah satu perusahaan yang dikenakan sanksi oleh pemerintah AS, penggunaan chip TSMC dalam produk Huawei menimbulkan kekhawatiran serius di AS terkait keamanan dan pelanggaran kebijakan.
BACA JUGA:
- Chip Baru Qualcomm Bakal Diproduksi Samsung dan TSMC?
- Qualcom Luncurkan Snapdragon 8s Gen 3, Banyak Fitur Flagship
Pemerintah AS melarang perusahaan-perusahaan yang berbasis di Amerika, termasuk TSMC yang memiliki fasilitas produksi di Taiwan, untuk menyediakan teknologi apa pun kepada Huawei, baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
Sebagai respons atas temuan ini, TSMC langsung menghubungi pemerintah AS dan mulai menyelidiki situasi tersebut. Dengan menghentikan produksi chip AI untuk perusahaan di China, TSMC mungkin berusaha menunjukkan bahwa mereka patuh pada kebijakan AS dan menjaga hubungan baik dengan pemerintah AS.
Langkah ini diperkirakan akan membantu TSMC menghindari potensi sanksi dari AS yang bisa berdampak negatif pada operasi global mereka.
Menurut laporan dari Financial Times, keputusan TSMC ini juga dapat berdampak besar pada rencana perusahaan teknologi besar lainnya di China, termasuk Baidu.
Baidu sendiri dikabarkan tengah merencanakan penggunaan chip yang diproduksi oleh TSMC untuk pengembangan teknologi berbasis AI mereka. Dengan pembatalan produksi ini, perusahaan-perusahaan di China yang mengandalkan TSMC mungkin harus mencari solusi alternatif dalam produksi chip AI mereka.
Sejak diberlakukan sanksi AS, Huawei mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi mutakhir yang diperlukan untuk pengembangan produk mereka. Di sisi lain, laporan dari beberapa sumber menyebutkan bahwa Huawei tengah menawarkan gaji yang menarik bagi para insinyur TSMC agar bersedia bergabung dengan perusahaan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa Huawei mungkin sedang berupaya untuk mengembangkan teknologi internal demi mengurangi ketergantungan pada pemasok luar, terutama dari negara-negara yang memberlakukan pembatasan perdagangan terhadapnya.
BACA JUGA:
- Qualcomm Ungkap Skor Performa NPU Snapdragon X Elite, Ini Detailnya!
- Google Beralih ke TSMC untuk Produksi Tensor G6 dengan Teknologi 2nm
Dengan perkembangan terbaru ini, TSMC memperlihatkan posisinya yang tegas dalam menanggapi tekanan geopolitik yang terus meningkat antara AS dan China. Sambil terus menyelidiki insiden ini, TSMC juga mengklaim telah memutus hubungan dengan perusahaan yang diduga menjadi perantara chip untuk Huawei.
Langkah ini menegaskan komitmen TSMC untuk menjaga keamanan dan mengikuti aturan yang berlaku dalam pasar global.