Telset.id – Jika Anda mengira lompatan teknologi proses chip sudah mencapai puncaknya, bersiaplah terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan TSMC siap memulai “demam emas” berikutnya dengan teknologi 2nm yang disebut-sebut akan melampaui semua generasi sebelumnya dalam hal permintaan.
Raksasa chip asal Taiwan ini memang tak pernah kehabisan kejutan. Setiap kali meluncurkan node baru, rekor permintaan selalu terpecahkan. Proses 3nm mereka saat ini dianggap sebagai salah satu yang paling sukses dalam hal adopsi klien. Tapi N2 (nama kode untuk 2nm) ternyata sudah menunjukkan gelagat yang lebih spektakuler – bahkan sebelum produksi massal dimulai.
Revolusi GAAFET: Lompatan Performa yang Signifikan
Apa rahasia di balik antusiasme pasar terhadap 2nm? Jawabannya terletak pada transisi ke teknologi GAAFET (Gate-All-Around FET) berbasis nanosheet transistor. Perubahan fundamental ini memungkinkan node dioptimalkan untuk performa lebih tinggi atau konsumsi daya lebih rendah – fleksibilitas yang sangat diidamkan para integrator chip.
Menurut laporan CTee, TSMC berhasil mencapai tingkat kepadatan cacat (defect density) yang setara dengan node 3nm dan 5nm – pencapaian luar biasa untuk teknologi yang belum masuk produksi massal. Dalam hal performa, N2 menawarkan peningkatan kecepatan 10-15% dibandingkan N3E, selisih yang cukup berarti di dunia chip berdaya saing tinggi.
Baca Juga:
Deretan Klien Berat yang Sudah Antre
Tak mengherankan, raksasa teknologi dunia sudah mengantre. Apple dikabarkan akan menjadi konsumen terbesar node ini, kemungkinan untuk iPhone 18. NVIDIA disebut akan mengintegrasikannya dalam arsitektur Vera Rubin, sementara AMD menjadi yang pertama mengumumkan penggunaan N2 untuk prosesor Zen 6 Venice mereka.
Dengan deretan klien sekelas ini, TSMC diprediksi akan kesulitan memenuhi permintaan di fase awal. Produksi awal ditargetkan mencapai 50.000 wafer per bulan akhir tahun ini, angka yang diperkirakan akan melonjak tiga kali lipat pada 2027 seiring ekspansi fasilitas di Taiwan. Pada 2028, TSMC juga berencana memproduksi chip 2nm di fasilitas Arizona mereka.
Lalu bagaimana dengan pesaing seperti Samsung? Tampaknya tantangan fabrikasi 2nm masih menjadi pekerjaan rumah berat bagi raksasa Korea tersebut. Sementara TSMC sudah bisa menikmati “masa keemasan” berikutnya dalam dominasi pasar foundry.
Pertanyaannya sekarang: seberapa besar dampak teknologi ini pada produk akhir yang kita gunakan sehari-hari? Jawabannya mungkin akan membuat Anda berpikir ulang sebelum mengganti gadget tahun depan.