Telset.id, Jakarta – Sony Mobile sepertinya mulai menyerah untuk bersaing di industri smartphone. Sebab menurut informasi, mereka akan menarik diri dari sejumlah pasar smartphone.
Hal ini cukup disayangkan, karena Sony Mobile merupakan brand yang membuat smartphone berkualitas dengan teknologi mumpuni selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Ubergizmo, seperti dilansir Telset.id pada Senin (21/01/2019), perusahaan asal Jepang itu tampaknya tidak tahan dengan persaingan smartphone yang diisi oleh brand asal China dan Korea, seperti Xiaomi, OnePlus, Samsung dan lainnya.
{Baca juga: Terus Merugi, Sony Mobile PHK Ratusan Karyawan}
Sehingga akhirnya, mereka pun dirumorkan akan angkat kaki dari beberapa negara lainnya, setidaknya dari kawasan Asia Tenggara.
Menurut laporan dari situs asal Malaysia, Soya Cincau, Sony Mobile tak seperti sebelumnya, yang kini cenderung lebih lambat dalam meluncurkan smartphone baru.
SIRIM registry atau semacam FCC versi Malaysia pun mengungkapkan, belum ada smartphone baru yang didaftarkan oleh pabrikan tersebut sejak Juli 2018. Perangkat terakhir yang terdaftar di badan regulasi itu adalah Sony Xperia XZ2 Premium.
Situasi yang sama juga dialami di negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, di mana Xperia Z5 menjadi model terakhir yang ditawarkan. Sehingga pantas rasanya jika memprediksi bahwa Sony Mobile akan hengkang dari wilayah Asia Tenggara.
{Baca juga: Sony Sebar Undangan, Xperia Baru Siap Meluncur di MWC 2019?}
Meski demikian, Sony baru-baru ini mulai menyebar undangan untuk acara konferensi pers pada 25 Februari mendatang, tepatnya pada ajang Mobile World Congress (MWC) 2019. Namun, undangan itu tidak menampilkan informasi detail.
Menurut rumor yang beredar, perangkat utama yang akan diumumkan Sony pada ajang tahunan yang digelar di Barcelona, Spanyol, itu adalah smartphone flagship terbaru, yakni Xperia XZ4 dengan layar 6,5 inci.
Sebelumnya, Sony Mobile telah memutuskan untuk mengurangi fokus bisnis smartphone untuk beberapa negara, seperti Amerika Serikat, China, dan India pada tahun 2016 silam. (BA/FHP)