Realme 16 Pro Bocor Pakai Dimensity 7300, Turun Kelas dari Pendahulu?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Apa jadinya jika sebuah smartphone generasi baru justru menggunakan chipset yang lebih rendah dari pendahulunya? Itulah pertanyaan besar yang muncul dari bocoran terbaru Realme 16 Pro. Bocoran yang cukup mengejutkan ini mengindikasikan langkah tak biasa dari Realme, di mana varian “Pro” andalannya dikabarkan akan beralih dari Snapdragon ke MediaTek, dan bukan ke seri yang lebih tinggi.

Realme baru-baru ini memamerkan desain Realme 16 Pro series dalam empat pilihan warna yang menawan. Sentuhan desainer ternama Naoto Fukasawa, yang juga menggarap Realme GT Master Edition 2021, masih terasa. Namun, di balik kulit yang indah, ternyata ada potensi perubahan drastis pada jantung performanya. Sebagian besar spesifikasi memang sudah terungkap melalui sertifikasi TENAA di China. Tapi, satu teka-teki terbesar—chipset apa yang akan membidani—kini mulai terjawab berkat sebuah listing Geekbench.

Listing Geekbench dengan kode model RMX5120 mengungkap prosesor octa-core dengan empat core performa berkecepatan 2.5GHz dan empat core efisiensi di 2.0GHz, didampingi GPU Mali-G615 MC2. Konfigurasi ini sangat cocok dengan spesifikasi MediaTek Dimensity 7300. Di sini letak kejutannya: Realme 15 Pro, pendahulunya, ditenagai Snapdragon 7 Gen 4. Secara teori, Snapdragon 7 Gen 4 ini dianggap sebagai SoC yang lebih perkasa dibanding Dimensity 7300. Artinya, secara mentah di atas kertas, Realme 16 Pro berpotensi mengalami penurunan performa. Sebuah langkah mundur yang jarang terjadi dalam dunia upgrade smartphone.

Lantas, apa alasan di balik keputusan ini? Spekulasi pertama tentu saja soal biaya. Dimensity 7300 mungkin dipilih untuk menjaga harga Realme 16 Pro tetap kompetitif, sambil mengalokasikan sumber daya ke area lain. Realme sendiri sudah mengonfirmasi bahwa varian yang lebih tinggi, Realme 16 Pro+, akan tetap menggunakan chip Snapdragon. Ini menciptakan diferensiasi yang lebih jelas antara varian Pro dan Pro+, di mana sebelumnya jaraknya mungkin tidak terlalu lebar. Bisa jadi, strateginya adalah menjadikan 16 Pro sebagai penawar fitur lengkap dengan baterai besar, sementara 16 Pro+ fokus pada performa puncak.

Mengintip Spesifikasi Lain yang Sudah Terbongkar

Terlepas dari kontroversi chipset, sisa spesifikasi Realme 16 Pro terlihat cukup solid dan mengikuti tren 2025. Layarnya adalah panel OLED berukuran 6.78 inci dengan resolusi 1.5K, menjanjikan ketajaman dan warna yang memukau. Di sektor kamera, Realme memasang kombinasi sensor 200MP utama dan sensor sekunder 8MP di belakang, serta kamera selfie 50MP di depan. Konfigurasi ini mengandalkan sensor utama beresolusi sangat tinggi untuk detail, meski kehadiran hanya satu kamera pendamping mengisyaratkan pendekatan yang lebih fokus.

Di bagian perangkat lunak, ponsel ini diprediksi akan langsung membawa Realme UI 7 yang berbasis Android 16, memberikan pengalaman terbaru langsung dari kotaknya. Namun, senjata rahasianya mungkin justru ada di daya tahan. TENAA mencantumkan kapasitas baterai terukur sebesar 6,830mAh. Dalam konvensi industri, angka “terukur” ini biasanya mengindikasikan kapasitas tipikal yang lebih besar, kemungkinan sekitar 7,000mAh. Bayangkan, baterai sebesar itu ditambah dengan efisiensi chipset Dimensity 7300, bisa jadi kombinasi yang sulit dikalahkan untuk ketahanan seharian penuh, bahkan lebih. Pengisian dayanya didukung adapter 80W, yang tetap cepat meski tidak secepat charger 100W atau 120W di segmen premium.

Fitur penyelesaian lainnya termasuk sensor sidik jari ultrasonik di dalam layar, yang lebih cepat dan akurat dibanding sensor optik, serta IR blaster yang masih setia menghidupkan fungsi remote universal. Bocoran mengenai varian ini juga selaras dengan tren spesifikasi Realme Narzo 90 series yang sebelumnya bocor, menunjukkan garis produk yang saling melengkapi.

Analisis: Strategi atau Kompromi?

Pertanyaan besarnya: apakah ini strategi cerdik atau sekadar kompromi? Dalam persaingan smartphone mid-range yang semakin panas, diferensiasi menjadi kunci. Dengan memberi Realme 16 Pro baterai raksasa dan chipset yang cukup tangguh untuk tugas harian serta gaming casual, Realme mungkin sedang membidik segmen pengguna yang prioritas utamanya adalah daya tahan, bukan angka benchmark tertinggi. Dimensity 7300 bukanlah chipset lemah; ia mampu menangani hampir semua aplikasi dengan mulus. Pengorbanan performa puncak ini mungkin tidak terlalu terasa bagi mayoritas pengguna, namun akan sangat terlihat bagi mereka yang gemar gaming berat atau mengolah video.

Di sisi lain, langkah ini berisiko menimbulkan persepsi “downgrade” di mata konsor yang teliti. Nama “Pro” biasanya membawa ekspektasi peningkatan di semua lini, terutama performa. Realme perlu mengkomunikasikan nilai tambah lain dengan sangat jelas, misalnya dengan menonjolkan daya tahan baterai yang luar biasa atau optimasi perangkat lunak yang lebih baik. Event realme 12.12 Unbox The Magic menunjukkan bagaimana Realme agresif dalam penawaran nilai. Pola serupa mungkin akan diterapkan untuk melunakkan persepsi terhadap pilihan chipset ini.

Pada akhirnya, keputusan ini akan diuji di pasar. Jika harga Realme 16 Pro lebih menarik dibanding pendahulunya atau pesaing dengan Snapdragon 7 Gen 4, dan daya tahan baterainya benar-benar menjadi pembeda yang signifikan, maka strategi ini bisa jadi pemenang. Namun, jika harganya hanya beda tipis, konsumen mungkin akan bertanya-tanya, “Mengapa tidak menambah sedikit untuk yang lebih kencang?” Realme memainkan kartu yang berani. Apakah ini akan menjadi masterstroke atau blunder, hanya waktu yang akan menjawab. Satu hal yang pasti, lanskap smartphone mid-range tahun depan semakin menarik untuk disimak.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI