Telset.id, JAKARTA – Ponsel Nokia kembali diapresiasi pasar internasional. Sekembalinya dari tidur panjangnya, ponsel yang kini digawangi HMD Global ini sukses diterima pasar yang dibuktikan dengan menyabet hampir dua lusin atau 21 penghargaan di ajang Mobile World Congress (MWC) 2018.
Memenangkan penghargaan di ajang ini bukan hal mudah, karena para raksasa perangkat mobile kelas dunia juga merilis berbagai produk pamungkasnya sehingga persaingannya makin ketat.
Misalnya saja, Samsung meluncurkan Galaxy S9 dan S9+, di hari yang sama saat HMD Global juga merilis jajaran 5 ponsel android anyar, termasuk Nokia 8110 4G alias Nokia pisang yang melegenda.
Berdasarkan survei yang diterbitkan Brandwatch bersama dengan Twitter, seperti dilansir halaman PhoneArena, Nokia menjadi merek yang paling banyak disebutkan selama MWC 2018. Prestasi ini bahkan melebihi produsen papan atas lainnya.
Seperti Samsung harus puas di posisi kedua, kemudian disusul Huawei ditempat ketiga, dan selanjutnya ada Google di posisi empat. Sementara Apple yang memang tidak ikut berpartisipasi di MWC berada di posisi lima besar.
Dalam ajang bergengsi tersebut, CPO HMD Juho Sarvikas menyatakan bahwa 21 penghargaan di MWC merupakan torehan rekor baru untuk Nokia. Pada tahun sebelumnya, produsen handset asal Finlandia itu meraup 17 penghargaan.
[Baca juga: 5 Smartphone yang akan Jadi ‘Bintang’ MWC 2018 ]
Tahun ini HMD telah merilis jajaran Android yang cukup bagus, namun yang paling banyak menarik perhatian adalah “lahirnya kembali” Nokia 8110. Ponsel yang dibanderol hanya 80 euro atau sekitar Rp 1,3 jutaan itu mengingatkan orang akan ponsel legendaris Nokia 8110 alias Nokia pisang.
Saat ini Nokia sangat bergantung pada keputusan pemasarannya menjual model-model nostalgia yang memiliki penggemar fanatik. Sejumlah model kini ditunggu penggemarnya, terutama Nokia Communicator, yang merupakan ponsel paling bergengsi pada eranya.
Bicara Nokia, tentu tak bisa melupakan lini produk paling bergengsi mereka: Communicator. Sebelum fenomena antrian pembeli ponsel memenuhi pemberitaan media, Nokia sudah memulai euphoria tersebut pada tahun 2004.
[Baca juga: Jejak-Jejak Kejayaan Nokia di Industri Ponsel ]
Saat itu, antrian panjang terlihat di sebuah mal terkemuka Jakarta. Mereka tidak sedang mengincar smartphone berbanderol murah ala flash sale toko-toko online sekarang, melainkan yang disasar adalah Nokia Communicator 9500, smartphone canggih seharga 1 unit motor.
Apa yang membuat lini Communicator begitu fenomenal?
Masyarakat saat itu membutuhkan ponsel yang tak hanya canggih, namun dapat merepresentasikan status sosial mereka. Dan, Nokia Communicator hadir mewakili kedua faktor tersebut. Menenteng Communicator berarti menunjukkan eksistensi diri. WS/HBS]