Ngeri! Meta Digugat Lantaran Pakai Buku Bajakan untuk Latih AI

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Meta saat ini tengah menghadapi gugatan hukum yang cukup serius terkait pelatihan model AI (Artificial Intelligence) mereka, Llama yang diduga memakai dataset berupa buku bajakan.

Gugatan tersebut diajukan oleh sekelompok penulis yang menuduh Meta menggunakan buku bajakan dalam pelatihan AI mereka, sebuah langkah yang dinilai melanggar hak cipta.

Menurut dokumen hukum yang baru-baru ini dipublikasikan, Meta dituduh menggunakan dataset bernama LibGen (Library Genesis), yang dikenal sebagai salah satu sumber buku digital bajakan terbesar di internet. LibGen berisi sekitar 32 TB konten, termasuk buku ilmiah dan karya sastra lainnya.

BACA JUGA:

Penulis terkenal seperti Ta-Nehisi Coates dan komedian Sarah Silverman menjadi bagian dari gugatan tersebut.

Mereka mengklaim bahwa CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengetahui penggunaan dataset bajakan tersebut namun tetap menyetujui penggunaannya dalam pelatihan model Llama, meskipun telah ada kekhawatiran dari tim eksekutif AI Meta.

Kasus ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari gugatan serupa yang diajukan pada 2023 dan kemudian dibatalkan oleh Hakim Distrik Vince Chhabria. Dalam gugatan sebelumnya, para penulis menyatakan bahwa model AI Meta mampu menghasilkan teks yang melanggar hak cipta mereka.

Mereka juga menuduh Meta menghapus informasi manajemen hak cipta (Copyright Management Information/CMI) dari konten buku mereka.

Namun, dengan adanya bukti baru, kelompok penggugat meminta kasus ini dibuka kembali. Bukti tersebut mencakup komunikasi internal Meta yang menunjukkan bahwa penggunaan LibGen diketahui bermasalah, tetapi tetap digunakan untuk pelatihan model.

Gugatan ini menambah tekanan hukum bagi Meta, terutama di tengah pengawasan global terhadap praktik pelatihan AI yang menggunakan data dari internet.

Jika penggugat berhasil membuktikan klaim mereka, Meta dapat menghadapi konsekuensi hukum berat, termasuk tuntutan ganti rugi finansial dan pembatasan pada model AI mereka.

Di sisi lain, Hakim Chhabria tetap skeptis terhadap peluang keberhasilan gugatan ini, meskipun ia mengizinkan penggugat untuk mengajukan keluhan yang telah diperbarui.

Tantangan utama dalam gugatan ini adalah membuktikan bahwa dataset yang digunakan secara langsung melanggar hukum dan bahwa penggunaan tersebut berdampak signifikan pada hak cipta penggugat.

Kontroversi ini menunjukkan pentingnya transparansi dan etika dalam pengembangan teknologi AI. Pelatihan AI yang menggunakan dataset besar dari internet menjadi praktik umum di industri, tetapi penggunaannya sering kali memunculkan persoalan hukum dan etika, terutama terkait hak cipta.

Sebagai perusahaan teknologi besar, Meta memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa data yang mereka gunakan telah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi perusahaan lain untuk lebih berhati-hati dalam memilih sumber data untuk pengembangan teknologi mereka.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI