Telset.id, Jakarta – Meta, raksasa teknologi di balik pengembangan realitas virtual (VR) dan realitas campuran (MR), dilaporkan telah membatalkan rencana ambisiusnya untuk merilis headset XR flagship yang digadang-gadang akan menyaingi Apple Vision Pro.
Keputusan penghentian pengembangan headset XR flagship ini diambil setelah rapat peninjauan produk yang dipimpin oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, di mana proyek tersebut secara resmi dihentikan.
Headset yang punya nama kode “La Jolla” ini awalnya direncanakan untuk diluncurkan pada tahun 2027. Perangkat dikabarkan akan mengusung layar mikro OLED, teknologi yang sama digunakan pada Apple Vision Pro, membuatnya lebih unggul dibandingkan dengan Quest 3. Namun, proyek ambisius ini terhenti karena beberapa alasan krusial.
BACA JUGA:
- Meta Ajukan Paten yang Mirip dengan Fitur Apple Vision Pro
- Meta Berupaya Beli Suara Artis Hollywood untuk Proyek AI
Salah satu hambatan utama yang menyebabkan pembatalan ini adalah biaya produksi yang tinggi. Tim di Reality Labs, divisi Meta yang bertanggung jawab atas proyek ini, berusaha keras untuk menjaga harga perangkat di bawah $1.000, namun teknologi layar mikro OLED yang digunakan terbukti sangat mahal.
Sebagai perbandingan, Apple Vision Pro dijual seharga $3.500, yang mana ini jauh di atas anggaran yang diinginkan Meta untuk headset XR di kelas flagship..
Selain kendala biaya, permintaan pasar yang rendah untuk headset XR premium juga menjadi faktor penting dalam keputusan ini. Penjualan Apple Vision Pro yang tidak sesuai harapan serta ejekan yang diterima Meta Quest Pro karena harganya yang mencapai $1.500 menunjukkan bahwa pasar mungkin belum siap untuk perangkat dengan harga tinggi ini.
Meskipun headset XR flagship ini dibatalkan, Meta tidak sepenuhnya meninggalkan pengembangan perangkat VR dan MR. Sebaliknya, perusahaan ini tampaknya sedang merumuskan ulang strateginya dengan fokus pada perangkat yang lebih terjangkau dan ramah konsumen.
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa Meta sedang mempersiapkan peluncuran Quest 4 pada tahun 2026. Selain itu, versi lebih terjangkau dari Quest 3 juga dikabarkan sedang dalam pengembangan. Langkah ini menunjukkan fokus Meta pada segmen pasar yang lebih luas, yang mungkin lebih tertarik pada perangkat dengan harga yang lebih masuk akal.
Dalam perubahan strategis lainnya, Meta juga dilaporkan tengah berupaya melisensikan perangkat lunak XR mereka, Horizon OS, kepada produsen perangkat keras pihak ketiga.
Meskipun kesepakatan dengan LG gagal, Meta masih terus mengeksplorasi peluang untuk memperluas jangkauan teknologi mereka melalui kemitraan dengan perusahaan lain, seperti raksasa teknologi India, Jio.
Meski saat ini Meta memilih untuk menghentikan pengembangan headset XR flagship, ada kemungkinan perusahaan ini akan menghidupkan kembali konsep tersebut di masa depan, terutama jika pasar untuk perangkat kelas atas ini semakin berkembang.
CTO Meta, Andrew Bosworth, juga mengisyaratkan bahwa perusahaan memiliki banyak prototipe yang sedang dikembangkan dan keputusan seperti ini adalah bagian dari proses inovasi yang berkelanjutan.
Pembatalan headset XR flagship ini menunjukkan bahwa Meta tidak takut untuk merubah strategi demi mengikuti dinamika pasar dan teknologi.
Dengan fokus pada perangkat yang lebih terjangkau dan upaya untuk melisensikan perangkat lunak XR mereka, Meta tampaknya sedang mencari cara untuk tetap relevan dan menjadi pemimpin dalam industri VR dan MR.
BACA JUGA:
- Meta AI Kesulitan Bikin Gambar Wajah dengan Ras Berbeda
- Apple Ternyata Latih Apple Intelligence Pakai Video YouTube
Ke depan, kita bisa mengharapkan inovasi lebih lanjut dari Meta, termasuk peluncuran Quest 4 dan potensi kerjasama baru yang bisa membawa teknologi XR ke lebih banyak tangan konsumen. Sementara itu, perkembangan ini menegaskan bahwa industri XR masih berada dalam tahap evolusi, dengan banyak peluang dan tantangan di depan. [FY/IF]