MediaTek Dimensity 9400+ vs Snapdragon 8 Elite: Pertarungan Sengit Chipset Flagship

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ponsel flagship selalu menjadi pusat perhatian? Jawabannya seringkali terletak pada jantung perangkat tersebut: chipset. Kini, dua raksasa prosesor, MediaTek dan Qualcomm, kembali berhadapan dengan varian terbaru mereka—Dimensity 9400+ dan Snapdragon 8 Elite. Pertarungan ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan menentukan masa depan performa smartphone.

MediaTek, yang dulu sering dipandang sebagai “underdog”, kini semakin percaya diri dengan lini Dimensity-nya. Dimensity 9400+ disebut-sebut sebagai penyempurnaan dari pendahulunya, dengan peningkatan kecepatan yang signifikan. Sementara itu, Snapdragon 8 Elite tetap menjadi andalan vendor premium seperti Samsung dan OnePlus. Lalu, siapa yang unggul?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita lihat bagaimana kedua chipset ini bersaing di lapangan. Bocoran terbaru dari Geekbench mengungkapkan performa yang hampir seimbang, dengan selisih tipis di beberapa aspek. Namun, detail teknisnya justru lebih menarik untuk dikulik.

Performa CPU: MediaTek Mengejar Ketertinggalan

Dimensity 9400+ mencatat skor single-core 2949 dan multi-core 9258 dalam tes Geekbench. Angka ini tidak jauh di bawah Snapdragon 8 Elite yang mencapai 3049 (single-core) dan 9793 (multi-core) di Galaxy S25 Ultra. Peningkatan ini berkat kecepatan clock Cortex-X925 Prime yang ditingkatkan menjadi 3.7 GHz, dibandingkan 3.63 GHz pada Dimensity 9400 biasa.

MediaTek juga meningkatkan kecepatan empat core Cortex-A720 Efficiency menjadi 2.4 GHz, naik dari 2.0 GHz sebelumnya. Perubahan ini menunjukkan strategi MediaTek untuk fokus pada efisiensi daya tanpa mengorbankan performa. Namun, Qualcomm tetap unggul di sisi kecepatan maksimal berkat dua core Oryon Phoenix L-nya yang mencapai 4.32 GHz.

GPU dan Proses Manufaktur: Pertarungan yang Sama Kuat

Menariknya, MediaTek mempertahankan GPU Immortalis G925-MC12 dengan kecepatan 1.612 GHz, sama seperti Dimensity 9400. Keputusan ini mungkin mengejutkan, mengingat persaingan ketat di segmen gaming. Namun, TSMC sebagai pabrikan chipset menggunakan proses node 3nm generasi kedua (N3E) untuk kedua chipset ini, menjamin efisiensi dan kinerja tinggi.

Snapdragon 8 Elite juga mengandalkan TSMC N3E, menunjukkan bahwa pertarungan sebenarnya adalah pada arsitektur, bukan proses produksi. Qualcomm mengandalkan kombinasi dua core Oryon Phoenix L (4.32 GHz) dan enam core Oryon Phoenix M (3.53 GHz), sementara MediaTek memilih satu core Cortex-X925 (3.7 GHz), tiga core Cortex-X4 (3.3 GHz), dan empat core Cortex-A720 (2.4 GHz).

Ketersediaan di Pasar: Snapdragon Masih Dominan

Satu hal yang mungkin menjadi kelemahan MediaTek adalah ketersediaan perangkat berbasis Dimensity 9400+ di pasar global, khususnya AS. Snapdragon 8 Elite dipastikan akan menghadirkan Galaxy S25 dan OnePlus 13, sementara Dimensity 9400+ hanya akan tersedia di Vivo X200s—itupun belum jelas apakah akan dijual di luar Asia.

Bagi penggemar teknologi, pertarungan ini semakin menarik karena kedua chipset menawarkan pendekatan berbeda: MediaTek fokus pada keseimbangan performa-efisiensi, sementara Qualcomm mengejar kecepatan maksimal. Mana yang lebih baik? Jawabannya tergantung pada kebutuhan Anda.

Jika Anda mencari performa gaming ekstrem, Snapdragon 8 Elite mungkin pilihan tepat. Namun, jika Anda menginginkan efisiensi daya yang lebih baik tanpa kehilangan performa signifikan, Dimensity 9400+ layak dipertimbangkan. Satu hal yang pasti: persaingan ketat ini hanya menguntungkan konsumen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI