Telset.id, Jakarta – Awal tahun ini, banyak sekali vendor smartphone yang mengeluarkan seri dengan menjagokan sisi dual-camera sebagai daya tariknya. Sebut saja seperti LG G6, Xiaomi Mi 6, Oppo F3 Plus, Asus Zenfone Zoom S, dan lainnya.
Hal tersebut tentunya membuat dual-camera seolah menjadi fitur “wajib” yang harus ada pada smartphone sekarang ini karena boleh diakui, teknologi tersebut sekarang sudah menjadi trend baru mirip seperti trend smartphone selfie yang membawa kamera depan beresolusi besar. Karena trend tersebut, konsumen langsung memiliki anggapan bahwa smartphone dengan fitur dual-camera akan lebih baik daripada satu kamera saja.
Ya, mungkin anggapan itu bisa benar, tapi juga bisa salah. Memang dengan kemajuan teknologi smartphone saat ini khususnya untuk kamera semakin berkembang dengan pesat. Tapi sebenarnya apa sih teknologi dual-camera itu? Apakah hanya penambahan kamera di satu sisi entah itu sisi depan dan juga belakang, atau ada peningkatan dalam hal detail atau lainnya?
Sebenarnya dual-camera pada smartphone sekarang ini lebih kepada membuat hasil gambar menjadi detail karena memadukan dua lensa kamera yang memiliki tugas berbeda. Dengan adanya teknologi ini, secara garis besarnya sebuah kamera smartphone bisa “mendekati” hasil kamera sungguhan, meski tidak sesempurna kamera DSLR karena terbentur dengan ukuran lensa, teknologi serta komponen pendukung lainnya.
Konfigurasi dual-camera yang disematkan pada smartphone saat ini tidak cuma satu jenis saja, melainkan beberapa jenis. Seperti misalnya konfigurasi lensa RGB dan monokrom yang artinya pada lensa di kamera utama yang secara garis besar sama dengan kamera smartphone pada umumnya, dan lensa di kamera lainnya atau kamera kedua yang biasanya merupakan lensa monokrom untuk membuat hasil foto menjadi lebih detail.
Jadi intinya, saat pengambilan gambar, kedua lensa tersebut sekaligus akan mengambil dua gambar sekaligus kemudian digabungkan dengan bantuan software yang menjadikan gambar berwarna akan memiliki detail yang lebih baik daripada kamera biasa. Konfigurasi dual-camera ini digunakan oleh beberapa smartphone misalnya saja Huawei P10.
Kemudian ada juga konfigurasi kamera yang memungkinkan kamera smartphone memiliki kemampuan optical zooming. Konfigurasi yang digunakan oleh iPhone 7 Plus serta Asus ZenFone Zoom S tersebut memungkinkan penggunanya untuk bisa mengambil gambar dengan jarak yang lebih dekat dibandingkan lensa standar pada kamera smartphone pada umumnya.
Keuntungan dari smartphone yang menggunakan dual-camera dengan konfigurasi ini adalah mampu menghasilkan hasil foto bokeh yang merupakan salah satu ciri khas hasil foto dari kamera DSLR.
Konfigurasi terakhir dari dual-camera pada smartphone adalah perpaduan antara kamera normal dengan kamera dengan lensa wide-angle. Konfigurasi tersebut digunakan tak hanya pada kamera belakang seperti LG G6, melainkan juga digunakan pada kamera depan untuk selfie seperti Oppo F3 Plus.
Tidak seperti dua konfigurasi sebelumnya, dual-camera model ini tidak menggabungkan hasil gambar dari dua lensa yang berbeda menjadi satu gambar yang maksimal. Melainkan keduanya “bekerja sendiri-sendiri”. Misalnya saja pada Oppo F3 Plus, ketika si pengguna merasa lensa normal yang dipakai untuk selfie tidak bisa mengambil view secara utuh, maka dengan menggunakan lensa wide-angle, view tersebut akan terlihat utuh atau bisa menangkap lebih banyak objek dalam satu frame.
Well, meski memiliki pengertian yang berbeda, bisa ditarik kesimpulan jika teknologi dual-camera pada smartphone sebenarnya memiliki satu tujuan yakni memungkinkan penggunanya untuk bisa mengambil momen penting dengan kualitas terbaik sehingga momen tersebut tak mudah untuk dilupakan. (FHP)