Telset.id, Jakarta – Samsung Galaxy S25 Ultra diperkirakan akan membawa peningkatan harga dibandingkan pendahulunya, Galaxy S24 Ultra.
Menurut rumor yang dilaporkan melalui akun Weibo, peningkatan harga ini disebabkan oleh naiknya biaya produksi (Bill of Materials/BoM) yang mencapai USD110 (sekitar Rp 1,7 juta) lebih tinggi dibandingkan S24 Ultra.
Seperti yang dilaporkan, produsen ponsel, termasuk Samsung, fokus pada margin keuntungan, sehingga kemungkinan besar biaya tambahan tersebut akan dibebankan kepada konsumen, terutama di pasar global. Namun, pasar Tiongkok mungkin menjadi pengecualian, mengingat persaingan yang sangat ketat di wilayah tersebut memungkinkan harga tetap stabil.
BACA JUGA:
- Galaxy S25 Ultra dengan Android 15 Muncul, Perlihatkan One UI 7
- Samsung Galaxy S25 Dijadwalkan Rilis Lebih Cepat, Awal Januari?
Meskipun belum ada konfirmasi resmi, tren ini sejalan dengan strategi harga yang sering diterapkan pada seri flagship Samsung sebelumnya. Jika rumor ini benar, konsumen di berbagai wilayah harus bersiap menghadapi kenaikan harga.
Menariknya, rumor lain mengungkapkan bahwa Samsung juga mempertimbangkan efisiensi biaya pada teknologi layar untuk seri Galaxy S25, meskipun ini kemungkinan besar hanya berlaku pada model yang lebih rendah, bukan Ultra.
Galaxy S25 Ultra sendiri diprediksi tetap menawarkan fitur unggulan yang memerlukan komponen mahal, sehingga menambah beban produksi.
BACA JUGA:
- Samsung Siapkan HP Layar Gulung dengan Ukuran Besar
- Samsung Galaxy S25 dan S25+ Kantongi Sertifikasi 3C
Samsung Galaxy S25 Ultra diperkirakan akan dirilis pada Januari 2025. Meskipun belum ada detail resmi mengenai harga, peningkatan BoM sebesar lebih dari Rp1,7 jutaan membuat kenaikan harga menjadi hal yang cukup masuk akal, terutama di luar Tiongkok.