Jangan Kaget! 10 Tahun Lagi, Harga iPhone Flagship Nyaris Rp 100 Juta

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Harga iPhone flagship pada tahun 2032 atau 10 tahun lagi, diprediksi mencapai USD 6.000 atau sekitar Rp 89 jutaan, nyaris Rp 100 juta. Kok bisa?

Banyak orang yang masih sulit membayangkan saat Apple merilis iPhone dengan harga USD 999 atau sekitar Rp 15 jutaan pada lima atau enam tahun yang lalu.

Tapi sekarang, hampir semua smartphone flagship dengan spesifikasi premium, dibanderol dengan harga yang jauh lebih mahal dari 15 juta, bahkan ada yang menembus angka 20 jutaan.

Jika kita kilas balik sebentar, iPhone X 2017 adalah smartphone pertama yang dijual seharga USD 999. Meski awalnya harga itu dianggap tidak masuk akal, namun terbukti ponsel itu sukses terjual, laris manis di pasaran.

BACA JUGA:

Gebrakan Apple dengan iPhone X nya itu membuka mata para kompetitornya, bahwa harga iPhone flagship dengan harga “super mahal” juga bisa diterima pasar. Tak ayal, para pesaing Apple, seperti Samsung segera mengikuti langkah Apple tersebut.

Raksasa elektronik Korea Selatan itupun merilis smartphone flagship-nya dengan harga belasan juta rupiah, bahkan seri Galaxy Z Fold dibanderol di atas 20 jutaan, selain seri Galaxy Note.

Menariknya, tren ini memiliki efek riak hingga ke Negeria Tirai Bambu, karena para pemain China, seperti Oppo yang dikenal membuat ponsel terjangkau tidak dapat menahan diri untuk mengikuti tren tersebut.

Perusahaan analis pasar, Mozillion, baru saja merilis laporan terbarunya yang menganalisis kenaikan harga smartphone selama satu dekade terakhir, dan prediksi harga smartphone hingga 10 tahun ke depan.

Menurut Mozillion, iPhone mencatat kenaikan harga yang paling besar dibandingkan smartphone lainnya. Harga iPhone flagship telah meningkat dari $199 (sekitar Rp 2,9 juta) pada tahun 2012 untuk iPhone 5, menjadi $1.099 (Rp 16 jutaan) untuk iPhone 13 Pro Max, meningkat sebesar 452 persen.

BACA JUGA:

Jika tren ini berlanjut, Mozillion memperkirakan pada tahun 2032 nanti harga iPhone bisa menembus $6.069 atau setara Rp 89 juta, nyaris hampir mendekati Rp 90 jutaan atau bahkan 100 juta rupiah.

Yang mengejutkan, HP flagship Motorola dan Huawei berada di urutan berikutnya dalam daftar ponsel yang mengalami kenaikan harga terbesar dalam sepuluh tahun terakhir.

Mozillion memprediksi, ponsel kelas atas dari Huawei dapat dijual seharga lebih dari $3.300 atau setara Rp 48 jutaan pada tahun 2032, dengan asumsi tren peningkatan 221 persen saat ini terus berlanjut.

Sebagai informasi, sebelum AS mengeluarkan kebijakan embargo yang memasukkan Huawei ke “daftar hitam”, ponsel mereka dulunya 30 persen lebih murah daripada perangkat pesaingnya, termasuk produk Apple dan Samsung.

Tetapi sejak diembargo AS, perusahaan raksasa teknologi China itu harus berjuang untuk mendapatkan komponen buat ponselnya. Alhasil, jumlah produksi ponsel menurun drastis dan terjadi kelangkaan produk di pasar, yang menyebabkan kenaikan harga.

Harga smartphone flagship Motorola juga meningkat dari $299,99 pada tahun 2012 menjadi $999,99 pada tahun 2022, menjadikannya 233 persen lebih mahal. Jika tren kenaikan ini dipertahankan, ponsel premium Motorola dapat berharga lebih dari $3.333 atau setara Rp 48 jutaan pada tahun 2032.

Yang menarik, meski Samsung saat ini masih menguasai pasar ponsel dunia, namun Samsung hanya berada di urutan keempat dari sisi peningkatan harga, di bawah Huawei dan Motorola. Diperkirakan harga ponsel Samsung akan naik 184 persen untuk smartphone flagship dengan spesifikasi tertinggi.

Sementara peningkatan harga paling kecil dicatat Nokia, dimana harga ponsel premium Nokia hanya akan naik 55 persen. Begitupun untuk OnePlus akan mencatat peningkatan 142 persen, dan Sony akan naik 105 persen.

Well, meski laporannya cukup menarik, namun laporan tersebut tidak boleh dianggap sebagai ramalan yang sudah pasti. Karena komponen harga sangat berpengaruh pada kondisi ekononi setiap negara.

BACA JUGA:

Konon, harga makanan dan BBM menjadi kunci terjadinya kenaikan semua barang, termasuk smartphone. Jadi, kalau terjadi kekurangan sumber daya yang melanda dunia, kenaikan harga barang akan sangat tinggi.

Selain itu, konsumen yang tidak berdomisili di negara asal juga harus membayar bea masuk dan pajak. Mari kita berharap gaji kita akan tetap dibayarkan, dan juga akan terus naik. Anda harus memastikan ini pada bos Anda. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI