Telset.id – Pernahkah Anda memperhatikan spesifikasi smartphone terbaru dan menemukan deretan angka seperti IP66 + IP68 + IP69? Dulu, satu rating IP saja sudah cukup membuat kita tenang. Tapi kini, Realme GT 8 dan OPPO Find X9 memamerkan tiga rating sekaligus. Mengapa harus sebanyak itu? Bukankah IP69 seharusnya sudah mencakup semuanya?
Di balik deretan angka yang terkesan berlebihan ini, tersembunyi cerita menarik tentang evolusi standar perlindungan perangkat elektronik. Sebagai konsumen, kita sering kali dibombardir dengan jargon teknis yang justru membuat bingung. Padahal, memahami makna sebenarnya dari rating IP ganda ini bisa membantu Anda memilih smartphone yang tepat tanpa terjebak dalam permainan angka.
Industri smartphone sedang mengalami transformasi signifikan dalam hal ketahanan perangkat. Jika dulu flagship seperti yang kita lihat dalam Vivo X300 Pro vs iPhone 17 Pro Max: Duel Flagship 2025 yang Sengit cukup dengan IP68, kini standar tersebut dianggap belum lengkap. Tapi benarkah kita membutuhkan semua perlindungan ekstra ini?
Dekonstruksi Kode IP: Lebih dari Sekadar Angka
Mari kita bedah makna sebenarnya di balik kode IP. “IP” merupakan singkatan dari Ingress Protection, standar internasional yang mengukur ketahanan perangkat terhadap elemen padat (debu) dan cair (air). Formatnya selalu IPXY, di mana X mewakili perlindungan debu (skala 0-6) dan Y untuk air (skala 0-9).
Yang sering tidak disadari: setiap angka mewakili jenis tes yang berbeda dengan metodologi berlainan. IP66 berarti perangkat kedap debu dan tahan terhadap jet air bertekanan tinggi. IP68 menjamin ketahanan terhadap perendaman dalam air lebih dari 1 meter selama 30 menit. Sementara IP69 adalah level tertinggi untuk ketahanan terhadap air bertekanan tinggi dan suhu panas mencapai 80°C.
Di sinilah letak persoalannya: tes-tes ini tidak saling tumpang tindih. Sebuah ponsel bisa lolos uji perendaman IP68 namun gagal saat dihadapkan pada tekanan tinggi IP69. Sebaliknya, perangkat yang tahan pressure washer belum tentu aman saat terendam lama di kolam renang.
Baca Juga:
Realitas di Balik Multiple IP Ratings
Fenomena rating IP ganda ini bukan sekadar gimmick marketing belaka. Ada perkembangan engineering yang mendasarinya. Kemajuan dalam teknologi adhesive, desain gasket, dan nano-coating memungkinkan smartphone modern melewati berbagai tes ekstrem sekaligus.
Tapi mari kita jujur: bagi kebanyakan pengguna, IP68 sebenarnya sudah lebih dari cukup. Bayangkan skenario penggunaan sehari-hari: ponsel terkena hujan, tumpahan kopi, atau bahkan jatuh ke bak mandi. IP68 sudah menjamin keselamatan perangkat dalam kondisi-kondisi tersebut.
Lalu untuk apa IP69? Rating ini sebenarnya lebih relevan untuk perangkat industri, smartphone rugged, atau peralatan militer yang mungkin menghadapi pressure washing atau kondisi debu ekstrem. Namun, dalam persaingan smartphone yang semakin ketat, produsen berlomba menunjukkan keunggulan teknis mereka—bahkan untuk fitur yang mungkin jarang digunakan konsumen biasa.
Perkembangan ini juga terlihat dalam lini smartphone entry-level. Seperti yang kita lihat pada Itel Super 26 Ultra Tawarkan Chipset 6nm & Layar 144Hz di Rp 2 Jutaan, bahkan ponsel budget kini menawarkan fitur yang dulu hanya ada di flagship.
Psikologi Marketing di Balik Angka-Angka Tersebut
Tidak bisa dipungkiri, ada dimensi psikologis dalam strategi multiple IP ratings ini. “IP69” terdengar lebih mengesankan daripada “IP68”, meski mungkin tidak semua orang memahami perbedaannya. Dengan menampilkan tiga rating sekaligus, produsen menciptakan persepsi perlindungan total—seolah-olah ponsel mereka kebal terhadap segala kondisi.
Strategi ini mirip dengan yang kita lihat dalam spesifikasi kamera atau processor. Seperti dalam Vivo Y50 5G dan Y50m Resmi Meluncur: Baterai 6000 mAh dan Chipset Dimensity 6300, angka-angka besar sering kali digunakan untuk menonjolkan keunggulan produk.
Tapi sebagai konsumen cerdas, kita perlu bertanya: seberapa sering kita akan mengekspos smartphone ke pressure washer berair panas? Atau menyelamkannya lebih dari 1.5 meter? Dalam banyak kasus, rating tambahan ini seperti membeli asuransi untuk skenario yang hampir tidak mungkin terjadi.
Namun, ada nilai praktis dalam diversifikasi testing ini. Dunia nyata tidak datang dengan kondisi seragam. Kecelakaan terjadi dalam berbagai bentuk: dari tumpahan bir hingga terjatuh di lumpur, dari kehujanan hingga tercebur di kolam. Memiliki multiple certifications berarti ponsel telah diuji dalam berbagai skenario failure mode yang berbeda.
Jadi, meski terkesan berlebihan, pendekatan multiple IP ratings ini merepresentasikan evolusi dalam filosofi perlindungan perangkat. Daripada mengandalkan satu standar universal, produsen kini mengadopsi pendekatan multi-dimensional untuk memastikan keamanan perangkat dalam berbagai kondisi tak terduga.
Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi fenomena ini? Sebagai konsumen, yang terpenting adalah memahami kebutuhan aktual kita. Jika Anda bukan pekerja konstruksi atau tidak berencana membawa smartphone saat bersih-bersih dengan pressure washer, IP68 saja sebenarnya sudah memadai. Tapi jika budget memungkinkan dan Anda menginginkan peace of mind ekstra, tidak ada salahnya memilih perangkat dengan multiple IP ratings—asal memahami bahwa Anda membayar untuk perlindungan yang mungkin tidak pernah digunakan.
Yang pasti, era rating IP ganda ini menunjukkan betapa industri smartphone terus berinovasi—tidak hanya dalam hal performance dan kamera, tetapi juga dalam ketahanan fisik. Dan sebagai konsumen, kita diuntungkan dengan adanya pilihan yang lebih beragam untuk menyesuaikan dengan gaya hidup dan kebutuhan masing-masing.