Telsetmid, Jakarta – FBI bekerja sama dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat berhasil menangani ancaman serius yang berasal dari malware PlugX. Malware ini telah menjangkiti lebih dari 2,5 juta perangkat secara global.
Dengan perintah pengadilan, FBI menghapus malware dari ribuan komputer di Amerika Serikat, menandai langkah signifikan dalam pengendalian ancaman siber.
PlugX yang dikembangkan olek kelompok hacker dari China ini pertama kali muncul pada 2008 sebagai alat yang memungkinkan peretas mengontrol perangkat Windows dari jarak jauh melalui backdoor.
BACA JUGA:
- Hati-hati! Pencurian Data Smartphone Biasanya dari Informasi GPS
- Waspada! Ada Serangan Siber Targetkan ID Apple
Pada 2020, malware ini diperbarui dengan kemampuan “wormable”, yaitu menyebar melalui perangkat USB yang terhubung ke komputer. PlugX dikenal efektif menyusup ke perangkat tanpa terdeteksi, membuatnya menjadi ancaman serius bagi pengguna individu maupun organisasi.
Malware ini diduga dikembangkan oleh kelompok peretas Mustang Panda, yang didukung oleh negara. Mereka menciptakan versi khusus PlugX untuk misi tertentu, menjadikannya salah satu ancaman siber terbesar yang terungkap dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan dari Digital Trend, PlugX telah menjangkiti lebih dari 2,5 juta perangkat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat sendiri, sekitar 4.260 komputer teridentifikasi terinfeksi malware ini. Perangkat yang terinfeksi tidak hanya berisiko mengalami kebocoran data tetapi juga dapat digunakan sebagai alat serangan terhadap target lainnya.
Setelah mengidentifikasi skala ancaman, FBI mendapatkan persetujuan pengadilan untuk atasi masalah ini dengan tindakan penghapusan malware PlugX.
Penghapusan dilakukan menggunakan perintah self-delete yang terintegrasi dalam kode malware PlugX. Proses ini terbukti efektif, karena hanya menghapus malware tanpa memengaruhi fungsi lain dari perangkat yang terinfeksi.
FBI juga bekerja sama dengan penyedia layanan internet (ISP) untuk memberi tahu pemilik perangkat yang terinfeksi. Proses pemberitahuan dan penghapusan ini telah berlangsung sejak pertengahan 2024 dan akan terus berlanjut hingga seluruh perangkat yang terinfeksi diidentifikasi.
Keberhasilan dalam menangani PlugX tidak lepas dari kolaborasi internasional. Pada Juli 2024, otoritas Prancis menjadi yang pertama memanfaatkan perintah self-delete untuk membersihkan perangkat yang terinfeksi.
Hingga saat ini, 22 negara lain mengikuti langkah tersebut, menunjukkan pentingnya kerja sama lintas negara dalam menangani ancaman siber global.
Meskipun FBI telah berhasil atasi malware PlugX, kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya penelitian dan pengembangan teknologi keamanan siber. Ancaman dari malware baru dengan kemampuan lebih canggih terus berkembang, menuntut kesiapan dan kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas siber global.
BACA JUGA:
- Studi: iOS Lebih Rentan Terhadap Serangan Siber Dibanding Android
- Pembuat Spyware Ini Dinyatakan Bersalah Atas Serangan Terhadap WhatsApp
Keberhasilan FBI dan Departemen Kehakiman dalam menangani PlugX menunjukkan betapa pentingnya respons cepat terhadap ancaman siber. Selain itu, langkah ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara penegak hukum, penyedia layanan internet, dan komunitas global dapat menghadapi ancaman keamanan yang kompleks.
Untuk melindungi perangkat Anda, pastikan untuk selalu memperbarui sistem operasi, menggunakan perangkat lunak antivirus terpercaya, dan berhati-hati saat menggunakan perangkat USB dari sumber yang tidak dikenal.
Meta Deskripsi:
FBI berhasil menghapus malware PlugX dari ribuan PC di AS. Temukan bagaimana malware ini bekerja dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya.
Kata Kunci:
PlugX malware, keamanan siber, FBI hapus malware, Mustang Panda, malware USB, ancaman siber global, penghapusan malware PlugX, self-delete malware.