Telset.id – Jika Anda mengira pertarungan chipset flagship tahun ini hanya soal angka di atas kertas, bersiaplah untuk terkejut. Samsung Exynos 2500 dan Qualcomm Snapdragon 8 Elite menghadirkan lompatan teknologi yang mengubah cara kita memandang performa mobile. Tapi, siapa sejatinya yang layak disebut raja?
Debut Exynos 2500 pada Galaxy Z Flip 7 menandai kebangkitan Samsung di arena chipset custom. Dengan konfigurasi CPU 10-core dan GPU Xclipse 950, ini adalah usaha paling ambisius mereka. Namun, Snapdragon 8 Elite—yang sudah lebih dulu merajai Galaxy S25 Ultra—tampil dengan senjata baru: arsitektur Oryon custom dan efisiensi TSMC 3nm.
Benchmark: Pertarungan yang Tidak Seimbang?
Data AnTuTu menunjukkan Snapdragon 8 Elite unggul telak dengan skor 2,2 juta—mengalahkan Exynos 2500 yang mentok di 1,5 juta. Dominasi Qualcomm paling terasa di GPU (lead 59%) dan CPU (lead 51%).
Geekbench mengkonfirmasi tren serupa. Snapdragon mencetak 3.179 (single-core) dan 10.114 (multi-core), sementara Exynos tertinggal 54% dan 33%. “Ini bukti bahwa core custom Oryon Qualcomm lebih efisien dalam menangani beban berat,” jelas analis Telset.id.
Baca Juga:
Di Balik Angka: Keunggulan Tersembunyi
Meski kalah di benchmark, Exynos 2500 punya senjata rahasia:
- Konektivitas 5G lebih cepat (12.1Gbps vs 10Gbps)
- NPU 59 TOPS untuk AI on-device
- Dukungan kamera 8K/60fps (Snapdragon hanya 8K/30fps)
Namun, Snapdragon membalas dengan:
- Bluetooth 6.0 + LE Audio
- Teknologi Ultra Wideband untuk pelacakan presisi
- Optimasi gaming Adreno 830 yang lebih matang
Keputusan Samsung menggunakan Exynos 2500 di Z Flip 7 versi AS menunjukkan keyakinan mereka. Tapi, fakta bahwa mereka rela menggelontorkan Rp6 triliun untuk mengganti Exynos dengan Snapdragon di Galaxy S25 adalah pengakuan tersirat.
Jadi, siapa pemenangnya? Jika Anda pengguna berat yang butuh performa maksimal, Snapdragon 8 Elite masih tak tergoyahkan. Tapi untuk pengguna yang mengutamakan fitur khusus seperti fotografi AI atau konektivitas mutakhir, Exynos 2500 layak dipertimbangkan.