Cloud AI Pad China Unicom: Tablet 5G dengan Dua OS, Android dan Windows Sekaligus

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan sebuah perangkat yang bisa berubah wujud sesuai kebutuhan Anda. Di pagi hari, ia adalah tablet Android yang ringan untuk mengecek email dan media sosial. Siang hari, dengan satu ketukan tombol, ia berubah menjadi mesin kerja berbasis Windows untuk mengolah spreadsheet atau desain. Itu bukan lagi sekadar imajinasi, melainkan realitas yang baru saja diluncurkan oleh China Unicom dengan Cloud AI Pad.

Di pasar yang jenuh dengan tablet yang saling meniru, inovasi sejati menjadi barang langka. Kebanyakan produsen hanya berfokus pada peningkatan spesifikasi hardware—prosesor yang lebih cepat, kamera yang lebih banyak megapiksel, atau layar yang lebih tajam. Namun, China Unicom mengambil jalan berbeda. Mereka tidak hanya menjual perangkat keras, tetapi sebuah pengalaman komputasi yang terintegrasi dengan cloud, menghadirkan dualitas sistem operasi dalam satu bodi fisik. Pendekatan ini mempertanyakan kembali batasan antara perangkat mobile dan desktop.

Lantas, apakah konsep “dua dalam satu” ini sekadar gimmick, atau benar-benar menjadi solusi bagi pengguna yang menginginkan fleksibilitas maksimal? Mari kita selami lebih dalam apa yang ditawarkan Cloud AI Pad, mulai dari jantung teknologinya hingga implikasinya bagi pasar tablet di Indonesia dan global.

Spesifikasi Hardware: Ditenagai Unisoc T9100 5G

Sebelum membahas keunikan software-nya, mari kita lihat fondasi fisik Cloud AI Pad. Tablet ini dibekali layar LCD 12,2 inci dengan resolusi 2160 x 1440 piksel, menawarkan kerapatan piksel yang cukup untuk produktivitas dan konsumsi konten. Untuk urusan kamera, terdapat lensa 8MP di depan untuk panggilan video dan selfie, serta kamera belakang 13MP untuk keperluan dokumentasi sederhana.

Jantung dari perangkat ini adalah chipset Unisoc T9100. Dibangun dengan proses 6nm dari TSMC, chip ini mengadopsi konfigurasi CPU octa-core tri-cluster (1+3+4): satu inti Cortex-A76 berkecepatan 2,7GHz, tiga inti A76 2,3GHz, dan empat inti efisiensi Cortex-A55 2,1GHz. Untuk menangani grafis, hadir GPU Mali-G57 MC4 yang diklaim mampu menangani tugas-tugas visual dengan baik. Yang menarik, T9100 sudah mengintegrasikan modem 5G full-mode, yang dipasangkan dengan dukungan eSIM pada tablet. Artinya, Anda bisa mengaktifkan konektivitas 5G secara online tanpa perlu kartu fisik, sebuah fitur yang semakin relevan di era konektivitas instan.

Dapur pacu ini didukung oleh memori RAM 6GB dan penyimpanan internal 128GB dengan standar UFS 3.1 untuk kecepatan baca tulis data yang tinggi. Tablet juga mengandalkan baterai berkapasitas besar 8000mAh yang diklaim mampu bertahan hingga 10 jam untuk pemutaran video berkelanjutan, dengan dukungan pengisian daya wired 18W. Untuk pengguna yang membutuhkan fleksibilitas penyimpanan eksternal tanpa kabel, solusi seperti Kingston Dual Portable SSD bisa menjadi pelengkap yang praktis.

Keunikan Sejati: Dua Dunia dalam Satu Perangkat

Di sinilah Cloud AI Pad benar-benar bersinar dan membedakan dirinya dari sekadar tablet dengan slot SIM card terbaik di pasaran. Perangkat ini berjalan pada lingkungan Android secara default, memberikan pengalaman tablet yang familiar dan kaya akan aplikasi. Namun, keajaiban terjadi ketika Anda menekan tombol F9 pada keyboard accessory yang disertakan.

Tombol itu adalah gerbang menuju dunia lain. Secara instan, Anda akan dialihkan ke lingkungan Windows yang berjalan di cloud. Bukan emulasi atau virtualisasi lokal yang berat, melainkan sesi komputasi cloud penuh. Ini berarti pekerjaan Anda disimpan dan dijalankan di server jarak jauh, dengan tablet bertindak sebagai terminal yang tampilannya dialirkan (streamed) ke layar. Konsep ini mirip dengan layanan cloud gaming, tetapi untuk produktivitas. Nama “Cloud AI Pad” sendiri berasal dari kemampuan hybrid ini.

Cloud AI Pad China Unicom dengan keyboard accessory yang menampilkan tombol F9 untuk beralih ke Windows

Keyboard accessory tersebut juga dilengkapi dengan tombol AI khusus. Tombol ini digunakan untuk membangunkan asisten AI yang didukung oleh model besar (large model) Yuanjing milik China Unicom, menambahkan lapisan kecerdasan buatan langsung ke dalam alur kerja pengguna. Pendekatan AI yang terintegrasi ini sejalan dengan tren yang juga diusung oleh sistem operasi lain, seperti yang terlihat pada pembaruan ColorOS 16.

Analisis Pasar dan Potensi Pengguna

Dengan harga yang tercantum di JD.com sebesar 1.799 yuan (sekitar Rp 4,1 juta), Cloud AI Pad menempati segmen mid-range. Posisi harga ini menarik karena menawarkan konsep komputasi hybrid yang biasanya diasosiasikan dengan solusi enterprise yang lebih mahal. Lantas, siapa target pengguna yang paling diuntungkan?

Pertama, profesional mobile yang sering berganti konteks kerja. Mereka bisa menggunakan Android untuk komunikasi cepat dan aplikasi mobile, lalu beralih ke Windows di cloud untuk mengerjakan dokumen Office, perangkat lunak desain berbasis web, atau bahkan akses ke sistem kantor. Kedua, pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan perangkat untuk konsumsi konten sekaligus mengerjakan tugas yang memerlukan lingkungan desktop. Ketiga, mungkin ini adalah terobosan untuk pengguna di wilayah dengan infrastruktur PC yang terbatas, tetapi memiliki koneksi internet yang memadai.

Namun, konsep ini juga membawa tantangan. Pengalaman Windows yang mulus sangat bergantung pada kualitas dan stabilitas koneksi internet pengguna. Latensi yang tinggi atau bandwidth yang terbatas dapat mengganggu pengalaman. Selain itu, meskipun memiliki NPU dengan kemampuan 8 TOPS untuk pemrosesan AI lokal, beban kerja utama Windows tetap berada di cloud, yang memunculkan pertanyaan tentang keamanan dan privasi data.

Masa Depan Komputasi Hybrid dan Penutup

Kehadiran Cloud AI Pad bukan sekadar peluncuran produk lain. Ia adalah sinyal kuat tentang arah komputasi personal di masa depan: tanpa batas, berbasis cloud, dan sangat kontekstual. Ia mengaburkan garis pemisah yang selama ini tegas antara perangkat mobile dan desktop. Dalam ekosistem yang lebih luas, pendekatan serupa bisa menginspirasi produsen lain untuk tidak lagi berkompetisi hanya di ranah hardware, tetapi pada ekosistem layanan dan pengalaman yang ditawarkan.

Bagi konsumen Indonesia, produk seperti ini membuka opsi baru. Meskipun belum tersedia secara resmi, konsep yang diusungnya relevan dengan semakin meratanya koneksi 5G dan kebutuhan akan fleksibilitas kerja. Ketika tablet gaming premium memenuhi kebutuhan pecinta game, dan tablet hiburan seperti Moto Pad 60 Lite melayani keluarga, Cloud AI Pad hadir untuk menjawab dilema para pekerja hybrid dan pelajar digital. Ia mungkin bukan perangkat untuk semua orang, tetapi bagi segmen tertentu, ia bisa menjadi jawaban atas kebutuhan akan satu perangkat yang mampu melakukan segalanya—asal koneksi internet Anda mendukung. Pada akhirnya, Cloud AI Pad mengajak kita untuk memikirkan ulang: apakah masa depan komputasi ada di dalam kotak perangkat kita, atau justru di awan yang tak terbatas?

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI