Telset.id, Jakarta – CEO Nvidia, Jensen Huang mengatakan bahwa Amerika membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 20 tahun dalam hal memperoduk chip secara mandiri.
CEO Nvidia Jensen Huang menyampaikan hal yang berkaitan dengan mencapai kemandirian rantai pasokan semikonduktor di Amerika Serikat ini pada konferensi Dealbook The New York Times yang berlangsung di New York, lapor Gizmochina.
Menurut Huang, waktu yang terbilang lama, tepatnya sampai 2 dekade ini dikarenakan rumitnya sebuah tugas dan interkonektivitas produksi chip global.
BACA JUGA:
- Waduh, GPU RTX 4090 Tiba-tiba Dihapus di Situs Web Nvidia China
- Meski Ada Embargo, Nvidia akan Umumkan Chip AI untuk China
Huang menggarisbawahi kompleksitas tersebut dengan mengungkapkan bahwa produk Nvidia saat ini sangat bergantung pada komponen yang bersumber secara global, sehingga untuk menghilangkan gagasan ketergantungan eksklusif pada Taiwan, tempat elemen-elemen penting diproduksi adalah hal yang cukup sulit.
Pengungkapan ini berpotensi menjadi hambatan bagi tujuan pemerintahan Biden untuk mengembalikan industri pembuatan chip ke AS, meskipun ada upaya bipartisan dan inisiatif legislatif.
Mengatasi kekhawatiran terhadap keamanan nasional, Huang mengakui pembatasan ekspor Nvidia yang dilakukan pemerintah AS, dia menekankan adanya keseimbangan antara operasi bisnis dan pentingnya keamanan.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, para pemain utama di industri semikonduktor, termasuk Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), Samsung Electronics, dan Intel, secara aktif merencanakan ekspansi di AS. Eropa juga berupaya memperkuat manufaktur semikonduktor lokal untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan global.
Menariknya, meski ada pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh pemerintah AS, Huang menegaskan kembali komitmen Nvidia terhadap Tiongkok.
Perusahaan yang terkenal dengan kartu grafinya ini secara aktif mengembangkan produk untuk pasar Tiongkok yang mematuhi peraturan AS, dengan tujuan untuk menavigasi lanskap peraturan tanpa memicu pembatasan.
Namun, Huang memperingatkan konsekuensi yang tidak diinginkan yang timbul dari pembatasan ekspor, dengan menyebutkan bahwa sekitar 50 perusahaan Tiongkok kini mengembangkan teknologi untuk bersaing dengan penawaran Nvidia.
Untuk mengatasi tantangan dan beradaptasi dengan peraturan, Nvidia mengembangkan chip baru yang mematuhi aturan pembatasan ekspor terbaru, dan berencana untuk melanjutkan bisnis di China setelah kepatuhan terhadap peraturan tercapai.
BACA JUGA:
- CEO Nvidia Sebut AI Bikin Orang Jadi Programmer Komputer
- AMD dan Nvidia Garap Prosesor Windows Berbasis Arsitektur Arm
Dalam melihat kejadian yang rumit ini, Huang menekankan bahwa pentingnya mencapai keseimbangan antara menjalankan bisnis dengan berbagai entitas dan juga mengatasi masalah keamanan nasional.