Telset.id, Jakarta – Beli item game menggunakan uang virtual atau asli berisiko mengubah anak-anak menjadi pecandu judi. Peringatan tersebut disampaikan oleh sebuah organisasi nirlaba kesehatan masyarakat.
Dikutip Telset.id dari New York Post, Selasa (24/12/2019), beberapa video game memungkinkan pemain menggunakan uang virtual dan maupun asli untuk beli item atau loot game yang berisi hadiah secara acak.
Hadiah itu mungkin mengubah penampilan pengguna dalam game atau meningkatkan gameplay. Beberapa hadiah dapat dipertaruhkan untuk yang lebih berharga, bahkan dijual secara online.
{Baca juga: Tragis! Bocah 15 Tahun Bunuh Diri Karena Dilarang Main Game Online}
Sebuah laporan oleh Royal Society for Public Health merekomendasikan game untuk anak di bawah 18 tahun agar bebas perjudian. Mereka juga menggolongkan beberapa add-on sebagai perjudian.
Menurut hasil studi Pew Research Center, sembilan dari 10 remaja berusia 13 tahun hingga 17 tahun di Amerika Serikat mengaku bermain video game di komputer, konsol, maupun smartphone.
Royal Society for Public Health menyatakan bahwa pasar item atau loot game secara global diperkirakan bernilai mencapai USD 26.076.400.000 atau sekitar Rp 365 triliun. Hal tersebut sangat berbahaya.
{Baca juga: Kenal di Game Online, Pria Ini Mengaku Salah Kencani Gadis 12 Tahun}
“Batas antara kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar orang muda dan perjudian sangat bias, menciptakan kekhawatiran bahwa hal itu bisa menjadi fitur normal dari kehidupan,” jelasnya.
Kepala Royal Society for Public Health, Shirley Cramer, berujar bahwa area itu punya pertaruhan tinggi. Menurutnya, pendekatan kesehatan masyarakat dapat mencegah bahaya risiko pecandu judi bagi anak-anak.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan gangguan akibat kecanduan game ke bagian Gangguan Mental dan Adiktif dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) baru.
ICD menyediakan data mengenai penyebab ribuan penyakit, cedera dan kematian di seluruh dunia dan informasi mengenai cara pencegahan dan pengobatannya.
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems atau disingkat ICD terakhir kali direvisi 28 tahun lalu. Dan ini untuk pertama kali memasukan kecanduan game ke dalam daftar penyakit baru.(SN/FHP)
