Samsung Kuasai Pasar Komponen EV China, BYD Jadi Andalan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Samsung mungkin tidak pernah membuat mobil listrik, tetapi siapa sangka raksasa teknologi asal Korea Selatan ini justru menjadi pemain kunci di balik kesuksesan industri kendaraan listrik (EV) global. Bagaimana caranya? Dengan menyuplai komponen penting ke produsen-produsen EV terbesar di dunia, terutama di China—pasar yang kini menjadi jantung revolusi elektrifikasi otomotif.

China bukan sekadar pasar terbesar untuk EV, melainkan juga pusat inovasi yang melahirkan raksasa-raksasa baru seperti BYD. Perusahaan asal Tiongkok ini telah menggeser Tesla sebagai produsen EV terbesar di dunia, dengan pertumbuhan yang seolah tak terbendung. Di sinilah Samsung menemukan peluang emas. Melalui anak usahanya, Samsung Electro-Mechanics, mereka mulai menyuplai komponen bernilai jutaan dolar ke BYD dan produsen EV China lainnya.

Multilayer Ceramic Capacitors: Komponen Kecil dengan Peran Besar

Komponen yang menjadi andalan Samsung adalah multilayer ceramic capacitors (MLCC). Meski ukurannya kecil, perannya sangat krusial dalam operasional EV. Komponen ini berfungsi mengontrol aliran listrik, memastikan proses pengisian dan pengosongan daya berjalan stabil. Bayangkan, setiap unit EV membutuhkan 3.000 hingga 10.000 MLCC untuk mengoperasikan berbagai fitur, mulai dari transmisi daya hingga sistem infotainment dan bantuan pengemudi.

Peningkatan penjualan MLCC ke BYD dan produsen EV China lainnya telah memberikan dorongan signifikan pada pendapatan Samsung Electro-Mechanics. Ini adalah bukti nyata betapa strategisnya posisi Samsung dalam rantai pasok EV global—tanpa perlu repot membuat mobil sendiri.

Strategi Samsung: Bermain di Balik Layar

Kunjungan Jay Y. Lee, Chairman Samsung Electronics, ke markas BYD dan Xiaomi bulan lalu semakin mempertegas ambisi Samsung di pasar EV China. Pertemuan dengan para pemimpin kedua perusahaan ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi bisnis.

Samsung tidak hanya mengandalkan MLCC. Mereka juga memasok komponen lain seperti lensa kamera dan substrat paket semikonduktor, yang sama pentingnya bagi pengembangan EV generasi berikutnya. Pendekatan ini menunjukkan kecerdikan Samsung: alih-alih bersaing di pasar yang sudah padat dengan produsen mobil, mereka memilih menjadi “tulang punggung” teknologi di balik layar.

Apakah Samsung pernah bermimpi membuat mobil sendiri? Mungkin iya. Tetapi seperti Apple yang akhirnya mengubur proyek mobilnya setelah menghabiskan miliaran dolar, Samsung tampaknya lebih memilih fokus pada bidang yang sudah dikuasainya: komponen berteknologi tinggi.

Dengan China sebagai pusat pertumbuhan EV global, langkah Samsung ini bukan sekadar strategi bisnis, melainkan penempatan posisi yang tepat di tengah percepatan transisi energi dunia. Dan bagi BYD serta produsen EV China lainnya, kehadiran Samsung sebagai mitra teknologi adalah angin segar untuk terus melaju di pasar yang semakin kompetitif.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI