Pabrikan China Kuasai Pasar Eropa Meski Dihantam Tarif Tinggi

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Di tengah badai tarif dan hambatan regulasi, pabrikan otomotif China justru menunjukkan taringnya di pasar Eropa. Data terbaru mengungkapkan pertumbuhan penjualan yang mencengangkan—64% year-on-year pada Februari lalu—membuktikan bahwa strategi mereka tak bisa dipandang sebelah mata.

Eropa, dengan segmen pasar otomotif premiumnya yang menyumbang 17-18% dari pasar global, selalu menjadi medan pertempuran sengit bagi para produsen mobil. Tembok tarif setinggi 35,3% yang diberlakukan Uni Eropa sejak Oktober 2023 terhadap kendaraan listrik China seharusnya menjadi pukulan telak. Namun, angka penjualan 38.902 unit di Februari—naik dari market share 2,5% menjadi 4,1%—membuktikan sebaliknya.

Lalu, bagaimana para pendatang baru ini berhasil menembus benteng proteksionis Eropa? Jawabannya terletak pada kombinasi strategi cerdik dan keunggulan teknologi yang tak terbantahkan.

Strategi Produk: Pivot Cerdik ke PHEV

Dataforce mengungkap pola menarik: sementara penjualan EV murni dari China turun 3,4% menjadi 11.116 unit, plug-in hybrid (PHEV) justru melesat 321% ke 4.744 unit. Model seperti BYD Seal U PHEV, MG HS PHEV, dan Chery Jaecoo 7 PHEV menjadi pahlawan penjualan.

“Ini menunjukkan fleksibilitas produsen China dalam membaca pasar,” kata Charles Lester dari Rho Motion. “Mereka cepat beradaptasi ketika hambatan muncul di satu segmen.”

Tak hanya itu, kendaraan konvensional berbahan bakar fosil dari merek China seperti Chery Jaecoo dan Omoda juga menunjukkan performa kuat, membuktikan diversifikasi portofolio yang matang.

Keunggulan Teknologi yang Sulit Ditandingi

Pada peluncuran merek di Munich, Changan Automobile memamerkan sembilan model baru dengan fitur canggih seperti parkir otomatis kendali suara dan mode camping transformatif. “Ini mengubah total persepsi saya tentang mobil China. Level kecerdasannya sudah mengalahkan banyak merek Eropa,” ujar salah satu dealer yang hadir.

XPeng, yang baru saja masuk Polandia, Swiss, Ceko, dan Slovakia, mengusung strategi berbeda. “Kami fokus pada diferensiasi teknologi, bukan perang harga,” tegas CEO He Xiaopeng yang menargetkan dua kali lipat penjualan global pada 2025.

Lokalisasi: Kunci Menaklukkan Tarif

Chery memimpin langkah dengan mendirikan pabrik di Barcelona bekerja sama dengan EV Motors Spanyol—menjadi produsen China pertama yang berproduksi di Eropa. BYD tak ketinggalan, membangun fasilitas mandiri di Hungaria dan Turki dengan kapasitas 350.000 unit/tahun.

“Produksi lokal mungkin menjadi jalan utama masuknya merek China ke Eropa,” jelas Ji Xuehong dari North China University of Technology. “Pola ini mirip dengan strategi produsen Jepang dulu—mendapat pengakuan pemerintah lokal dan memahami kebutuhan pasar dengan lebih baik.”

Bahkan, pabrik Magna di Graz, Austria akan mulai merakit model XPeng dan GAC menggunakan kit SKD mulai Juni 2024—solusi cerdik lain untuk menghindari tarif.

Dominasi yang Tak Terbendung?

Kinerja BYD di beberapa pasar cukup mencengangkan: pertumbuhan 551% di Inggris, 734% di Spanyol, dan 207% di Portugal—mengalahkan Tesla di wilayah-wilayah tersebut. “Market share BYD di Eropa terus meningkat stabil meski ada dampak tarif,” tambah Lester.

Dengan efisiensi rantai pasok, inovasi teknologi, dan keahlian pemasaran yang terus diperkuat, tampaknya gelombang ekspansi produsen China ke Eropa akan semakin besar. Pertanyaannya sekarang: sampai sejauh mana Eropa bisa bertahan sebelum akhirnya menyerah pada superioritas produk China?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI