Nissan Andalkan Teknologi Hybrid e-Power untuk Bangkit dari Kerugian

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Nissan Motor Corp., produsen otomotif asal Jepang yang sedang mengalami kerugian, kini memfokuskan strategi pemulihannya pada teknologi hybrid e-Power. Teknologi ini diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan penjualan, terutama di pasar Amerika Utara yang sangat kompetitif.

e-Power merupakan sistem hybrid yang menggabungkan motor listrik dan mesin bensin, mirip dengan Toyota Prius. Namun, berbeda dengan Prius yang berganti-ganti antara motor dan mesin saat berkendara, e-Power selalu mengandalkan baterai EV untuk penggerak utamanya. Hal ini memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus dan senyap.

Nissan e-Power technology demonstration

“Nissan memiliki sejarah panjang dalam menghadirkan inovasi teknologi yang membedakan kami dari yang lain,” ujar Chief Technology Officer Nissan, Eiichi Akashi, dalam sesi jumpa pers di fasilitas Grandrive, Yokosuka, Jepang.

Keunggulan utama kendaraan e-Power adalah tidak memerlukan pengisian daya seperti mobil listrik biasa. Pengguna cukup mengisi bahan bakar di SPBU, dan mobil tidak akan kehabisan daya. Teknologi ini sudah tersedia di beberapa model Nissan seperti Qashqai dan X-Trail di Eropa, serta Note di Jepang. Versi terbarunya akan diluncurkan di AS melalui model Rogue.

Restrukturisasi Besar-Besaran

Nissan, yang mencatat kerugian US$4,5 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, tengah melakukan restrukturisasi besar-besaran. Perusahaan memangkas 15% tenaga kerja global atau sekitar 20.000 karyawan, serta mengurangi jumlah pabrik dari 17 menjadi 10.

Pasar AS menjadi tantangan tersendiri bagi Nissan dan produsen Jepang lainnya akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump. Untuk mengatasi hal ini, Nissan berupaya memangkas biaya, memperkuat kemitraan, dan menyegarkan lini produknya.

Nissan headquarters in Yokohama

Masa Depan Teknologi EV Nissan

Sebagai pelopor mobil listrik dengan model Leaf yang diluncurkan pada 2010, Nissan juga tengah mengembangkan baterai solid-state yang diharapkan dapat menggantikan baterai lithium-ion yang digunakan saat ini.

Meski demikian, analis memperingatkan bahwa Nissan berisiko kehabisan dana dan membutuhkan mitra strategis. Spekulasi beredar bahwa kantor pusat Nissan di Yokohama mungkin akan dijual, atau salah satu pabriknya diubah menjadi kasino.

Nissan sempat menjajaki kerja sama dengan Honda Motor Co. pada tahun lalu, namun pembicaraan tersebut dihentikan pada Februari 2025. Dengan fokus pada teknologi e-Power dan restrukturisasi besar-besaran, Nissan berharap dapat kembali ke jalur profitabilitas dalam beberapa tahun ke depan.

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI