Daur Ulang Baterai EV: Solusi Masa Depan yang Ramah Lingkungan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan sebuah dunia di mana baterai kendaraan listrik (EV) tidak berakhir di tempat pembuangan sampah, tetapi justru mendapatkan kehidupan baru. Di tengah krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, inovasi daur ulang baterai EV menjadi salah satu solusi paling menjanjikan untuk mengurangi dampak lingkungan dan memenuhi permintaan logam langka yang terus melonjak.

Menurut International Energy Agency (IEA), hampir satu dari lima mobil yang terjual pada 2023 adalah kendaraan listrik. Lonjakan ini mencapai 35% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total 40 juta EV yang kini melintas di jalanan dunia. Namun, di balik pertumbuhan pesat ini, tersembunyi tantangan besar: bagaimana mengelola baterai bekas yang semakin menumpuk?

Di sebuah laboratorium di Tavistock, Inggris barat daya, tim dari perusahaan daur ulang Altilium sedang mengubah tantangan ini menjadi peluang. Mereka bekerja dengan bahan misterius bernama “black mass” – bubuk hitam hasil penghancuran baterai EV yang mengandung logam-logam berharga seperti lithium, nikel, kobalt, dan grafit.

Mengapa Daur Ulang Baterai EV Sangat Penting?

Christian Marston, Presiden dan COO Altilium, menjelaskan bahwa lebih dari setengah pasokan nikel dunia berasal dari Indonesia, sementara dua pertiga kobalt global diproduksi di Republik Demokratik Kongo. “Masalahnya, mineral-mineral ini terkonsentrasi di beberapa tempat tertentu dengan isu hak asasi manusia yang sering menyertai operasi penambangan,” ujarnya.

Daur ulang baterai menawarkan solusi untuk mengurangi ketergantungan pada penambangan baru. Namun, proses ini bukan tanpa tantangan. Baterai EV dirancang dengan kompleksitas tinggi – seperti kue lapis Swiss yang sangat tipis – di mana katoda dan anoda saling melilit dengan material berbahaya di antaranya.

Proses Inovatif Altilium dalam Daur Ulang Baterai

Altilium mengembangkan metode hidrometalurgi berbasis air sebagai alternatif dari proses pirometalurgi tradisional yang menghasilkan emisi tinggi. “Kami merendam black mass dalam asam sulfat untuk memisahkan grafit,” jelas Ben Wickham, CTO Altilium. “Apa yang tersisa adalah cairan asam dengan berbagai logam terlarut.”

Dengan menyesuaikan tingkat keasaman, tim bisa mengendapkan logam-logam kurang bernilai seperti aluminium dan tembaga. Selanjutnya, melalui serangkaian tabung kaca berisi cairan berwarna cerah, mereka memisahkan nikel, kobalt, dan mangan satu per satu menggunakan campuran minyak tanah dan bahan kimia khusus.

Tantangan dan Peluang Industri Daur Ulang Baterai

Meski menjanjikan, industri daur ulang baterai masih dalam tahap awal. Xiaochu Wei, peneliti daur ulang baterai di Imperial College London, menyatakan: “Pasar daur ulang baterai lithium-ion saat ini masih sangat muda.”

Beberapa perusahaan lain seperti Li-Cycle di Amerika Utara dan Jerman, serta Redwood Materials yang didirikan mantan pendiri Tesla, juga mengembangkan teknologi serupa. Namun, skala operasi mereka masih terbatas dibandingkan kebutuhan global.

Anna Hankin, dosen teknik kimia di Imperial College London, menekankan bahwa metode yang mengurai baterai hingga bahan mentahnya akan menjadi kunci ekonomi berkelanjutan. “Akan tiba masanya setiap baterai perlu dihancurkan,” katanya.

Masa Depan Daur Ulang Baterai EV

Para ahli memperkirakan bahwa pada 2040, lebih dari setengah kebutuhan lithium dan nikel untuk baterai EV bisa dipenuhi melalui daur ulang. Uni Eropa sudah mulai menerapkan regulasi baru yang menetapkan standar ketat untuk efisiensi daur ulang dan kandungan material daur ulang mulai 2025.

Marston melihat ini bukan hanya sebagai isu lingkungan, tetapi juga keamanan energi. “Ekonomi masa depan akan dikuasai oleh mereka yang mengendalikan mineral kritis,” tegasnya. Dengan mendaur ulang baterai secara lokal, negara-negara seperti Inggris bisa mengurangi ketergantungan pada impor dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Altilium saat ini sedang membangun pabrik daur ulang skala besar di Plymouth yang ditargetkan bisa memproses 150.000 baterai EV per tahun. Jika berhasil, ini akan menjadi langkah besar menuju ekonomi sirkular di mana material terus digunakan kembali tanpa harus selalu menambang yang baru.

Di tengah semua tantangan teknis dan ekonomi, satu hal yang pasti: daur ulang baterai EV bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI