Bayangkan baterai kendaraan listrik Anda tiba-tiba terbakar di tengah jalan. Tak hanya merugikan, ini bisa membahayakan nyawa. Kini, kekhawatiran itu mulai terjawab dengan terobosan terbaru dari raksasa baterai asal Tiongkok.
Contemporary Amperex Technology (CATL), produsen baterai terbesar di dunia, baru saja mencatat sejarah. Perusahaan ini menjadi yang pertama memenuhi standar keamanan nasional Tiongkok ‘No Fire, No Explosion’ yang akan berlaku mulai Juli 2026. Sebuah prestasi yang menandai era baru keamanan baterai untuk kendaraan listrik.
Standar baru ini bukan sekadar formalitas. Dalam uji coba ketat, baterai harus mampu bertahan dari thermal runaway (kegagalan termal) tanpa memicu kebakaran atau ledakan. Sebuah tantangan teknis yang selama ini menjadi momok industri otomotif listrik global.
Revolusi Standar Keamanan Baterai
GB 38031-2025, nama resmi standar baru ini, memperkenalkan persyaratan yang jauh lebih ketat dibanding versi sebelumnya. Jika sebelumnya baterai hanya perlu memberikan peringatan sebelum terjadi kebakaran, kini mereka harus benar-benar mencegahnya.
“Ini seperti meminta air untuk tidak membasahi,” ujar seorang analis industri yang enggan disebutkan namanya. “Thermal runaway adalah reaksi berantai yang sulit dikendalikan. Fakta bahwa CATL berhasil memenuhi standar ini menunjukkan lompatan teknologi yang signifikan.”
Dua tes utama yang harus dilalui:
- Uji benturan dasar: Simulasi kecelakaan dimana baterai terkena benturan dari bawah kendaraan
- Uji pengisian cepat: Baterai harus bertahan setelah 300 siklus pengisian cepat diikuti uji hubungan pendek
Baca Juga:
Teknologi Qilin: Rahasia Dibalik Kesuksesan CATL
Kunci keberhasilan CATL terletak pada baterai Qilin, generasi ketiga teknologi cell-to-pack (CTP) mereka. Diluncurkan pertama kali Juni 2022, baterai ini menawarkan:
- Tingkat pemanfaatan volume 72% (tertinggi di industri)
- Kepadatan energi hingga 255 Wh/kg
- Struktur penahan beban yang stabil
- Perlindungan thermal runaway yang ditingkatkan
Lebih dari 18 juta kendaraan di seluruh dunia telah menggunakan baterai CATL per Februari 2025. Qilin sendiri telah diadopsi oleh merek-merek ternama seperti Aito, Zeekr, Li Auto, dan Xiaomi – yang baru-baru ini meluncurkan smartphone dengan baterai besar.
Dampak bagi Industri Global
Pencapaian CATL ini diperkirakan akan memicu perlombaan standar keamanan baterai global. Beberapa analis memprediksi Uni Eropa dan Amerika Serikat akan segera menyusul dengan regulasi serupa.
“Ini bukan sekadar tentang keamanan, tapi juga kepercayaan konsumen,” jelas Dr. Zhang Wei, pakar energi terbarukan dari Universitas Tsinghua. “Dengan kasus kebakaran kendaraan listrik yang sering viral, standar seperti ini bisa menjadi pembeda utama di pasar.”
CATL sendiri mengumumkan bahwa laporan uji mereka dikeluarkan oleh China Automotive Technology and Research Center (CATARC), lembaga sertifikasi independen terkemuka di Tiongkok. CATARC juga mengelola program C-NCAP yang mengevaluasi keselamatan kendaraan.
Ke depan, CATL berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan baterai melalui inovasi di tiga area utama:
- Pengendalian penyebaran panas untuk mencegah overheating
- Perlindungan benturan dasar yang lebih kuat
- Keamanan pengisian cepat
Sementara produsen lain seperti ZTE dengan baterai 10.000mAh dan Vivo dengan teknologi AI fokus pada kapasitas, CATL membuktikan bahwa keamanan tidak boleh dikorbankan.
Dengan standar baru ini, masa depan kendaraan listrik tampaknya akan lebih aman. Tapi pertanyaannya: Akankah produsen lain mampu menyusul, atau CATL akan mempertahankan keunggulannya?