Telset.id, Jakarta – Universitas California memperingatkan kepada semua mahasiswanya untuk tidak menggunakan layanan pesan instan WeChat dan WhatsApp. Pihak kampus pun mengimbau kepada para mahasiswa untuk tak bermedia sosial saat berada di China.
Menurut AsiaOne, seperti dikutip Telset.id pada Senin (14/1/2019), para pimpinan Universitas California khawatir komunikasi para mahasiswa akan dimata-matai oleh pemerintah China. Dampak buruknya, mereka berpotensi tak pulang ke Amerika Serikat (AS).
“Meski penggunaan WhatsApp dan WeChat dilegalkan di China, kami melihat ada tuduhan mata-mata terhadap warga AS di Rusia. Mereka melakukannya lewat bukti yang didapat dari pesan-pesan yang disampaikan melalui WhatsApp,” demikian kata pihak kampus.
{Baca juga: Sanggup Hack WhatsApp? Perusahaan Ini Janjikan Hadiah Rp 14 Miliar}
“Bulan lalu, seorang warga negara AS, Paul Whelan, ditangkap di Rusia atas dugaan mata-mata. Kami khawatir China bisa menggunakan cara serupa terhadap pelancong dari barat. Akibatnya, pelancong jadi mengalami hambatan untuk pulang ke negara asal,” imbuhnya.
Larangan tersebut menyusul banyak warga negara Kanada yang ditahan di China. Dua di antaranya, Michael Spavor and Michael Kovrig, bahkan menjalani pemeriksaan investigatif atas aktivitas mencurigakan yang bisa membahayakan keamanan otoritas China.
{Baca juga: Buntut Penangkapan Bos Huawei, China Penjarakan 13 Warga Kanada}
Penahanan terhadap keduanya dilakukan pemerintah China setelah Kanada menahan CFO Huawei, Meng Wanzhou, atas permintaan AS. Meng tengah menghadapi penahanan di Vancouver, Kanada, meski telah dibebaskan dengan jaminan dan terancam ekstradisi.
Perwakilan WhatsApp dan WeChat tidak memberi komentar atas pernyataan Universitas California. Juru bicara Universitas California, Davis, mengonfirmasi bahwa imbauan itu memang dikirimkan ke staf dan mahasiswa. Bahkan, imbauan juga diterima oleh UC Berkeley. [SN/IF]