Outlast Trials: Game Horor yang Terinspirasi Eksperimen Nyata

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

The Outlast Trials bukan hanya sekadar permainan horor biasa; game ini memiliki akar yang sangat dalam pada sejarah kelam nyata. Dilansir dari sumber terpercaya, salah satu elemen yang paling menonjol dari game ini, yakni “Sleep Room,” terinspirasi dari ruangan yang sama di Allan Memorial Institute, McGill University, Montreal. Di tempat ini, pada tahun 1957 hingga 1964, CIA melalui program MK-Ultra, melakukan eksperimen kontrol pikiran yang brutal terhadap pasien. Eksperimen ini dipimpin oleh Dr. Donald Ewen Cameron, yang menggunakan terapi kejut listrik, deprivasi sensorik, dan dosis besar obat psikedelik untuk memanipulasi pikiran pasien.

Salah satu korban, Linda MacDonald, mengalami koma akibat obat-obatan selama 86 hari di “Sleep Room” dan menerima 109 kali terapi kejut. Akibatnya, MacDonald kehilangan identitas, ingatan, dan kemampuan motoriknya, hingga harus diajari kembali cara menggunakan toilet. Kasus lain yang tidak kalah tragis adalah Robert Logie, yang pada usia 18 tahun menjalani perawatan di McGill untuk nyeri kaki, namun justru menjadi korban eksperimen sadis berupa suntikan LSD setiap dua hari sekali, disertai manipulasi psikologis melalui pesan suara berulang yang diputar di bawah bantalnya.

Tidak jauh dari lokasi sejarah kelam ini, di kantor Red Barrels yang hanya berjarak dua mil, permainan The Outlast Trials dikembangkan. Seperti yang diungkapkan oleh penulis Outlast, JT Petty, “Nama ‘Sleep Room’ dalam Outlast Trials kami ambil dari rumah sakit McGill. Di tahun 1960-an, mereka memiliki ruangan ini untuk mengobati trauma dengan LSD dan koma yang diinduksi. Ini benar-benar gila. Orang-orang yang keluar dari sana, keluar dalam kondisi yang lebih buruk daripada saat mereka masuk.”

The Outlast Trials adalah prekuel dari serial Outlast sebelumnya yang dirilis pada tahun 2013 dan 2017. Dalam game ini, pemain tidak lagi menggunakan camcorder seperti di seri sebelumnya, melainkan kacamata night vision. Game ini membawa pemain ke dalam “Sinyala Facility,” tempat mereka harus bertahan hidup dari sadis-sadis gila dalam berbagai peta seperti panti asuhan, pengadilan, kantor polisi, dan pabrik mainan.

Permainan ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menyajikan analisis sosial yang kelam, menggali cerita-cerita tentang ketidakmanusiawian yang didukung oleh pemerintah, manipulasi agama, dan keserakahan kapitalistik yang terjadi selama abad ke-20. Petty menekankan bahwa tema besar dari semua game Outlast adalah tentang ekstremisme—seseorang yang mengambil sesuatu terlalu jauh, baik itu agama, sains, uang, atau senjata.

Sejak dirilis dalam akses awal pada Mei 2023, The Outlast Trials telah menerima banyak perhatian. Game ini akhirnya dirilis secara penuh pada Maret 2024 dan mendapat tambahan konten besar pada Juli 2024, yang memperkenalkan area baru dan karakter jahat bernama Franco “Il Bambino” Barbi. Meskipun Red Barrels adalah tim kecil dengan hanya 65 karyawan, mereka berhasil menciptakan game dengan kualitas AAA yang disukai oleh jutaan pemain di seluruh dunia.

Saat ini, Red Barrels fokus pada pengembangan lebih lanjut dari The Outlast Trials dan mungkin saja akan mengeksplorasi IP baru di masa depan. Namun, apapun yang mereka lakukan, fokus pada kualitas dan pengalaman bermain yang mengerikan akan selalu menjadi prioritas. The Outlast Trials sudah tersedia di PC, PlayStation 4, PS5, Xbox One, dan Xbox Series X/S.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI