Telset.id, Jakarta – Aplikasi perpesanan Telegram, yang sebelumnya dikenal karena komitmennya terhadap privasi pengguna, kini akan mulai menyerahkan alamat IP dan nomor telepon pengguna jika diminta melalui permintaan hukum.
Kebijakan baru ini diumumkan oleh CEO Telegram, Pavel Durov, sebagai bagian dari perubahan signifikan terkait moderasi dan penanganan data pengguna. Seperti yang diketahui, sebelumya Durov ditahan di Prancis terkait masalah ini.
Menurut laporan dari Bloomberg, Telegram selama ini memiliki reputasi “tidak responsif” terhadap permintaan penghapusan data dan sering kali mengabaikan permintaan informasi mengenai tersangka kriminal. Namun, dengan adanya kebijakan baru ini, Telegram tampaknya mulai beradaptasi dengan tekanan hukum yang semakin meningkat dari berbagai negara.
BACA JUGA:
- Aturan Makin Ketat, Pengguna Telegram Bisa Laporkan Konten Ilegal
- Telegram Luncurkan 9 Fitur Baru, Ada Fitur Hemat Baterai!
Durov juga menjelaskan bahwa Telegram telah menerapkan AI dan tim moderasi manusia untuk menghapus konten bermasalah dari hasil pencarian. Pengguna pun didorong untuk melaporkan konten yang dianggap tidak aman atau ilegal agar tim moderasi dapat menindaknya secara cepat.
Langkah untuk berikan nomor telepon dan alamat IP para pengguna ini dianggap sebagai upaya Telegram dalam menyeimbangkan antara privasi pengguna dan kewajiban hukum. Namun, perubahan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana dampaknya terhadap pengguna Telegram, khususnya mereka yang terlibat dalam aktivitas ilegal.
Meski Telegram mulai menyerahkan alamat IP dan nomor telepon, aplikasi ini masih menyediakan sejumlah fitur anonimisasi, seperti pesan yang menghilang, enkripsi ujung ke ujung, dan bahkan penggunaan layanan tanpa memerlukan kartu SIM. Telegram tetap bangga dengan fakta bahwa hingga saat ini, mereka belum mengungkapkan data pesan pengguna kepada pihak ketiga, termasuk pemerintah.
Meskipun demikian, perubahan ini bisa jadi awal dari pergeseran kebijakan privasi yang lebih besar di masa depan. Bagi pengguna yang selama ini mengandalkan Telegram untuk privasi, perkembangan ini mungkin akan mengubah cara mereka menggunakan platform tersebut.
BACA JUGA:
- Pavel Durov Dibebaskan, Bayar Jaminan Rp85 Miliar
- Prancis Ungkap 12 Tuduhan Penangkapan Bos Telegram
Kasus Pavel Durov yang sempat ditangkap di Prancis pada bulan Agustus juga turut mewarnai perjalanan Telegram. Tuduhan terhadapnya terkait dengan aktivitas yang dilakukan di Telegram, meskipun Durov sendiri telah membantah keterlibatannya. [FY/IF]