Telset.id, Jakarta – Twitter masih bermasalah dengan bot dan akun ekstremis. Namun, berbeda dari sebelumnya, sekarang media sosial ini tampak mengambil sikap lebih proaktif terhadap pedoman komunitasnya.
Minggu lalu, Twitter telah menangguhkan 284 akun yang diketahui terlibat dalam apa yang disebut “manipulasi terkoordinasi”. Belum lama ini, Twitter pun menyingkirkan lagi lebih dari 486 akun.
Banyak akun provokatif di Twitter yang berasal dari Iran. Twitter tak pandang bulu memberangus jaringan misinformasi tersebut meskipun sekitar 100 di antaranya mengaku berasal dari AS.
Bawa juga: Akun Rusia Sebar Hoaks Antivaksin via Twitter
Sebagian besar akun itu berusia kurang dari satu tahun. Mereka memiliki rata-rata 1.268 pengikut. Twitter mengklaim bahwa mereka rajin membagikan “komentar yang isinya memecah belah”.
Fewer than 100 of the 770 suspended accounts claimed to be located in the U.S. and many of these were sharing divisive social commentary. On average, these 100 Tweeted 867 times, were followed by 1, 268 accounts, and were less than a year old. Examples below. pic.twitter.com/LQhbvFjxSo
— Twitter Safety (@TwitterSafety) August 27, 2018
Mereka juga memposting tangkapan layar sebagai contoh konten bermasalah, termasuk retorika anti-Trump. Operasi pembersihan secara bertahap oleh Twitter pun disambut oleh banyak orang.
Pada Juli 2018 dilaporkan, jumlah orang yang menggunakan Twitter setiap bulan turun pada kuartal II-2018. Pengguna aktif bulanan Twitter merosot menjadi 335 juta dari sebelumnya sebanyak 336 juta.
CEO Twitter, Jack Dorsey, mengaitkan kemerosotan jumlah pengguna dengan sikap perusahaan yang tegas terhadap akun-akun bermasalah. “Kami melakukan tindakan keseimbangan,” ujarnya.
Aktivitas Twitter mengatasi masalah kebencian di platform pasti akan mengakibatkan penurunan jumlah pengguna yang lebih besar. Namun, Twitter mengaku lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. [SN/IF]
Sumner : Engadget