Telset.id, Jakarta – Google semakin serius dalam memberikan transparansi terhadap konten yang dibuat atau diedit menggunakan kecerdasan buatan (AI). Langkah terbaru perusahaan ini adalah menerapkan teknologi SynthID untuk menandai gambar atau ada watermark untuk gambar yang sudah diedit menggunakan fitur Reimagine di Google Magic Editor.
SynthID merupakan teknologi yang dikembangkan oleh Google DeepMind pada 2023. Teknologi ini memungkinkan penyematan watermark digital yang tidak terlihat ke dalam konten yang dihasilkan oleh AI.
Sebelumnya, Google memang telah menggunakan teknologi milik SynthID dalam berbagai program miliknya yang berbasis teknklogi AI misalnya seperti Lyria, Imagen, dan Gemini.
BACA JUGA:
- ByteDance Rilis OmniHuman-1, AI Generatif Video Realistis
- Makin Praktis! Google Gemini Live Kini Bisa Berjalan di Latar Belakang
Kini, SynthID juga telah diterapkan oleh Google pada Magic Editor, sebuah alat yang memungkinkan pengguna untuk mengedit foto dengan memindahkan objek, menghapus elemen, atau menambahkan efek khusus.
Fitur Reimagine dalam Google Magic Editor ini memungkinkan para pengguna untuk mengubah foto milik mereka dengan perintah teks sederhana, misalnya dengan hanya mengetik prompt “daun musim gugur” untuk mengubah suasana gambar yang sudah ditangkap.
Teknologi AI untuk membuat sebuah gambar ini tersedia untuk pengguna berusia 18 tahun ke atas dan dapat digunakan pada perangkat Pixel 9 atau lebih baru. Setiap gambar yang diedit menggunakan fitur ini kini akan otomatis ditandai dengan watermark SynthID, yang dapat diakses oleh siapa saja melalui menu “About this image”.
BACA JUGA:
- OpenAI Bikin ChatGPT Lebih Pintar Lewat Fitur Baru Bernama Deep Research
- Penipuan Ini Manfaatkan Video AI Brad Pitt, Rp13 Miliar Raib
Dengan penerapan watermark AI, Google berupaya memberikan kejelasan lebih bagi pengguna dalam membedakan antara gambar asli dan gambar yang telah dimanipulasi oleh AI.
Adanya kemampuan untuk memberi tanda atau watermark di gambar hasil Google Magic Editor ini merupakan bagian dari upaya lebih luas dalam menangani penyebaran konten buatan AI yang semakin sulit dibedakan dari hasil yang disunting secara manual.