Telset.id, Jakarta – Sejumlah peneliti di India membuat tim yang bertugas untuk mengembangkan aplikasi penyaring pesan palsu atau hoax. Tim Tersebut dipimpin oleh guru besar ilmu komputer di Institut Teknologi Informasi Indraprastha di New Delhi, India, Ponnurangam Kumaraguru.
Nantinya, aplikasi anti hoax buatan Kumaraguru dkk akan dipakai oleh otoritas setempat untuk menangkal penyebaran pesan berantai berkonten menyesatkan. Selain itu, aplikasi ini juga bakal dimanfaatkan untuk meredam serangkaian insiden mematikan yang terjadi di India gara-gara penyebaran pesan hoax.
“Banyak warga tak berdosa tewas akibat kekerasan yang dipicu rumor yang beredar via WhatsApp. Kami mengumpulkan data-data. Kami juga meminta orang-orang untuk meneruskan pesan-pesan kami di nomor 9354325700,” katanya, seperti dikutip dari Times of India, Senin (30/07/2018).
Kumaraguru menjelaskan, aplikasinya akan memunculkan kode warna yang menunjukkan asli atau tidaknya pesan, ketika pengguna menerima pesan berantai.
Warna hijau menunjukkan kalau pesan yang dikirim merupakan pesan yang telah terverifikasi benar. Lalu, warna kuning menunjukkan bahwa sistem tidak bisa memecahkan kode pesan. Sementara warna merah menunjukkan kalau pesan yang diterima pengguna terbukti hoax.
Kumaraguru menegaskan bahwa aplikasi buatan timnya siap dipakai dalam beberapa bulan mendatang. Kini, Ia dan timnya telah mendapatkan dukungan dari otoritas terkait, dan sedang bekerja ekstra guna menyempurnakan kinerja aplikasi itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, akibat pesan berantai via WhatsApp, sudah 20 orang di India digantung maupun dihajar massa karena dituduh menculik anak-anak. Sebelumnya, aparat keamanan India telah menangkap 25 orang atas tuduhan pembunuhan.
Korban bernama Mohammad Azzam misalnya, Ia diserang oleh 2.000 orang di wilayah Kartanaka lantaran dituduh menculik seorang anak. Tiga polisi terluka parah karena berusaha menyelamatkan korban yang saat kejadian sedang bersama dua temannya. (SN/FHP)