Telset.id – Bayangkan platform di mana kreator bisa tumbuh tanpa harus tunduk pada algoritma yang tak menentu. Itulah janji yang diusung Patreon selama ini. Namun, dalam langkah mengejutkan, platform keanggotaan ini justru mengadopsi fitur-fitur yang membuatnya semakin mirip dengan media sosial konvensional. Apakah ini akhir dari visi awal mereka, atau justru strategi cerdas untuk bertahan di ekosistem digital yang semakin kompetitif?
Patreon, yang selama beberapa tahun terakhir memposisikan diri sebagai alternatif sehat dari platform sosial algoritmik, kini memperkenalkan serangkaian fitur sosial baru. Yang paling mencolok adalah Quips—format postingan baru yang memungkinkan kreator berbagi update tanpa paywall berisi teks, foto, atau video. Pengguna bisa menjelajahi quips dari berbagai kreator melalui feed “beranda” yang didesain ulang, yang kini menyertakan rekomendasi konten. Meski terdengar seperti langkah menjadi media sosial biasa, CEO Patreon Jack Conte bersikeras bahwa perubahan ini justru dimaksudkan untuk memberi kreator cara berkembang tanpa bergantung pada platform yang kurang peduli dengan kesuksesan mereka.
“Saya tidak menganggapnya bersaing dengan Instagram… Saya merasa kami bersaing dengan apa yang seharusnya dan bisa menjadi Instagram, tetapi tidak,” ujar Conte dalam update yang dibagikan di Patreon-nya. Pernyataan ini mengungkap ambivalensi yang menarik—di satu sisi ingin berbeda dari media sosial mainstream, di sisi lain mengadopsi elemen-elemen yang membuat platform tersebut populer.

Jalan Tengah yang Berisiko
Dengan pembaruan ini, Patreon berjalan di atas tali tipis antara menawarkan alternatif media sosial dan menjadi jenis platform algoritmik yang selama ini mereka kritik. Conte tampaknya menyadari ketegangan ini, dengan menekankan bahwa tab khusus keanggotaan masih akan menampilkan update hanya dari kreator yang sudah diikuti pengguna. “Jika kami terlalu banyak berfokus pada penemuan dan Anda tidak melihat kreator yang Anda langgani dan sukai, maka kami tidak melakukan tugas membantu Anda membina hubungan jangka panjang, dan kami harus memperbaikinya,” katanya.
Pendekatan ini mengingatkan pada evolusi platform lain yang awalnya fokus pada konten eksklusif, seperti YouTube dengan fitur-fitur barunya yang terus beradaptasi dengan kebutuhan kreator. Namun, perbedaannya terletak pada komitmen Patreon untuk tetap mempertahankan esensi platform berbasis keanggotaan.
Baca Juga:
Hasil Awal yang Menjanjikan
Meski berisiko, perubahan ini menunjukkan hasil positif sejak fase beta. Menurut Conte, kreator yang telah mencoba versi beta Quips mengalami peningkatan signifikan dalam keanggotaan gratis baru dari fitur tersebut. Meski kenaikan pelanggan berbayar masih lebih kecil—sekitar “5 hingga 10 persen” dari keanggotaan berbayar baru berasal dari Quips—Conte mengaku “optimis” dengan potensinya mendorong pertumbuhan berbayar.
Fenomena ini mengingatkan pada bagaimana YouTuber kini bisa merekam video sebelum live streaming, di mana platform terus berinovasi untuk mempertahankan kreator andal mereka. Perbedaannya, Patreon berusaha menciptakan ekosistem yang lebih terfokus pada komunitas dibandingkan reach massal.
Patreon berencana meluncurkan pembaruan ini secara bertahap, dengan ketersediaan penuh dijadwalkan tahun depan. Bagi kreator yang ingin mengakses Quips lebih cepat, mereka bisa bergabung dengan waitlist untuk ditambahkan ke beta. Pendekatan bertahap ini menunjukkan kesadaran Patreon akan sensitivitas perubahan bagi basis pengguna setia mereka.
Masa Depan Platform Kreator
Langkah Patreon ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpuasan kreator terhadap platform media sosial besar. Banyak yang mengeluh tentang perubahan algoritma tak terduga, monetisasi yang tidak konsisten, dan kompetisi yang semakin ketat. Dalam konteks ini, Quips bisa menjadi jawaban atas kebutuhan akan ruang yang lebih stabil dan dapat diprediksi.
Namun pertanyaannya tetap: bisakah Patreon mempertahankan identitasnya sambil mengadopsi fitur-fitur yang membuat platform lain sukses? Seperti perangkat Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 yang menjadi senjata baru kreator muda Indonesia, platform pun perlu terus berinovasi tanpa kehilangan esensi utama mereka.
Yang jelas, dengan Quips dan fitur sosial lainnya, Patreon sedang menulis babak baru dalam evolusi platform kreator. Mereka tidak hanya sekadar tempat untuk monetisasi, tetapi juga ruang untuk membangun komunitas dan menemukan audiens baru—semua tanpa harus meninggalkan kendali penuh atas konten dan hubungan dengan pengikut setia. Di era di mana perhatian adalah mata uang baru, mungkin justru pendekatan inilah yang dibutuhkan kreator untuk bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

