Telset.id, Jakarta – OpenAI memperkenalkan fitur baru dalam ChatGPT bernama Deep Research, yang dirancang untuk membantu pengguna melakukan riset secara lebih efisien.
Fitur Deep Research yang dirilis oleh OpenAI untuk ChatGPT ini akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mengolah dan menyajikan data dari berbagai sumber dalam waktu singkat.
Dengan kemampuan ini, proses riset yang biasanya memakan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari dapat diselesaikan dalam hitungan menit.
BACA JUGA:
- Persaingan AI Memanas, DeepSeek Salip ChatGPT di App Store
- Apakah Teknologi AI akan Menggantikan Smartphone di Masa Depan?
Deep Research memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian informasi yang lebih mendalam tanpa harus mencari secara manual di internet atau menyusun data dari berbagai artikel dan jurnal.
OpenAI mengklaim bahwa fitur ini dapat meniru cara kerja analis manusia dengan mengakses berbagai publikasi, jurnal ilmiah, dan sumber daring lainnya untuk menghasilkan laporan yang komprehensif.
Tidak hanya bagi akademisi atau profesional yang bergelut di dunia riset, Deep Research juga bisa menjadi alat yang berguna bagi siapa saja yang ingin memahami topik yang kompleks.
Dengan fitur ini, pengguna dapat mengakses informasi yang lebih mendalam, lengkap dengan metodologi penelitian, sumber referensi, dan analisis data yang digunakan dalam proses risetnya.
Meskipun terdengar menjanjikan, Deep Research hanya tersedia bagi pengguna ChatGPT Pro dengan biaya berlangganan sebesar $200 per bulan (sekitar Rp3,1 juta). Harga ini tergolong mahal dan kemungkinan hanya dapat diakses oleh pengguna dengan kebutuhan riset yang serius.
Seperti halnya teknologi AI lainnya, Deep Research tetap memiliki keterbatasan. Model kecerdasan buatan masih dapat mengalami kesalahan, termasuk menghasilkan informasi yang kurang akurat atau bias, yang dikenal sebagai AI hallucination.
Oleh karena itu, meskipun AI dapat mempercepat dan mempermudah riset, pengguna tetap disarankan untuk melakukan verifikasi terhadap data dan sumber yang diberikan.
BACA JUGA:
Dengan hadirnya Deep Research, OpenAI membawa riset berbasis AI ke level yang lebih tinggi. Namun, penting untuk menggunakannya sebagai alat bantu, bukan sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan akademik atau profesional.