Telset.id, Jakarta – Huawei membantu anak-anak penderita tunarungu membaca dengan memakai teknologi AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan. Teknologi tersebut terdapat dalam aplikasi StorySign khusus untuk pengguna Android.
Seperti dilansir Engadget, Selasa (4/12/2018), aplikasi pintar ini dibuat berdasarkan kesulitan anak-anak penderita disabilitas itu untuk membaca.
Walaupun sudah ada Bahasa Tanda untuk tunarungu, tetapi seringkali orang tua dan guru dari anak penderita tunarungu kurang begitu memahami maksudnya.
Kendala itulah yang seringkali membuat anak-anak penderita tunarungu menjadi sulit untuk mengerti apa maksud tulisan yang mereka baca.
Lalu bagaimana cara menggunakannya? Ternyata mudah, karena Anda hanya perlu membuka aplikasi StorySign yang dikembangkan Huawei, dan mengarahkan ponsel ke buku yang dimaksud.
Aplikasi StorySign ini kemudian menggunakan AI untuk menterjemahkan kata, huruf demi huruf pada halaman tersebut menjadi Bahasa Tanda berupa gambar atau avatar, yang diciptakan Wallace and Gromits’s Aardman Animations.
Asyiknya, aplikasi ini tidak hanya membantu anak-anak tunarungu membaca buku yang mereka sukai, melainkan juga mengajarkan orang tua mereka Bahasa Tanda yang akan selalu dibutuhkan jika mendongeng dari buku.
Untuk mengunduh aplikasi StorySign, Huawei tidak menetapkan harga alias gratis di Google Play dan aplikasi mereka sendiri yakni AppGallery. Bahkan aplikasi ini tidak mengharuskan pengunduhnya menggunakan smartphone merek Huawei atau bebas menggunakan ponsel Android merek apapun.
Koleksi Bahasa Tanda di aplikasi ini sementara baru ada 10, yang sebagian besar merupakan Bahasa-bahasa di Eropa. Selain itu sangat sedikit pilihan buku dalam masing-masing Bahasa, karena hanya ada satu buku berjudul Where’s Spot karangan Eric Hill untuk audiens yang berbahasa Inggris.
Pastinya pengguna harus bersabar lagi jika ingin menunggu koleksi buku cerita yang bisa menjadi teman sebelum tidur di aplikasi tersebut. Terlepas dari itu, aplikasi StorySign bisa menumbuhkan tingkat literasi pada anak-anak tunarungu yang kerap sulit memahami makna atau penafsira kata-kata yang tertera didalamnya. [WS/HBS]
Sumber: Engadget