Telset.id, JAKARTA – Google kini memberikan simbol baru, yakni tanda “Woman Led” untuk para perempuan pemilik bisnis untuk mengidentifikasi mereka sebagai pimpinannya. Simbol baru di google Mybusiness ini diluncurkan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
Setelah diaktifkan, entri bisnis mereka di Google Maps atau Google Search akan menampilkan simbol wanita bernama “Women led” di samping atribut lain, atau lencana. Langkah ini akan memberi pengguna lebih banyak informasi sekilas dan mungkin termasuk “Has Wi-Fi” atau “Free Parkir, “.
[Baca juga: Dropbox Gandeng G Suite untuk Permudah Akses di ‘Awan’]
“Kami berusaha untuk mengatur informasi dunia dengan cara yang mencakup semua orang,” kata juru bicara Google, seperti dilansir halaman TechCrunch.com, Kamis (8/3). Tahun lalu Google menambahkan atribut ramah LGBTQ.
“Tahun ini kami menambahkan atribut “yang dipimpin perempuan” untuk memberdayakan bisnis yang dipimpin perempuan agar berhasil secara online dan memungkinkan orang menemukannya untuk dikunjungi via penelusuran dan Google Maps.” katanya
Lantas, bagaimana cara menambahkan simbol baru Google tersebut? Caranya dengan mengidentifikasi sendiri gender mereka selama proses verifikasi Google My Business.
Pemilik bisnis harus memverifikasi cantuman mereka sebelumnya, untuk mengelola informasinya di Google Maps, Search dan layanan lainnya.
[Baca juga : Google Dituduh Diskriminasi pada Karyawan Kulit Putih]
Sebagai bagian dari pengumumannya, Google juga menyoroti tiga bisnis yang dipimpin oleh wanita:
Pertama, Progetto Quid di Verona, Italia, perusahaan tekstil yang diciptakan untuk memberi perempuan lebih banyak kesempatan kerja.
Kedua, Reaching Out Teahouse di Hoi An, Vietnam, yang menyediakan pekerjaan dan jaringan pendukung untuk orang-orang cacat fisik. Dan yang ketiga, Chicago Yogolandia Yogurt & Botana Bar.
Sebelumnya, seorang mantan karyawan Google mengajukan tuntutan hukum karena menganggap Google telah melakukan diskriminasi dalam proses prekrutan karyawan.
Google dituding hanya mencari pelamar wanita, berkulit hitam, dan Hispanik atau Latin saat membuka lowongan pekerjaan. Arne Wilberg, yang bekerja sembilan tahun di Google, mengajukan tuntutan tersebut pada Januari 2018.
Menurut The Wall Street Journal yang mengutip The Verge, laporan kasus itu baru dilakukan pada Jumat (2/3) waktu setempat. Wilberg mengklaim bahwa Google menerapkan kebijakan rekrutmen pegawai nonpria kulit putih dan Asia.
Wilberg juga mengklaim bahwa Google melakukan pembalasan terhadapnya karena menentang kebijakan tersebut. Ia akhirnya dipecat pada November 2017.[WS/HBS]