Telset.id, Jakarta – Ada hal menarik yang disampaikan HMD Global saat memperkenalkan jajaran smartphone Nokia terbaru di ajang MWC 2018 lalu. Nokia 1 menggunakan sistem operasi Android Go, sementara Nokia 7 Plus berjalan pada sistem operasi Android One. Nah, sebenarnya apa beda kedua sistem operasi Android tersebut?
Apa itu Android Go? Android Go merupakan versi ‘ringan’ dari Android Oreo, sistem operasi milik Google yang diperkenalkan pertama kali pada ajang Google I/O tahun 2017 lalu.
Android Go hadir lebih ringan dibanding Android Oreo dan ditujukan untuk smartphone entry level, yang memiliki RAM 1GB atau kurang. Ukuran file Android Go hanya setengah dari sistem operasi Android murni.
Saat ini, Android Go sudah dibundling dengan aplikasi-aplikasi yang sudah dioptimasi dari versi aslinya seperti YouTube Go, Google Go, Google Map Go, Google Assistant Go, Gmail Go, Facebook Lite dan masih banyak lagi.
Aplikasi-aplikasi yang sudah dimampatkan di atas menggunakan lebih sedikit memori dengan ukuran file yang lebih kecil dibanding aplikasi standarnya.
Hal ini tentunya membantu pengoperasian smartphone, khususnya di daerah-daerah dimana kecepatan internet dan kuota data masih banyak menemui kendala.
[Baca juga: 8 Alasan Kenapa Nokia 8 Layak Dibeli]
Keistimewaan lain dari Android Go adalah, system operasi ini diklaim memiliki waktu start up 30% lebih cepat dan mampu menghemat ruang simpan hingga 2 kali lipat.
Android Go vs Android One
Google sebelumnya telah mencoba mendobrak pasar entry level dengan sistem Android One selama bertahun-tahun, dan tahun ini sepertinya adalah puncaknya.
Sejumlah perangkat yang dikemas dengan OS tersebut telah diluncurkan pada MWC tahun ini, termasuk Nokia 7 Plus dan Nokia 6 Android One Edition (2018).
Sejatinya, Android One dan Android Go ditujukan untuk pasar yang sama, jadi kemungkinan Anda akan bingung dengan perbedaan antara keduanya. Karena memang perbedaannya sebenarnya cukup tipis – keduanya sama-sama bebas bloatware.
Pemunculan sistem operasi Android One sendiri sebenarnya dimaksudkan untuk mengurangi fragmentasi sistem operasi Android pada smartphone kelas pemula. Produsen yang ingin menggunakan sistem Android One harus memenuhi syarat daftar komponen yang dikeluarkan Google.
Dengan adanya pembatasan jenis dan spesifikasi komponen tersebut, konsumen akan mendapat jaminan update sistem operasi, patch keamanan, dan antarmuka secara berkala dari Google.
Namun, adopsi Android One yang pertama kali diluncurkan tahun 2014 ini menemui kendala. Salah satunya adalah keengganan produsen smartphone untuk mematuhi daftar persyaratan perangkat keras yang diajukan oleh Google. Nah di sinilah kemudian Android Go hadir.
Android Go tidak mensyaratkan spesifikasi hardware apapun bagi produsen smartphone yang hendak memakainya. Android Go benar-benar memberikan konsumen pengalaman menikmati Android murni. Sistem operasi ini dapat berjalan pada perangkat dengan spesifikasi yang minim sekalipun.
Jadi penjelasan sederhananya, smartphone yang memakai sistem operasi Android One telah memiliki spesifikasi komponen yang disyaratkan dalam daftar komponen Google. Sedangkan smartphone yang menggunakan Android Go adalah tipikal smartphone low end yang tidak perlu mengikuti persyaratan komponen yang diajukan oleh Google.
[Baca juga: Nokia Gebrak MWC 2018 dengan 5 Jagoan Baru]
Jika kita melihat bahwa sistem operasi Android One saat ini dipakai oleh smartphone seperti Nokia 7 Plus dan Nokia 6 (2018), sepertinya Android One akan ‘naik kelas’ menyasar kelas menengah.
Sedangkan smartphone dengan sistem operasi Android Go seperti Nokia 1 akan menggantikan tempat Android One di kelas smartphone entry-level. [HBS]