Qwen, Model AI China yang Kalahkan Popularitas GPT-5 dan Llama

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Model kecerdasan buatan (AI) open-weight asal China, Qwen, kini melesat menjadi salah satu yang paling populer di dunia, menggeser dominasi model AS seperti GPT-5 dari OpenAI dan Llama dari Meta. Popularitasnya didorong oleh performa yang solid, kemudahan untuk dimodifikasi, dan filosofi open-source yang lebih konsisten dibandingkan rival Barat.

Berdasarkan data dari HuggingFace, platform penyedia akses ke model dan kode AI, unduhan model-model open-source China di platform mereka telah melampaui unduhan model AS sejak Juli 2024. Sementara itu, OpenRouter, platform yang mengarahkan kueri ke berbagai model AI, mencatat Qwen dengan cepat naik popularitasnya sepanjang tahun dan kini menjadi model open-weight kedua paling populer di dunia.

Kesuksesan Qwen—kependekan dari Tongyi Qianwen yang dikembangkan oleh raksasa e-commerce Alibaba—tidak lepas dari pendekatan terbuka yang diusungnya. Berbeda dengan perusahaan AS yang semakin tertutup dengan properti intelektual mereka, tim Qwen rutin mempublikasikan makalah penelitian yang merinci teknik rekayasa dan pelatihan baru. Ratusan makalah akademis yang dipresentasikan di konferensi AI bergengsi NeurIPS menggunakan Qwen sebagai basis.

“Banyak ilmuwan menggunakan Qwen karena ini adalah model open-weight terbaik,” ujar Andy Konwinski, salah satu pendiri Laude Institute, sebuah lembaga nirlaba yang didirikan untuk mendukung model-model terbuka AS. Ia menambahkan bahwa keterbukaan yang diadopsi perusahaan-perusahaan AI China sangat kontras dengan etos tertutup perusahaan besar AS yang tampak takut memberikan kekayaan intelektual mereka.

Dari Kacamata Pintar hingga Mobil Listrik

Kemudahan untuk diunduh dan dimodifikasi membuat Qwen banyak diadopsi oleh berbagai perusahaan untuk keperluan spesifik. Startup Rokid, misalnya, menggunakan Qwen yang telah disesuaikan (fine-tuned) untuk menggerakkan kacamata pintar prototipe terbarunya. Perangkat tersebut dapat menerjemahkan dan menampilkan transkrip percakapan secara real-time di layar transparan kecil.

Qwen mampu menangani berbagai tugas, mulai dari mengidentifikasi produk melalui kamera bawaan, memberikan petunjuk arah, merancang pesan, hingga menjelajahi web. Fleksibilitasnya bahkan memungkinkan versi kecil model ini dijalankan di perangkat seperti smartphone atau laptop untuk fungsi offline, seperti yang dicoba untuk berlatih bahasa Mandarin dasar.

Adopsi Qwen tidak hanya terjadi di China. Perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka AS seperti Airbnb, Perplexity, dan Nvidia juga dilaporkan menggunakan model ini. Bahkan Meta, yang pernah menjadi pionir model terbuka dengan Llama, dikabarkan menggunakan Qwen untuk membantu membangun model baru mereka. Di dalam negeri, BYD, produsen mobil listrik terkemuka China, telah mengintegrasikan Qwen ke dalam asisten dashboard baru untuk kendaraannya.

Kelebihan Open-Weight di Tengah Kekecewaan Model AS

Kenaikan popularitas Qwen dan model open-weight China lainnya seperti DeepSeek dan Moonshot AI bertepatan dengan beberapa kemunduran yang dialami model AS ternama dalam 12 bulan terakhir. Peluncuran Llama 4 oleh Meta pada April 2025 dinilai mengecewakan karena gagal mencapai puncak dalam tolok ukur populer seperti LM Arena. Kekurangan ini membuat banyak pengembang mencari model terbuka alternatif.

OpenAI juga menghadapi kritikan serupa ketika meluncurkan GPT-5 pada Agustus. Beberapa pengguna mengeluhkan “sikap” model yang terasa dingin, sementara yang lain menemukan kesalahan-kesalahan sederhana yang mengejutkan. Meskipun OpenAI merilis model open-source yang kurang kuat bernama gpt-oss di bulan yang sama, Qwen dan model China lainnya tetap lebih populer. Alasannya, lebih banyak upaya yang dicurahkan untuk membangun dan memperbarui mereka, serta detail rekayasanya sering dipublikasikan secara luas.

Sebuah makalah dari tim Qwen yang merinci cara meningkatkan kecerdasan model selama pelatihan dinobatkan sebagai salah satu makalah terbaik di NeurIPS tahun ini. Konwinski berpendapat bahwa perusahaan AI AS telah terlalu fokus untuk mendapatkan keunggulan marginal pada tolok ukur sempit, seperti keterampilan matematika atau coding, dengan mengorbankan dampak luas model mereka di dunia nyata. “Ketika tolok ukur tidak mewakili penggunaan atau masalah nyata yang dipecahkan di dunia, Anda akhirnya terjebak dalam mode yang lelah dan tidak selaras,” katanya.

Popularitas Qwen menunjukkan bahwa ukuran kesuksesan sebuah model AI tidak hanya terletak pada kecerdasannya dalam tes, tetapi juga pada seberapa luas ia digunakan untuk membangun hal-hal lain. Dengan perkembangan pesat yang terus dilakukan Alibaba Cloud pada model ini, termasuk rilis versi-versi sebelumnya yang gratis, Qwen dan model open China lainnya tampaknya sedang berada di jalur yang tepat. Fenomena ini turut memperkaya lanskap persaingan global AI, di mana aktor-aktor baru dari luar AS dan China juga mulai menunjukkan taringnya.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI