Galaxy S25 FE Gagal di Tes Kamera, Kalah dari Ponsel Lawas?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan Anda membeli smartphone terbaru dengan embel-embel “flagship experience” yang lebih terjangkau. Anda berharap performa kamera yang solid, setidaknya untuk kebutuhan sehari-hari. Lalu, hasil tes laboratorium independen menunjukkan kamera ponsel Anda kalah telak dari iPhone yang dirilis empat tahun lalu. Itulah realitas pahit yang dihadapi Samsung Galaxy S25 FE, berdasarkan penilaian terbaru dari DxOMark.

Galaxy S25 FE hadir dengan janji menghadirkan esensi flagship Galaxy S25 ke dalam paket yang lebih ramah kantong. Dengan harga $499 untuk varian 128GB di AS, ponsel ini memang terlihat menarik sebagai alternatif dari Galaxy S25+ yang harganya melonjak hingga $849. Namun, untuk mencapai titik harga itu, Samsung terpaksa melakukan sejumlah kompromi. Salah satunya adalah pada sektor kamera, yang kini terbukti menjadi titik lemah paling kentara.

Hasil tes DxOMark, otoritas benchmarking kamera ternama, menjadi tamparan keras. Skor akhir Galaxy S25 FE hanya 118 poin, menempatkannya di peringkat ke-123 secara global. Posisi ini bahkan lebih rendah dibandingkan iPhone 12 Pro Max, iPhone 13, dan Google Pixel 6a yang sudah dirilis bertahun-tahun lalu. Lantas, di mana letak masalahnya, dan apa artinya bagi konsumen yang mengincar ponsel mid-range dengan kamera andal?

Skor Mengecewakan dan Peringkat yang Jatuh

Angka 118 dari DxOMark bukan sekadar statistik. Itu adalah penanda bahwa Galaxy S25 FE tertinggal jauh di belakang kompetisi, bahkan dari generasi lama. Sebagai perbandingan, Pixel 6a yang diluncurkan pada 2022 dengan harga awal yang lebih murah meraih skor 122. Artinya, dalam hal kualitas gambar murni berdasarkan metrik DxOMark, ponsel FE terbaru Samsung ini gagal mengungguli rival yang usianya lebih tua. Ini adalah berita buruk bagi lini “Fan Edition” yang sejatinya ditujukan untuk penggemar yang menginginkan performa terbaik dengan budget terbatas.

Kompromi hardware tampaknya menjadi biang kerok utama. Untuk mengetahui lebih dalam tentang spesifikasi yang dibawa Galaxy S25 FE, Anda bisa membaca ulasan lengkapnya di Samsung Galaxy S25 FE, Smartphone dengan AI dan Kamera Andal. Ponsel ini mengandalkan trio kamera: sensor utama 50MP (1/1.57-inch), ultrawide 12MP (1/3-inch), dan telephoto 8MP dengan zoom optik 3x. DxOMark secara khusus menyoroti ukuran sensor yang lebih kecil, terutama pada lensa ultrawide dan telephoto, sebagai faktor pembatas utama. Dalam dunia fotografi smartphone, ukuran sensor seringkali lebih berbicara daripada jumlah megapiksel.

Masalah Nyata di Setiap Bidang: Foto Hingga Video

Analisis DxOMark mengungkap kelemahan yang konsisten. Dalam mode foto, kamera utama masih bisa diandalkan untuk kondisi cahaya cukup dengan eksposur dan warna yang akurat. Namun, begitu Anda beralih ke lensa ultrawide atau telephoto, penurunan kualitas langsung terasa. Noise atau bintik-bintik gangguan mulai muncul, bahkan dalam kondisi cahaya terang sekalipun. Ini adalah indikasi klasik dari sensor kecil yang berjuang menangkap cahaya dengan cukup.

Potret atau portrait mode juga menjadi masalah. DxOMark mencatat hilangnya detail halus pada subjek, yang membuat hasil foto terkesan “dioles” secara berlebihan oleh software. Bagi yang sering memotret orang, ini bisa jadi deal breaker. Bagaimana dengan performa kamera depan untuk selfie? Sayangnya, laporan ini tidak menyentuh aspek tersebut secara mendalam, yang justru menjadi pertanyaan lain bagi pengguna.

Bagian yang lebih memprihatinkan datang dari performa video. Rekaman HDR dilaporkan tidak konsisten, dengan adegan yang sering kali terlalu gelap (underexposed) dan munculnya corak warna merah muda (pink cast) yang dikaitkan dengan white balance yang tidak stabil. Gerakan dalam adegan juga sering menghasilkan artefak yang mengganggu. Singkatnya, jika Anda berencana membuat konten video dengan Galaxy S25 FE, bersiaplah untuk hasil yang mungkin tidak semulus yang diharapkan dari ponsel segmen ini.

Tampilan antarmuka kamera Samsung Galaxy S25 FE yang sedang diuji

Kompetisi Sengit di Segmen Mid-Range: Pilihan Lain yang Lebih Baik?

DxOMark tidak hanya mengkritik, tetapi juga memberikan saran. Lembaga tersebut secara terbuka merekomendasikan alternatif lain di kisaran harga yang sama, seperti Xiaomi 15, Xiaomi 14T, atau Google Pixel 10, yang disebut-sebut menawarkan performa kamera yang lebih tangguh. Rekomendasi ini seperti tamparan kedua bagi Samsung, karena menunjukkan bahwa pasar dipenuhi oleh kompetitor yang tidak segan-segan menawarkan hardware kamera lebih unggul tanpa harus membebani harga.

Ini membawa kita pada pertanyaan mendasar: Apakah kompromi kamera pada Galaxy S25 FE masih bisa diterima di tahun 2025? Tren pasar menunjukkan bahwa kamera telah menjadi faktor penentu utama bagi konsumen ponsel mid-range. Mereka tidak lagi hanya puas dengan kamera yang “cukup baik”; mereka menginginkan hasil yang mendekati flagship. Ketika ponsel lawas seperti Pixel 6a masih bisa unggul, maka nilai jual “kamera terbaru” pada S25 FE pun ikut terkikis. Sebelum memutuskan, ada baiknya membandingkan dengan generasi pendahulunya di artikel Galaxy S25 FE Rilis! Bawa Desain Elegan, Performa Andal, dan Fitur AI Canggih.

Lalu, bagaimana dengan klaim fitur AI canggih yang diusung Samsung? Apakah kecerdasan buatan dapat menutupi kekurangan hardware? Menurut DxOMark, masalah yang ada lebih mencerminkan batasan pilihan hardware daripada sekadar tuning software yang kurang optimal. Artinya, AI mungkin bisa memperbaiki warna atau ketajaman sampai tingkat tertentu, tetapi tidak akan mampu mengembalikan detail yang hilang karena sensor kecil atau menstabilkan white balance yang secara fundamental bermasalah.

Masa Depan Lini Fan Edition: Perlu Revisi Strategi?

Hasil tes DxOMark ini seharusnya menjadi alarm bagi Samsung. Lini “Fan Edition” berisiko kehilangan esensinya jika terus mengorbankan performa kamera secara signifikan. Konsep awalnya adalah menghadirkan pengalaman inti flagship dengan harga lebih masuk akal. Namun, ketika salah satu pengalaman inti—yakni fotografi—tertinggal jauh, maka janji itu menjadi sulit dipenuhi.

Pasar mid-range saat ini adalah medan pertempuran yang paling sengit. Konsumen semakin cerdas dan memiliki banyak pilihan. Mereka bisa memilih ponsel China dengan spesifikasi kamera gahar, atau memburu flagship lama yang harganya sudah turun tetapi kameranya masih topcer. Dalam situasi seperti ini, Samsung tidak bisa lagi hanya mengandalkan brand strength. Mereka harus menawarkan nilai yang benar-benar setara, atau bahkan lebih baik, dari uang yang dikeluarkan konsumen. Untuk melihat apa yang sebenarnya dijanjikan Samsung dari ponsel ini sebelum rilis, simak Bocoran Resmi Samsung Galaxy S25 FE: Spesifikasi Lengkap Terungkap!.

Jadi, apa pelajaran yang bisa diambil? Bagi konsumen, hasil DxOMark mengingatkan untuk tidak terjebak pada nama seri atau janji marketing semata. Selalu cari review independen dan bandingkan dengan kompetitor di harga serupa. Bagi Samsung, ini adalah panggilan untuk mengevaluasi kembali prioritas pada lini FE berikutnya. Mungkin sudah waktunya untuk tidak lagi memotong anggaran dari sektor yang paling sensitif bagi pengguna: kamera. Karena pada akhirnya, di era media sosial ini, kamera yang bagus bukan lagi sekadar fitur tambahan, melainkan kebutuhan primer.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI