Harga Masih Jadi Penghalang Terakhir Ponsel Lipat di 2025

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan sebuah ponsel lipat yang tahan debu dan air, ringkas seperti smartphone biasa, namun bisa membuka layar selebar tablet kecil. Kedengarannya seperti mimpi yang sudah jadi kenyataan, bukan? Faktanya, tahun 2025 mencatat pencapaian monumental bagi ponsel lipat. Dua raksasa, Samsung dan Google, berhasil memecahkan teka-teki teknis terbesar yang selama ini membelenggu kategori ini. Namun, ada satu tembok besar yang masih belum runtuh: harga yang terjangkau.

Perjalanan ponsel lipat memang penuh liku. Jika kita mundur ke generasi pertama, seperti Samsung Galaxy Fold yang legendaris, kita diingatkan pada perangkat yang gemuk, berat, dengan layar luar mini dan engsel yang rentan terhadap kotoran. Masih ingat unit review The Verge yang hancur? Itu bukti nyata betapa rapuhnya perangkat pionir itu. Namun, di balik semua kekurangannya, janji yang dibawanya sungguh memikat: sebuah smartphone yang bisa berubah menjadi tablet dalam sekejap, alat multitasking sejati. Janji itulah yang terus memacu inovasi.

Lalu, evolusi pun berlangsung. Samsung memperkenalkan ketahanan air dan dukungan S Pen di seri Z Fold 3, lalu menghilangkan celah saat tertutup pada Z Fold 5. Persaingan semakin panas dengan kehadiran OnePlus, Google, serta berbagai pemain dari Tiongkok seperti Oppo dan Xiaomi. Setiap generasi membawa penyempurnaan desain dan perangkat lunak. Namun, tahun 2025 adalah momen ketika dua ponsel lipat spesifik tidak hanya menyempurnakan, tetapi melompati batas yang sebelumnya dianggap mustahil.

Dua Terobosan yang Mengubah Segalanya

Pertama, ada Google Pixel 10 Pro Fold. Meski bentuknya tidak banyak berubah dari pendahulunya, Google berhasil mencapainya dengan rating IP68 untuk ketahanan debu dan air. Bagi pemilik ponsel biasa, ini mungkin terdengar biasa saja. Tapi coba pikirkan: pada perangkat dengan engsel rumit yang sangat rentan terhadap serpihan kotoran, sertifikasi ini adalah sebuah kelegaan besar. Ini bukan sekadar fitur tambahan, melainkan peningkatan fundamental terhadap keandalan dan kebergunaan sehari-hari. Anda tidak perlu lagi cemas saat menggunakan ponsel lipat di dekat bak mandi atau di pantai yang berdebu.

Sementara itu, Samsung Galaxy Z Fold 7 mencapai sesuatu yang bahkan mungkin lebih impresif: menciptakan ponsel lipat yang ukuran dan bobotnya nyaris identik dengan “bata kaca” smartphone flagship biasa, namun dengan layar dalam raksasa 8 inci. Bandingkan dengan Galaxy S25 Ultra: Z Fold 7 justru sedikit lebih ringan (7,58 ons vs 7,69 ons) dan ketebalannya hampir sama (8,9mm vs 8,2mm). Pencapaian ini monumental. Salah satu keluhan terbesar pengguna foldable sebelumnya adalah bobot dan ketebalan berlebih, yang sering kali membuat saku celana melorot. Z Fold 7 membuktikan bahwa era ponsel lipat yang berat dan kikuk benar-benar telah berakhir.

Sayangnya, belum ada satu pun ponsel yang menggabungkan kedua terobosan hebat ini—ketahanan IP68 ala Pixel dan kerampingan ala Z Fold 7—dalam satu perangkat. Tapi, melihat tren yang ada, kita bisa yakin bahwa penyatuan itu hanyalah masalah waktu. Lantas, bagaimana dengan “crease” atau lipatan di tengah layar? Ya, depresi kecil itu masih ada. Tapi izinkan kami bersikap jujur: ini bukan lagi masalah besar. Marah karena adanya crease ibarat kesal pada mobil convertible yang memiliki celah panel sedikit lebih besar karena atapnya bisa dibuka. Crease hampir tak terlihat saat Anda melihat layar secara langsung, dan dalam penggunaan nyata, seberapa sering Anda menyentuh tepat di tengah layar, apalagi di layar sebesar tablet kecil?

Dengan semua kemajuan ini, pasar pun merespons positif. Penjualan Galaxy Z Fold 7 dilaporkan meningkat 50 persen dibandingkan generasi sebelumnya. Secara global, penjualan ponsel lipat mencapai rekor baru di kuartal ketiga tahun 2025. Kami sendiri mulai melihat semakin banyak ponsel lipat digunakan di tempat umum. Semua data dan pengamatan ini mengarah pada satu kesimpulan: minat terhadap ponsel lipat sangat besar dan terus tumbuh.

Tembok Terakhir: Harga yang Masih Melangit

Di sinilah paradoksnya muncul. Di satu sisi, teknologi sudah matang, kekurangan teknis utama telah teratasi, dan minat pasar melonjak. Di sisi lain, harga tetap menjadi penghalang yang hampir tak tertembus bagi kebanyakan orang. OnePlus sempat mendekati solusi pada 2023 dengan Open yang harganya sekitar $1.500 setelah diskon dan program trade-in yang sangat longgar. Namun, secara umum, tren harganya justru bergerak ke arah sebaliknya.

Harga peluncuran Galaxy Z Fold 7 adalah $2.000, atau $200 lebih mahal dari Z Fold 5 yang diluncurkan hanya dua tahun sebelumnya. Ini adalah angka yang fantastis, jauh melampaui anggaran kebanyakan konsumen. Padahal, bisa dipastikan ada jutaan orang di luar sana yang sangat tertarik dengan konsep ponsel lipat, yang terpana dengan kemampuannya, namun akhirnya mengurungkan niat karena tagihannya yang membuat kantong menjerit. Inilah satu-satunya teka-teki yang belum terpecahkan oleh para pembuat ponsel lipat: bagaimana membuatnya terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.

Persaingan sengit di segmen ini, seperti yang terlihat pada duel Samsung vs Huawei atau spekulasi mengenai arah ponsel lipat tiga Xiaomi, seharusnya bisa mendorong harga turun. Namun, hingga akhir 2025, ponsel lipat premium masih berada di strata harga yang sangat eksklusif. Ini menciptakan dilema menarik bagi calon pembeli, seperti yang dibahas dalam analisis Ponsel Lipat vs Kamera Flagship: memilih antara inovasi bentuk faktor yang revolusioner atau kamera flagship yang telah teruji, dengan anggaran yang terbatas.

Jadi, apa yang bisa kita harapkan ke depan? Teknologi ponsel lipat telah membuktikan dirinya. Ia tidak lagi menjadi prototipe yang rapuh, melainkan perangkat utama yang tangguh dan fungsional. Tantangan berikutnya sepenuhnya ada di pundak divisi bisnis dan R&D para produsen: menciptakan efisiensi produksi, merancang material yang lebih murah tanpa mengurangi daya tahan, dan pada akhirnya, membawa harga ke titik yang bisa dijangkau lebih banyak orang. Ketika itu terjadi, barulah revolusi ponsel lipat yang sesungguhnya akan dimulai. Sampai saat itu, kita hanya bisa menatap dari jauh, mengagumi karya teknik yang hebat ini, sambil berharap suatu hari nanti bisa memegangnya tanpa harus merogoh koong terlalu dalam.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI