Looki L1 Resmi Rilis di China, “Manajer Hidup AI” yang Otomatis Buat Vlog

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan sebuah perangkat yang bisa merekam momen terbaik hari Anda, lalu menyusunnya menjadi vlog yang siap dibagikan, semuanya tanpa Anda perlu menyentuh tombol apa pun. Itulah janji yang dibawa Looki L1, wearable AI terbaru yang baru saja diluncurkan secara resmi di pasar China. Dengan harga 1.499 yuan (sekitar Rp 3,3 juta), perangkat ini mengusung konsep “manajer hidup AI” yang pasif, menandai langkah konkret dalam tren perangkat keras berbasis kecerdasan buatan yang semakin panas.

Peluncuran Looki L1 di China ini terjadi di saat yang tepat. Minat terhadap perangkat keras yang mengutamakan AI sebagai fitur inti sedang melonjak, terutama setelah berbagai laporan mengenai proyek perangkat keras rahasia OpenAI yang dikabarkan sedang digarap. Meski detail tentang perangkat OpenAI masih sangat terbatas, kehadiran Looki L1 memberikan gambaran awal yang nyata tentang seperti apa wujud kategori baru wearable AI ini. Pendekatannya yang fokus pada perekaman tanpa henti dan pengorganisasian konten berbasis AI, sejalan dengan diskusi terkini tentang masa depan “pendamping AI” dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan sekadar aksesori, melungkin sebuah eksperimen awal tentang bagaimana AI bisa menjadi arsiparis pribadi kita.

Menurut Looki, L1 didesain untuk secara otomatis merekam keseharian dengan tetap mengutamakan privasi pengguna. Semua data secara default disimpan secara lokal di perangkat. Konten baru akan diunggah ke cloud setelah pengguna memberikan izin secara eksplisit. Fitur utamanya mencakup pembuatan vlog yang dihasilkan AI, pencarian pintar bertenaga AI, dan yang disebut sebagai “personal life insights” melalui Looki AI. Fitur terakhir ini bertujuan membantu pengguna memahami pola dalam rutinitas harian mereka dari waktu ke waktu. Jadi, bukan cuma merekam, tapi juga mencoba memberikan makna.

Looki L1 wearable AI camera desain ringan

Dari segi desain, Looki L1 mengutamakan kepraktisan. Perangkat ini kompak dan ringan, dengan ukuran 50,53 × 16,84 × 48,02 mm dan bobot hanya 32 gram, sehingga nyaman dipakai berjam-jam. Looki menggunakan bahan yang lembut dan ramah kulit untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kelelahan saat digunakan sepanjang hari. Perangkat ini juga memiliki sertifikasi tahan air dan debu IP67, membuatnya cukup tangguh untuk menghadapi kondisi luar ruangan sehari-hari. Tersedia dalam pilihan warna hitam, putih, dan hijau.

Untuk menangkap momen, Looki melengkapi L1 dengan kamera wide-angle yang dilengkapi lensa setara 16mm dengan aperture f/2.2 dan sudut pandang 109 derajat. Ia mendukung perekaman foto 4K dan video 1080p pada 30 frame per detik. Kamera ini dilengkapi stabilisasi gambar elektronik dan kemampuan HDR untuk menangani berbagai kondisi pencahayaan. Agar suara juga tertangkap jelas, terdapat susunan tiga mikrofon dengan reduksi noise cerdas untuk meningkatkan kejernihan suara dan menangkap audio ambient secara lebih akurat. Sebagai media umpan balik, ada speaker built-in 1W yang dipasangkan dengan sistem Smart PA untuk interaksi audio yang digerakkan AI.

Soal penyimpanan dan konektivitas, Looki L1 memiliki memori internal 32GB dan, sekali lagi, menyimpan data secara lokal sebagai default. Ia mendukung Bluetooth 5.0 dan Wi-Fi dual-band (2,4GHz dan 5GHz), serta dilengkapi giroskop enam sumbu untuk sensing gerak dan deteksi adegan. Daya tahan baterai menjadi pertimbangan penting untuk perangkat yang selalu menyala. L1 ditenagai baterai 375mAh yang diklaim terisi penuh dalam sekitar 1,5 jam. Performa baterainya bervariasi tergantung mode rekaman. Looki mengklaim hingga 9 jam penggunaan saat merekam 5 detik per menit, 11 jam untuk 9 detik setiap dua menit, dan 13 jam untuk 11 detik setiap tiga menit. Angka ini menunjukkan strategi pengambilan gambar yang intermiten untuk menghemat daya, alih-alih merekam terus-menerus.

Looki L1 wearable AI camera fitur dan spesifikasi

Lebih Dari Sekadar Kamera yang Selalu Menyala

Looki L1 pada dasarnya adalah sebuah eksperimen sosial dan teknologi. Ia mengajukan pertanyaan: sejauh mana kita rela mendelegasikan ingatan dan narasi hidup kita kepada sebuah algoritma? Konsep “manajer hidup” yang diusungnya terdengar ambisius. Ini bukan hanya tentang membuat klip video, tapi tentang mengorganisir pengalaman. Fitur “personal life insights” misalnya, berpotensi menunjukkan pola seperti jam produktif Anda, tempat yang sering dikunjungi, atau bahkan frekuensi interaksi sosial. Bisa jadi alat refleksi yang powerful, atau sebaliknya, terasa seperti pengawasan diri yang berlebihan.

Privasi, tentu saja, adalah isu terbesar di sini. Meski Looki menekankan penyimpanan lokal dan persetujuan pengguna untuk unggah cloud, keberadaan kamera dan mikrofon yang selalu aktif (meski dengan interval) di tubuh seseorang akan selalu memicu perdebatan. Bagaimana jika perangkat ini diretas? Atau bagaimana jika kebijakan privasi perusahaan berubah? Looki L1 hadir di tengah meningkatnya penggunaan teknologi AI dalam pengawasan, seperti yang terlihat pada kacamata AI yang digunakan polisi lalu lintas China untuk memeriksa kendaraan. Perbedaannya, L1 adalah pilihan personal, sebuah alat untuk mendokumentasikan hidup, bukan mengawasi orang lain.

Lalu, apakah ada pasar untuk perangkat seperti ini? Looki tampaknya menargetkan para content creator, vlogger, atau siapa pun yang ingin mendokumentasikan perjalanan atau keseharian tanpa repot mengatur kamera. Dalam ekosistem yang sama, kita melihat bagaimana AI juga menjadi nilai jual utama di perangkat lain, seperti pengalaman “healing” yang ditawarkan Galaxy AI kepada selebritas seperti Ji Chang Wook, atau integrasi AI dalam perangkat wearable lain seperti kacamata Meizu StarV Snap dengan chip Snapdragon AR1. Looki L1 mengambil niche yang lebih spesifik: dokumentasi otomatis.

Pertarungan di Lain Front: Daya Tahan vs. Kecerdasan

Sementara Looki L1 berfokus pada kecerdasan buatan untuk mengelola konten, pasar gadget secara keseluruhan masih bertarung di medan lain yang tak kalah sengit: daya tahan baterai. Konsumen menginginkan perangkat yang pintar sekaligus tahan lama. Ini terlihat dari rumor seperti Honor Power 2 yang dikabarkan membawa baterai raksasa 10.000mAh, atau klaim Huawei Mate 70 Air yang menggabungkan bodi tipis dengan baterai 6.500mAh. Looki L1, dengan baterai 375mAh dan strategi rekaman interval, adalah kompromi yang menarik. Ia mengakui bahwa untuk menjadi “always-on”, daya harus dikelola dengan cermat, bukan hanya dengan menambah kapasitas fisik.

Peluncuran Looki L1 di China mungkin adalah uji coba pasar yang penting. Jika diterima dengan baik, kita bisa melihat varian atau penerusnya merambah pasar global. Ia mewakili sebuah alternatif dalam lanskap perekaman kehidupan. Di satu sisi ada kamera profesional seperti Leica Q3 Monochrom atau SL3 Reporter yang menawarkan kualitas gambar tertinggi dengan kontrol penuh dari fotografer. Di sisi lain, ada Looki L1 yang menawarkan kemudahan dan otomatisasi total, dengan kualitas gambar yang “cukup baik” untuk media sosial. Ia bukan untuk menggantikan kamera profesional, tapi untuk mengisi celah yang selama ini mungkin tidak kita sadari: dokumentasi tanpa usaha.

Jadi, apakah Looki L1 akan menjadi awal dari revolusi wearable AI, atau hanya sekadar produk niche yang menarik perhatian sesaat? Jawabannya mungkin terletak pada seberapa baik AI-nya benar-benar memahami konteks dan menyusun cerita yang bermakna. Jika ia hanya sekadar menyambung-nyambung klip acak, maka fungsinya tak jauh berbeda dari dashcam. Namun, jika ia bisa menyoroti momen bahagia, percakapan penting, atau pencapaian kecil dalam sehari, maka ia mungkin benar-benar menjadi “manajer hidup” yang dijanjikan. Saat ini, Looki L1 telah meletakkan batu pertama. Sekarang, kita tinggal menunggu apakah konsumen siap membiarkan AI menjadi penulis harian mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI