LG TV Dipasangi Paksa Copilot, dan Aplikasi AI Microsoft ini Tak Bisa Dihapus

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan Anda membeli televisi pintar mahal, menikmati antarmuka yang bersih, lalu suatu hari tanpa pemberitahuan, sebuah ikon aplikasi asing muncul dan menolak untuk dihapus. Itulah kenyataan pahit yang kini dihadapi sejumlah pemilik TV LG. Microsoft Copilot, asisten AI yang kontroversial, secara diam-diam telah “mendarat” di beberapa model smart TV LG, dan upaya untuk mengusirnya sama sulitnya dengan menghapus noda membandel di layar OLED.

Laporan dari para pengguna di forum Reddit, yang kemudian dikonfirmasi oleh staf Engadget, mengungkapkan fenomena yang mengganggu ini. Dua model TV LG, yaitu OLED tahun 2022 dan seri UA8000 tahun 2023, tiba-tiba menunjukkan aplikasi Copilot yang terpasang. Yang lebih membuat kesal, aplikasi ini bersifat “unremovable” atau tidak dapat diuninstal. Pilihan satu-satunya? Hanya menyembunyikannya dari layar beranda, seperti menyapu debu ke bawah karpet. Menariknya, tidak semua pemilik model yang sama mengalaminya, menunjukkan bahwa mungkin ada faktor izin atau pengaturan privasi yang berperan. Namun, ketidakpastian ini justru menambah rasa frustrasi.

Langkah Microsoft ini bukanlah yang pertama kalinya. Perusahaan raksasa perangkat lunak itu memang sedang gencar-gencarnya memasarkan Copilot ke berbagai perangkat, mulai dari laptop khusus hingga integrasi di produk pihak ketiga. Ambisi mereka untuk menjadikan Copilot sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem digital terasa semakin agresif. Namun, memaksakan kehadiran sebuah aplikasi AI—yang belum tentu populer di kalangan pengguna asisten digital—ke dalam perangkat keras milik konsumen, adalah langkah yang berisiko tinggi. Apalagi, ini dilakukan tanpa transparansi dan opsi penolakan yang jelas.

LG sendiri sebenarnya telah memberi sinyal tentang rencana integrasi AI. Pada ajang CES 2025 lalu, mereka mengumumkan akan menghadirkan fitur “AI Search” yang ditenagai Copilot pada generasi TV mendatang. Namun, yang terjadi sekarang terasa seperti peluncuran diam-diam yang prematur, atau bahkan sebuah uji coba paksa di perangkat yang sudah beredar. Strategi semacam ini berpotensi merusak kepercayaan konsumen yang menghargai kendali penuh atas perangkat yang mereka beli. Setelah investasi besar untuk sebuah TV premium, kehadiran aplikasi wajib dari pihak ketiga terasa seperti iklan yang terpampang permanen di ruang keluarga Anda.

Dilema Etis dan Masa Depan Perangkat “Pintar”

Kasus Copilot di TV LG ini membuka kotak Pandora tentang masa depan kepemilikan perangkat elektronik. Di mana batas antara “pembaruan fitur” dan “pelanggaran kendali”? Ketika sebuah perusahaan dapat menambahkan software secara sepihak dan permanen, apakah perangkat tersebut masih benar-benar milik kita, atau hanya dipinjamkan dengan syarat-syarat yang bisa berubah sewaktu-waktu? Ini adalah pertanyaan filosofis yang mendesak untuk dijawab di era komputasi awan dan AI.

Microsoft, di sisi lain, mungkin melihat ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan penetrasi pasar Copilot. Dengan menduduki posisi di layar utama perangkat populer seperti TV LG, mereka mengekspos jutaan pengguna pada asisten AI-nya. Namun, strategi “masuk paksa” ini bisa menjadi bumerang. Pengguna yang merasa dipaksa mungkin justru akan membangun resistensi yang lebih besar, sebuah pelajaran yang seharusnya sudah dipetik dari era bloatware di komputer dan smartphone. Apalagi, reputasi Microsoft dalam hal privasi dan keamanan selalu diawasi ketat, terutama setelah keputusan-keputusan kontroversial seperti menghentikan dukungan VPN di Defender.

Bagi LG, insiden ini adalah ujian bagi hubungan mereka dengan konsumen. Sebagai pembuat perangkat keras, sejauh mana mereka harus mengizinkan partner software seperti Microsoft untuk mengakses dan memodifikasi sistem? Kolaborasi dalam pengembangan fitur baru adalah hal yang wajar, seperti yang terlihat pada uji coba teknologi di lingkungan ekstrem seperti Formula 1. Namun, kolaborasi harusnya membawa nilai tambah yang jelas dan disampaikan dengan jujur, bukan diselundupkan dalam pembaruan diam-diam yang membatasi kebebasan pengguna.

Apa yang Bisa Dilakukan Pengguna?

Saat ini, opsi bagi pengguna yang terkena dampak sangat terbatas. Menyembunyikan aplikasi dari home screen adalah solusi sementara yang tidak menyelesaikan akar masalah: yaitu aplikasi yang masih menempati ruang penyimpanan dan berpotensi mengakses data. Pengguna dapat menelusuri pengaturan privasi TV LG mereka untuk melihat apakah ada opsi untuk menonaktifkan fitur atau layanan yang terkait dengan AI atau pengumpulan data. Memberikan umpan balik langsung kepada LG dan Microsoft melalui saluran resmi juga penting untuk menyuarakan ketidakpuasan.

Pada akhirnya, insiden ini adalah pengingat bagi semua konsumen teknologi. Sebelum membeli perangkat “pintar” apa pun, ada baiknya kita mempertanyakan seberapa “pintar” kita akan diperlakukan oleh pembuatnya. Bacalah kebijakan privasi, pahami ekosistem yang akan Anda masuki, dan bersiaplah untuk kemungkinan bahwa perangkat Anda hari ini mungkin berbeda dengan perangkat Anda besok—tanpa persetujuan Anda. Dalam perlombaan memasukkan AI ke segala tempat, jangan sampai hak dasar kita sebagai pemilik produk justru menjadi korban pertama.

Kehadiran paksa Microsoft Copilot di TV LG bukan sekadar bug atau kesalahan teknis. Ini adalah pernyataan tentang arah industri teknologi, di mana garis antara layanan tambahan dan kewajiban yang dipaksakan semakin kabur. Sebagai konsumen, kita harus tetap kritis dan menuntut transparansi. Karena jika hari ini kita diam saat sebuah aplikasi AI tak bisa dihapus, besok bisa jadi kebebasan digital kita yang berikutnya lenyap tanpa bisa dikembalikan.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI