Telset.id – Bagi generasi yang tumbuh dengan memori layar tancap atau kaset VHS yang usang, ada sebuah keajaiban yang akan terulang. Lucasfilm secara resmi mengonfirmasi bahwa film Star Wars edisi asli tahun 1977, yang kita kenal sekarang sebagai A New Hope akan kembali diputar di bioskop pada 19 Februari 2027. Ini bukan pemutaran ulang biasa, melainkan sebuah perayaan sekaligus koreksi sejarah: versi yang akan ditayangkan adalah cut yang dilihat penonton sebelum George Lucas melakukan berbagai perubahan kontroversial pada Special Edition 1997. Bagi kalangan fans yang selama puluhan tahun berdebat bahwa “Han menembak duluan”, ini adalah kemenangan budaya pop yang telah lama dinanti.
Pengumuman yang diposting di situs web resmi Star Wars ini menyebutnya sebagai “versi restorasi baru dari rilis teatrikal klasik Star Wars (1977)”. Gizmodo melaporkan bahwa mereka mendapatkan konfirmasi lebih lanjut: ini memang akan menjadi versi OG (Original). Restorasi ini hadir dalam rangka memperingati 50 tahun waralaba yang mengubah wajah film fantasi dan industri hiburan global. Sebuah keputusan yang bisa dilihat sebagai penghormatan pada warisan, pengakuan atas kesetiaan fans, dan mungkin juga, permintaan maaf halus atas revisi-revisi yang dulu dianggap “memperbaiki” namun justru mengikis keaslian cerita.
Sebuah Potongan Sejarah yang Dikembalikan: Dari Greedo hingga CGI Uji Coba
Bagi yang tidak terlalu mengikuti kontroversi di balik layar, perubahan pada Special Edition 1997 bukanlah hal sepele. George Lucas, dengan akses ke teknologi CGI yang sedang berkembang, menggunakan film klasiknya sebagai tempat uji coba sebelum masuk ke Trilogi Prequel. Dia menambahkan efek digital yang kini terlihat kuno, memasukkan adegan CG Jabba the Hutt yang sebelumnya dipotong, dan—yang paling memicu kemarahan—mengubah adegan kantin Mos Eisley sehingga Greedo-lah yang menembak lebih dulu kepada Han Solo, bukan sebaliknya.
Perubahan itu mungkin tampak kecil bagi penonton kasual, tetapi bagi banyak fans, itu adalah pengkhianatan terhadap karakter Han Solo. Dalam versi asli, Han adalah seorang penyelundup yang licik dan pragmatis; dia menembak Greedo lebih dulu sebagai tindakan survival insting. Itu adalah bagian penting dari perjalanan karakternya dari seorang egois menjadi pahlawan yang rela berkorban. Dengan membuat Greedo menembak duluan, Lucas seolah memoles “kekasaran” Han, mengurangi kompleksitas moralnya, dan mengubahnya menjadi sosok yang bertindak lebih karena membela diri daripada inisiatif cerdas. Pemutaran ulang versi 1977 adalah pengembalian hak atas momen ikonik itu.
Restorasi sebagai Bentuk Pelestarian: Mengapa Ini Penting?
Keputusan Disney dan Lucasfilm ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar nostalgia. Ini adalah tentang pelestarian warisan sinematik. Selama beberapa dekade, versi asli 1977 dari Star Wars justru menjadi barang langka. Ia tersembunyi di rilisan laserDisc tua atau bootleg fan-made, sementara versi yang beredar di platform digital dan fisik adalah edisi yang sudah direvisi. Dengan merestorasi dan menayangkannya kembali di bioskop, studio pada dasarnya sedang mengangkat status versi asli tersebut sebagai teks budaya yang sah dan penting.
Ini juga menjadi preseden menarik. Di era di dimana sutradara seringkali terus-menerus “memperbaiki” karya lama mereka dengan efek digital baru (proses yang dijuluki ‘George Lucas-ing’), langkah untuk mengembalikan original cut ke khalayak utama adalah pengakuan bahwa sebuah film juga adalah produk zamannya, dan keasliannya memiliki nilai sejarah yang tak tergantikan. Keberhasilan pemutaran ulang ini bisa mendorong studio lain untuk merestorasi dan merilis versi asli dari film-film klasik mereka.
Masa Depan Warisan: Harapan untuk Return of the Jedi dan Seterusnya
Pengumuman ini tentu membangkitkan harapan untuk film lain dalam trilogi original. Penulis di artikel sumber dengan tepat menyoroti perubahan yang bahkan lebih “mengganggu” pada Return of the Jedi, seperti tambahan nomor musik canggung di istana Jabba dan—yang paling disesali—teriakan “Tidaaaak…!” Darth Vader yang berlebihan di versi Blu-ray 2011. Jika skema perayaan 50 tahun ini diteruskan, maka The Empire Strikes Back akan menyusul pada 2030, dan Return of the Jedi pada 2033.
Pemutaran ulang Star Wars 1977 pada 2027 nanti akan menjadi lebih dari sekadar tontonan. Ia akan menjadi peristiwa budaya, sebuah perjalanan kolektif bagi para fans lama untuk bernostalgia, dan bagi generasi baru untuk menyaksikan legenda tepat seperti saat ia pertama kali memukau dunia: dengan efek praktik yang mengagumkan, musik John Williams yang perkasa, dan Han Solo yang tanpa ragu menembak lebih dulu. Ini adalah pengingat bahwa terkadang, dalam usaha mengejar kesempurnaan teknis, kita justru kehilangan jiwa asli yang membuat sebuah karya abadi. Dan sekarang, setelah hampir 50 tahun, jiwa itu akhirnya diberi kesempatan untuk bersinar kembali di tempat yang paling pantas: layar lebar bioskop.

