Telset.id – Ada sebuah keajaiban tertentu ketika karya animasi yang sudah puluhan tahun usianya dibangkitkan kembali, bukan hanya untuk layar kecil di rumah, tetapi untuk ruang gelap bioskop dengan layar yang membentang luas. Setelah kesuksesan penayangan Princess Mononoke dalam format IMAX tahun ini, penggemar film animasi legendaris Studio Ghibli kini boleh bersiap untuk petualangan visual yang lebih epik. IMAX dan distributor animasi GKids baru saja mengumumkan bahwa lebih banyak restorasi 4K dari film-film ikonik Studio Ghibli akan hadir di bioskop-bioskop terbesar pada tahun 2026 mendatang. Ini bukan sekadar pemutaran ulang; ini adalah sebuah re-imajinasi dan penghormatan terhadap detail artistik yang mungkin terlewat saat kita pertama kali menontonnya di televisi atau layar laptop.
Kabarnya, proses restorasi ini diawasi langsung oleh Atsushi Okui, seorang veteran Studio Ghibli yang telah berkarya di studio sejak 1993 dan bertanggung jawab sebagai Director of Digital Imaging untuk film terbaru mereka, The Boy and the Heron. Keterlibatannya menjadi jaminan kualitas bahwa transformasi ke format 4K dan IMAX ini tidak akan mengorbankan jiwa artistik asli dari setiap film. Ini tentang menyempurnakan, bukan mengubah. Setiap goresan kuas digital, setiap gradasi warna langit di latar belakang, dan setiap tekstur yang digambar dengan tangan akan mendapat kesempatan kedua untuk bersinar dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Warisan yang Dihidupkan Kembali: Dari Totoro Hingga Chihiro
Studio Ghibli bukanlah nama asing untuk pemutaran ulang teater. Beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan kembalinya My Neighbor Totoro dan Spirited Away ke layar lebar, membangkitkan nostalgia sekaligus memperkenalkan mahakarya ini kepada generasi baru. Namun, kolaborasi dengan IMAX membawa skala yang sama sekali berbeda. Bayangkan saja: menyaksikan perjalanan Chihiro melalui dunia roh di Spirited Away, dengan latar belakang pemandangan fantastis yang memenuhi seluruh bidang pandang Anda. Atau merasakan kedahsyatan bentangan alam dan konflik dalam Princess Mononoke yang sudah lebih dulu merasakan sentuhan IMAX. Pengalaman imersif semacam ini mengubah cara kita menikmati cerita, dari sekadar “menonton” menjadi “tertelan” ke dalam dunia yang diciptakan Hayao Miyazaki dan timnya.
Kolaborasi antara GKids dan IMAX sendiri telah berjalan sejak 2021, menunjukkan sebuah komitmen jangka panjang untuk menghadirkan animasi berkualitas tinggi dalam format premium. Untuk pasar Amerika Utara, GKids menjadi gerbang utama distribusi film-film Ghibli, dan kemitraan ini tampaknya akan terus melahirkan kejutan-kejutan bagi para penggemar.
Teka-teki Selanjutnya: Film Ghibli Mana yang Akan Menyusul?
Pengumuman ini sengaja dibuat menggantung. GKids belum menyebutkan berapa banyak film yang akan dirilis pada 2026, atau judul spesifik apa yang akan mengikuti kesuksesan Princess Mononoke. Namun, spekulasi tentu saja menjadi bagian dari keseruan. Jika menilik peringatan penting, tahun 2026 menandai ulang tahun ke-40 dari film debut Studio Ghibli, Castle in the Sky (Laputa: Castle in the Sky). Sebuah restorasi 4K IMAX untuk film yang menjadi fondasi dunia Ghibli ini akan menjadi penghormatan yang sangat simbolis dan tepat waktu.
Di sisi lain, film-film yang lebih baru seperti The Wind Rises (2013) atau When Marnie Was There (2014) juga merupakan kandidat kuat. Film-film ini diproduksi dengan teknik yang sudah lebih modern, sehingga proses peningkatan resolusi ke 4K mungkin bisa menghasilkan detail yang bahkan lebih menakjubkan. Apapun pilihannya, satu hal yang pasti: setiap judul Ghibli membawa dunianya sendiri yang layak untuk dijelajahi ulang dalam skala yang monumental.
Makna di Balik Layar: Melestarikan Seni Animasi untuk Masa Depan
Inisiatif ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar usaha komersial. Dengan merestorasi dan menayangkan ulang film-film ini di format terbaik, IMAX dan GKids bersama-sama Studio Ghibli sedang mengarsipkan dan memamerkan warisan budaya pop global. Mereka memastikan bahwa karya seni ini tidak hanya dikenang sebagai memori masa kecil yang kabur, tetapi dihadirkan sebagai pengalaman sinematik yang segar dan relevan untuk standar penonton masa kini.
Bagi para penggemar di Indonesia, kabar ini tentu membangkitkan harapan. Meski pengumuman resmi untuk rilis di luar Amerika Utara belum ada, tren global biasanya akan diikuti oleh distributor lokal. Jika nanti benar tiba, ini adalah kesempatan emas untuk mengalami keajaiban Ghibli bukan sebagai penonton, tetapi sebagai bagian dari dunia yang mereka ciptakan—duduk di bioskop, dengan suara surround yang mengelilingi, dan setiap frame yang terpampang besar penuh dengan kehidupan. Saatnya mempersiapkan diri untuk kembali terbang dengan Castle in the Sky, berlari bersama Totoro, atau berlayar dengan Ponyo. Dunia Ghibli menunggu untuk dilihat dengan mata yang baru.

