Mola TV Tutup 31 Desember 2025, Akhir Perjalanan Platform Streaming Djarum

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Dunia streaming Indonesia kembali kehilangan satu pemain. Mola TV, platform yang dikenal sebagai rumah bagi UFC dan sejumlah konten olahraga premium, secara resmi mengumumkan akan menutup layanannya di semua platform pada 31 Desember 2025. Pengumuman yang tiba-tiba ini langsung mengguncang jagat digital, menandai akhir dari sebuah babak dalam industri hiburan digital Tanah Air.

Pemberitahuan resmi itu terpampang jelas di halaman utama situs web resmi Mola, mola.tv. “Terima kasih sebesar-besarnya atas kepercayaan dan dukungan Anda, mohon maaf bila ada layanan yang kurang berkenan,” demikian bunyi pesan perpisahan yang singkat namun penuh makna. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, tidak ada alasan spesifik, hanya sebuah kepastian bahwa layanan akan berhenti total di penghujung tahun depan. Keputusan ini seolah mengonfirmasi berbagai screenshot dan bocoran yang telah lebih dulu beredar di media sosial beberapa waktu lalu, yang menunjukkan surat pemberitahuan serupa yang dikirim kepada pelanggan.

Bagi banyak penggemar, khususnya pencinta olahraga, ini adalah kabar yang mengejutkan. Mola TV, yang berada di bawah naungan konglomerat Grup Djarum sejak 2019, sempat menjadi tujuan utama untuk menonton pertandingan Liga Inggris, sebelum hak siarnya beralih. Platform ini kemudian berhasil mengukuhkan diri sebagai destinasi eksklusif untuk ajang bertarung UFC di Indonesia. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa sebuah platform dengan backing sekuat Djarum memutuskan untuk angkat kaki? Meski belum ada pernyataan resmi yang mendalam, penutupan ini membuka ruang analisis terhadap dinamika bisnis streaming yang semakin kompetitif dan berbiaya tinggi.

Dari Kejayaan Liga Inggris hingga Fokus UFC

Perjalanan Mola TV di Indonesia bisa dibilang berliku. Awalnya, platform ini melesat dengan mendatangkan konten olahraga top seperti Liga Inggris. Banyak pengguna yang masih ingat bagaimana mereka harus berlangganan Mola TV untuk tidak ketinggalan aksi para bintang Premier League. Bahkan, kolaborasi dengan penyedia layanan seperti Indihome juga pernah dilakukan untuk memperluas jangkauan, seperti yang dijelaskan dalam panduan nonton Liga Inggris Mola TV di Indihome. Namun, dunia siaran olahraga adalah medan perang dengan harga mahal. Kehilangan hak siar liga-liga besar menjadi pukulan telak yang mengubah peta strategi bisnis mereka.

Fokus kemudian beralih ke UFC. Keputusan ini cukup brilian mengingat popularitas mixed martial arts yang terus meroket secara global. Mola TV menjadi satu-satunya tempat resmi untuk menyaksikan setiap pertarungan, dari kartu utama hingga preliminari. Mereka tidak hanya menyiarkan, tetapi juga membangun komunitas penggemar. Sayangnya, nampaknya biaya operasional dan lisensi konten eksklusif semacam itu ternyata tidak mudah untuk diimbangi oleh pendapatan dari basis pelanggan. Industri streaming, seperti kita tahu, adalah bisnis yang haus modal. Butuh investasi terus-menerus untuk konten, teknologi, dan pemasaran, sementara persaingan dengan raksasa global seperti Netflix, Disney+, dan layanan olahraga spesifik lainnya semakin sengit.

Nasib Data Pengguna dan Masa Depan Streaming Lokal

Di balik kabar penutupan, ada satu hal krusial yang menjadi perhatian: data pribadi pengguna. Dalam surat pemberitahuan yang beredar, Mola menyatakan bahwa data pribadi pelanggan tidak akan lagi digunakan untuk tujuan operasional setelah tanggal penghentian layanan. Lebih lanjut, mereka menjanjikan bahwa data-data tersebut akan dihapus atau dianonimisasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Ini adalah langkah yang penting dan patut diapresiasi di era dimana kesadaran akan privasi digital semakin tinggi.

Bagi pengguna yang ingin lebih proaktif, Mola menyediakan opsi untuk meminta penghapusan data lebih awal dengan mengirimkan permohonan via email ke support@mola.tv. Transparansi mengenai proses ini setidaknya memberikan sedikit kepastian di tengah ketidakpastian penutupan layanan. Pertanyaannya, apakah ini menjadi standar baru bagi platform digital lokal yang memutuskan berhenti beroperasi? Keputusan Mola dalam menangani data pengguna bisa jadi menjadi preseden bagi industri.

Lalu, ke mana larinya penggemar UFC dan konten eksklusif Mola lainnya? Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pemain streaming lain di Indonesia. Apakah ada yang akan mengangkat estafet hak siar UFC? Ataukah ini menandai berkurangnya minat penyedia layanan terhadap konten olahraga berlisensi mahal? Yang pasti, penutupan Mola TV meninggalkan ruang kosong di pasar. Ini juga menjadi refleksi pahit: jika sebuah platform dengan pemilik sekaliber Djarum saja kesulitan bertahan, bagaimana dengan pemain lokal lainnya? Persaingan yang tidak sehat dengan konten bajakan juga sering disebut sebagai salah satu kanker yang menggerogoti bisnis streaming legal, sebuah topik yang masih hangat diperbincangkan di kalangan asosiasi.

Sebelum tutup pada akhir 2025, Mola TV masih memiliki waktu hampir setahun. Apakah akan ada “sale” atau penawaran spesial perpisahan? Ataukah mereka akan secara bertahap mengurangi konten baru? Itu semua masih menjadi tanda tanya. Yang jelas, pengumuman ini adalah pengingat bahwa di balik kemudahan menonton on-demand, ada pertarungan bisnis brutal yang terjadi. Bagi Anda pengguna setia, inilah saatnya untuk mulai mencari alternatif dan mungkin, menyimpan kenangan atas momen-momen pertandingan seru yang pernah Anda saksikan di platform tersebut. Era Mola TV hampir berakhir, meninggalkan pelajaran berharga tentang sustainability bisnis digital di Indonesia.

Sebagai penutup, mari kita ingat kembali bagaimana Mola TV pernah menjadi bagian dari momen-momen olahraga penting, seperti saat mereka menyiarkan Piala Eropa 2021. Itu adalah salah satu masa kejayaan mereka, dimana platform streaming lokal bisa menjadi pusat perhatian bagi jutaan penonton. Kini, dengan tutupnya Mola, kita kembali dihadapkan pada pertanyaan besar: akankah ada pemain lokal lain yang mampu bangkit dan bertahan, ataukah pasar akan sepenuhnya dikuasai oleh raksasa global? Hanya waktu yang akan menjawab.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI