Revolusi Kesehatan Digital China: AI Dokter dan Robot Pijat di Wuzhen

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan mendapatkan konsultasi medis instan hanya dengan mengetuk smartphone dan berbicara dengan asisten AI yang terlatih dengan keahlian dokter terbaik di China. Ini bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan realitas yang dipamerkan dalam Konferensi Internet Dunia di Wuzhen. Inilah wajah baru layanan kesehatan digital China, di mana kecerdasan buatan (AI) tidak hanya menjadi asisten, tetapi mulai mengubah akses masyarakat terhadap layanan medis berkualitas.

Distribusi sumber daya medis yang tidak merata telah lama menjadi tantangan di China. Keinginan untuk berkonsultasi dengan spesialis di rumah sakit besar seringkali terbentur jarak dan biaya. Han Xinyi, CEO Ant Group, dengan gamblang mengungkapkan dilema ini di subforum kesehatan digital Wuzhen. “Kami tahu masalah kecil dapat ditangani di klinik lokal, tetapi keinginan untuk berkonsultasi dengan spesialis di rumah sakit besar tetap ada,” ujarnya. Pernyataan ini menjadi landasan filosofi di balik peluncuran aplikasi AQ yang didukung AI pada Juni 2025—sebuah terobosan yang dirancang untuk membuat layanan medis berkualitas dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang.

Apa yang membuat AQ begitu istimewa? Aplikasi ini tidak dibangun dari nol oleh programmer, melainkan dilatih menggunakan keahlian klinis kolektif dari dokter-dokter terkemuka China. Bayangkan memiliki akses ke pengetahuan puluhan spesialis terbaik di genggaman Anda. Selain menyediakan layanan konsultasi dengan bantuan AI dan analisis laporan tes, aplikasi ini juga berfungsi sebagai asisten cerdas bagi dokter manusia. Ini adalah simbiosis sempurna antara kecerdasan manusia dan mesin.

Robot Pijat AI: Presisi yang Mengubah Terapi Tradisional

Sementara AQ berfokus pada konsultasi daring, panggung Wuzhen juga diramaikan oleh “bintang” lain yang tak kalah revolusioner: robot pijat bertenaga AI. Dikembangkan oleh EaseFuture, robot ini mampu mendefinisikan ulang terapi tatap muka dengan presisi yang sulit ditandingi terapis manusia. Bayangkan sebuah mesin yang dapat mengidentifikasi 74 titik akupunktur di punggung Anda hanya dalam tiga detik—sesuatu yang membutuhkan tahunan pelatihan bagi terapis manusia.

Zhiyong Yu, pendiri dan CEO EaseFuture, dengan bangga memaparkan pencapaian robotnya. Teknologi ini sudah beroperasi di pusat perawatan lansia dan hotel kebugaran di 76 persen daerah setingkat provinsi di China, dengan catatan lebih dari 350.000 sesi pijat yang diberikan. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata adopsi teknologi dalam skala masif. Namun, Yu mengakui bahwa biaya produksi yang tinggi masih menjadi hambatan utama untuk penerapan yang lebih luas. “Dibutuhkan waktu sebelum robot-robot ini menjadi perangkat rumah tangga yang umum,” ujarnya, sambil menyampaikan optimisme bahwa dengan matangnya rantai produk dan pasokan, robot pijat AI akan menemukan jalan masuk ke lebih banyak skenario sehari-hari.

Perkembangan ini sejalan dengan tren regulasi teknologi di China, termasuk kebijakan sertifikasi wajib untuk influencer yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatur ekosistem digital secara komprehensif.

Masa Depan Tidur Cerdas dan Dokter AI di Setiap Desa

Revolusi kesehatan digital China tidak berhenti di konsultasi dan pijat. Para ilmuwan dan pengusaha mulai menjelajahi bidang yang sering diabaikan: tidur. Lu Lin, akademisi dari Chinese Academy of Sciences dan direktur pusat medis nasional untuk gangguan mental, membayangkan masa depan di mana tempat tidur dan bantal bertenaga AI dapat memantau istirahat seseorang, memutar musik menenangkan, bahkan berubah menjadi robot yang melakukan kompresi dada dan memanggil dokter dalam kasus henti jantung mendadak.

Visi Lu Lin tidak sekadar mimpi. Beberapa perusahaan sudah mulai mengarahkan upaya penelitian mereka pada tidur yang dibantu AI. Yang lebih menarik, dia mengungkapkan harapannya bahwa di masa depan, setiap desa dan komunitas akan memiliki akses ke “dokter AI” yang mampu menangani masalah kesehatan masyarakat yang umum. Namun, dia dengan tegas menekankan bahwa AI tidak dapat menggantikan dokter dalam jangka pendek dan hanya dapat berfungsi sebagai asisten bagi dokter manusia.

Pernyataan ini mengingatkan kita pada bocoran AirPods Pro 3 yang dikabarkan akan memiliki fitur monitor detak jantung, menunjukkan bagaimana teknologi konsumen dan kesehatan semakin terintegrasi. Bahkan perangkat seperti Realme GT 8 Pro dengan spesifikasi gahar bisa menjadi platform pendukung untuk aplikasi kesehatan semacam ini di masa depan.

Tantangan tentu ada. Selain biaya tinggi yang diakui Yu, isu keamanan AI dalam konteks kesehatan juga perlu diperhatikan, terutama mengingat temuan Anthropic tentang kerentanan poisoning AI yang lebih mudah dari dugaan. Namun, optimisme tetap tinggi. Pemerintah China telah meluncurkan serangkaian inisiatif untuk meningkatkan kapasitas institusi kesehatan tingkat primer, dan upaya ini kini diperkuat oleh kemajuan pesat China dalam bidang AI serta kebijakan-kebijakan baru untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam sistem kesehatan.

Revolusi kesehatan digital China mengajarkan kita satu hal: teknologi terbaik adalah yang mampu menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat. Dari konsultasi AI yang demokratis hingga robot pijat yang presisi, inovasi-inovasi ini bukan sekadar showcase teknologi, melainkan solusi nyata untuk masalah nyata. Dan yang terpenting, mereka dirancang untuk benar-benar membuat manfaat teknologi dapat diakses oleh semua orang—bukan hanya mereka yang tinggal di kota-kota besar.

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI