Telset.id – Bayangkan Anda sedang berkendara, lalu bertanya pada asisten suara mobil tentang cara mengaktifkan fitur cruise control yang belum pernah Anda gunakan. Alih-alih memberikan instruksi manual yang kaku, asisten tersebut justru mengobrol layaknya teman yang paham betul seluk-beluk kendaraan Anda. Itulah yang akan dihadirkan BMW berkat kolaborasi terbarunya dengan Amazon.
Raksasa otomotif Jerman ini resmi menjadi produsen mobil pertama yang mengintegrasikan Alexa+, generasi terbaru asisten virtual Amazon, ke dalam ekosistem kendaraannya. Langkah ini bukan sekadar upgrade biasa, melainkan lompatan signifikan dalam interaksi manusia-mobil. Bagaimana tidak, Alexa+ diklaim mampu mengakses lebih dari 70 model bahasa besar (LLM), menciptakan pengalaman berkendara yang lebih natural dan kontekstual.
Bagi penggemar teknologi otomotif, ini adalah kabar gembira. BMW yang sebelumnya sudah menggunakan Alexa Custom Assistant sebagai fondasi BMW Intelligent Personal Assistant (IPA) kini semakin memperdalam komitmennya pada ekosistem Amazon. Bahkan fitur connected car mereka pun ditopang oleh Amazon Web Services (AWS). Lantas, apa sebenarnya yang membuat Alexa+ begitu istimewa hingga BMW begitu antusias?

Revolusi Interaksi Suara di Dalam Mobil
Yang membedakan Alexa+ dari pendahulunya adalah kemampuan agentik yang lebih komprehensif. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, asisten ini tidak hanya menjalankan perintah sederhana seperti “putar musik” atau “atur suhu AC”, tetapi mampu menangani instruksi kompleks dengan pemahaman konteks yang lebih mendalam. Misalnya, Anda bisa mengatakan “Saya lapar dan ingin makan makanan Italia yang tidak terlalu jauh dari rute saat ini, lalu reservasi meja untuk dua orang”. Alexa+ akan memahami seluruh permintaan tersebut sekaligus dan memberikan solusi terpadu.
Keunggulan lain yang patut diperhitungkan adalah continuity experience. Percakapan yang sudah Anda mulai dengan perangkat Alexa di rumah bisa dilanjutkan di dalam mobil. Bayangkan Anda sedang mencari resep memasak via Echo Show di dapur, lalu saat berkendara menuju supermarket, Anda bisa bertanya “Alexa, ingredient apa lagi yang perlu dibeli untuk resep tadi?” tanpa perlu mengulang penjelasan dari awal.
Fitur ini mengingatkan kita pada perkembangan pesat kacamata AI Meizu StarV Snap yang juga mengusung konsep AI yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Bedanya, BMW membawa teknologi ini ke ruang yang lebih personal: interior mobil.
Baca Juga:
Manual Kendaraan yang “Hidup” dan Responsif
Salah satu demo paling impresif dari kolaborasi BMW-Amazon ini diperlihatkan di CES 2024. Kedua perusahaan memperkenalkan fitur dimana Alexa mampu “menyerap” seluruh konten manual kendaraan. Artinya, Anda bisa bertanya apapun tentang mobil BMW Anda secara real-time tanpa harus membuka buku panduan yang tebal.
“Bagaimana cara mengatur posisi jok memori untuk istri saya?” atau “Apa arti indikator lampu peringatan yang berwarna kuning di dashboard?” menjadi pertanyaan yang bisa dijawab dengan akurat oleh asisten ini. Kemampuan ini sangat valuable mengingat kompleksitas fitur pada mobil modern yang semakin meningkat.
Inovasi semacam ini sejalan dengan tren AI cerdas yang juga diusung Motorola Edge 70, meski tentu dengan implementasi dan skala yang berbeda. Yang menarik, BMW tidak setengah-setengah dalam mengadopsi teknologi Amazon. Dari asisten suara hingga infrastruktur cloud, mereka sepenuhnya mempercayakan ekosistem digital kendaraan mereka pada raksasa teknologi asal Seattle tersebut.
Masa Depan Mobilitas yang Lebih Personal
Integrasi Alexa+ dalam kendaraan BMW menandai babak baru dalam evolusi mobil connected. Ini bukan sekadar tentang menambahkan fitur suara yang lebih pintar, melainkan menciptakan pengalaman berkendara yang benar-benar personal dan kontekstual. Mobil tidak lagi hanya sebagai alat transportasi, tetapi menjadi partner perjalanan yang memahami kebutuhan dan preferensi penggunanya.
Yang patut dipertanyakan adalah: seberapa jauh kita bisa mempercayai AI dalam mengambil keputusan selama berkendara? Meskipun Alexa+ memiliki kemampuan agentik yang advanced, batasan-batasannya masih perlu didefinisikan dengan jelas. Keamanan dan privasi data juga menjadi concern utama mengingat betapa personalnya informasi yang akan ditangani oleh sistem ini.
Perkembangan ini juga mengingatkan kita pada persaingan sengit di dunia otomotif elektrik, dimana startup mobil listrik China terus berinovasi untuk menyaingi Tesla. Sementara Tesla mengandalkan ekosistem proprietary-nya, BMW memilih bermain dengan partner teknologi established seperti Amazon.
Lalu kapan kita bisa menikmati teknologi canggih ini? BMW mengkonfirmasi bahwa Alexa Custom Assistant generasi terbaru ini akan datang ke model-model BMW terpilih “segera”, meski belum ada kepastian tanggal pasti atau model mana saja yang akan mendapatkannya. Yang jelas, ini adalah langkah strategis BMW dalam mempertahankan posisinya sebagai pelopor inovasi di industri otomotif premium.
Bagi konsumen, kehadiran Alexa+ di mobil BMW bisa menjadi pertimbangan penting dalam memilih kendaraan. Sama seperti ketika memilih realme 15T 5G dengan baterai 7000mAh-nya yang menawarkan value proposition jelas, integrasi Alexa+ memberikan nilai tambah yang konkret dalam pengalaman berkendara sehari-hari.
Revolusi mobil connected sedang berlangsung di depan mata kita. Dan dengan langkah BMW kali ini, masa depan dimana mobil tidak hanya membawa kita dari titik A ke B, tetapi juga menjadi companion perjalanan yang cerdas dan memahami, semakin dekat menjadi kenyataan.

