Telset.id – Artificial Intelligence (AI) bukan lagi sekadar wacana futuristik. Dalam diskusi panel di ajang Selular Award 2025 bertema “Capitalizing On The AI Revolution”, para pelaku industri telekomunikasi dan teknologi mengungkap bagaimana AI telah mengubah lanskap bisnis mereka secara fundamental. Dari efisiensi operasional hingga transformasi layanan pelanggan, revolusi AI ternyata sudah berjalan lebih cepat dari yang kita duga.
Acara yang dimoderatori oleh Uday Rayana, CEO sekaligus Editor in Chief Selular Media Network, menghadirkan deretan pakar seperti Feby Sallyanto (XLSmart for Business), Ronni Nurmal (Ericsson Indonesia), Trihan Marsudi (Telkomsel), LIOLIO (Lion Parcel), dan Aqsath R Naradhipa (NoLimit Indonesia). Mereka sepakat: AI bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk bertahan di era digital.
AI sebagai Game Changer Industri
Ronni Nurmal dari Ericsson Indonesia menegaskan, AI telah menjadi tulang punggung transformasi di perusahaannya. “Kami memanfaatkan AI baik untuk operasional maupun bisnis. Lonjakan penggunaan teknologi ini belakangan ini benar-benar terasa,” ujarnya. Pernyataan ini sejalan dengan tren global di mana Agentic AI mulai mengubah paradigma industri.
Feby Sallyanto dari XLSmart for Business membeberkan enam dampak nyata adopsi AI:
- Efisiensi tim penjualan meningkat 40%
- Strategi marketing lebih terukur berbasis data
- Produktivitas karyawan meroket
- Penguatan produk enterprise fiber
- Keputusan jaringan berbasis AI
- Optimalisasi SDM
“Tanpa AI, mustahil mencapai skala bisnis kami sekarang,” tegas Feby.
Baca Juga:
Dari Jaringan hingga Layanan Pelanggan
Trihan Marsudi dari Telkomsel memberikan contoh konkret: “Dengan 150 juta pelanggan, pemantauan manual sudah tidak feasible. AI membantu kami mendeteksi gangguan jaringan 80% lebih cepat dan melakukan perbaikan proaktif.” Ini membuktikan bahwa pemanfaatan AI di infrastruktur kritis memang membawa perubahan signifikan.
Aju Widya Sari, Direktur Kecerdasan Artifisial Kominfo, menambahkan bahwa revolusi AI akan menyentuh berbagai sektor:
- Kesehatan: Diagnosa berbasis AI, pengembangan obat, telemedicine personalisasi
- Pertanian: Prediksi cuaca, otomatisasi irigasi, optimasi panen
“Pertanyaannya bukan lagi ‘apakah akan pakai AI’, tapi ‘seberapa maksimal kita bisa memanfaatkannya’,” tegas Aju. Namun ia juga mengingatkan pentingnya regulasi untuk mencegah penyalahgunaan data seperti yang dilakukan Meta di Eropa.
Diskusi ini menggarisbawahi satu hal: revolusi AI sudah di depan mata. Perusahaan yang gagal beradaptasi akan tertinggal. Tapi seperti pisau bermata dua, teknologi ini perlu dikelola dengan bijak agar manfaatnya benar-benar dirasakan seluruh lapisan masyarakat.